Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Mahasiswa Indonesia Terima Penghargaan Nobel Kedokteran Atas Penemuan Obat Diabetes

Rabu, 15 Februari 2023 21:35 WIB

Keliru, Mahasiswa Indonesia Terima Penghargaan Nobel Kedokteran Atas Penemuan Obat Diabetes

Sebuah foto beredar di media sosial dengan narasi mahasiswa Indonesia mendapat penghargaan Nobel Kedokteran setelah menemukan obat diabetes.

Dalam foto tersebut, tampak seorang anak muda sedang diwawancara sejumlah jurnalis dan disertai logo media CNN.

"Mahasiswa jenius asal Indonesia ini menerima penghargaan kedokteran nasional tertinggi atas penemuan obat untuk mengobati diabetes," tulis akun yang mengunggah foto tersebut di Facebook pada 9 Februari 2023.

Hingga artikel ini dimuat, foto tersebut telah mendapat lebih dari 3.100 komentar dan dibagikan lebih dari 1.900 kali. Apa benar ini foto mahasiswa Indonesia yang menerima penghargaan tertinggi kedokteran atas penemuan obat diabetes?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri jejak digital foto tersebut dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex. Hasilnya, anak muda dalam foto tersebut bukan mahasiswa asal Indonesia, melainkan politisi asal Malaysia bernama Syed Saddiq Abdul Rahman.

Foto yang identik pernah dimuat situs berita Malaysia, malaymail.com, pada 23 Oktober 2019. Foto tersebut dimuat dengan keterangan:

Ketua Pemuda Bersatu Syed Saddiq Abdul Rahman mengatakan opini mantan anggota parlemen DAP Ronnie Liu berjudul 'Mahathir: Macan kertas' dan yang menyarankan PH tidak membutuhkan Bersatu tidak sopan dan kasar. Gambar oleh Firdaus Latif.

Dikutip dari BBC, Syed Saddiq adalah seorang politikus muda Malaysia yang menolak tawaran beasiswa dari Universitas Oxford di Inggris dan sebaliknya memilih untuk mewujudkan impiannya menjadi anggota parlemen.

Media di Malaysia menggambarkan Syed Saddiq sebagai seorang politikus yang gagah dan berani. Di usianya yang belia,  25 tahun, ia memimpin sayap pemuda Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPPM) yang dikomandoi oleh Dr. Mahathir Mohamad.

Syed Saddiq mengalahkan pesaing utamanya wakil menteri Razali Ibrahim yang sudah tiga kali menjadi wakil partai yang berkuasa dari Barisan Nasional.

Syed Saddiq sudah tiga kali memenangkan penghargaan Pembicara Terbaik Asia pada Kejuaraan Berdebat Parlemen Inggris Asia (ABP) dan dia juga tercatat sebagai lulusan akademi militer, Royal Military College.

Mengutip detik.com, Syed Saddiq menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia pada Juli 2018 hingga Februari 2020 di bawah pemerintahan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Dia juga sekaligus menteri termuda Malaysia. Setelah menyelesaikan jabatannya, Syed Saddiq masih aktif sebagai politisi di Malaysia.

Nobel Kedokteran

Penghargaan tertinggi di bidang kedokteran atau ilmu fisiologi adalah Nobel Kedokteran atau yang juga dikenal sebagai Medicine Prize. Penerima Nobel kedokteran terbaru yakni Ahli paleogenetik dari Swedia, Svante Paabo pada Senin, 3 Oktober 2022.

Dilansir dari Kompas.com, Svante Paabo memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran tahun 2022. Dia adalah ahli paleogenetik yang mengurutkan genom Neanderthal dan menemukan hominin Denisova yang sebelumnya tidak diketahui.

"Dengan mengungkap perbedaan genetik yang membedakan semua manusia yang hidup dari hominin yang punah, penemuannya memberikan dasar untuk mengeksplorasi apa yang membuat kita menjadi manusia yang unik," kata Komite Nobel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Kantor berita AFP.

Svante Paabo saat ini menjabat sebagai Direktur departemen genetika di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi. Dia menemukan bahwa transfer gen telah terjadi dari hominin yang sekarang sudah punah ini ke Homo sapiens setelah migrasi keluar dari Afrika sekitar 70.000 tahun yang lalu.

"Aliran gen kuno ke manusia masa kini memiliki relevansi fisiologis hari ini, misalnya mempengaruhi bagaimana sistem kekebalan tubuh kita bereaksi terhadap infeksi," kata juri.

Svante Paabo melaporkan dalam sebuah studi tahun 2020, bahwa pasien Covid-19 dengan potongan DNA Neanderthal memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi parah dari penyakit tersebut.

Pria 67 tahun ini akan menerima hadiah dari Raja Carl XVI Gustaf pada upacara resmi di Stockholm pada 10 Desember mendatang. Tanggal itu adalah hari kematian ilmuwan Alfred Nobel pada 1896 yang menciptakan hadiah Nobel dalam wasiat terakhirnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, foto dengan klaim mahasiswa Indonesia yang menerima penghargaan tertinggi kedokteran atas penemuan obat diabetes adalah keliru

Anak Muda dalam foto tersebut bukan mahasiswa asal Indonesia, melainkan politisi asal Malaysia bernama Syed Saddiq Abdul Rahman. Sementara Penerima Nobel Kedokteran terbaru (2022) yakni ahli paleogenetik dari Swedia, Svante Paabo.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id