Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Hasil Sigi Lembaga Survei untuk Jokowi Hasil Pengkondisian?

Jumat, 5 April 2019 17:12 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Hasil Sigi Lembaga Survei untuk Jokowi Hasil Pengkondisian?

Narasi yang menghubungkan adanya rencana pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin sebesar 57% oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan hasil sigi sejumlah lembaga survei beredar di media sosial. Narasi itu dibagikan oleh akun Kifkif Yosep pada Kamis 4 April 2019.

 Akun Kifkif Yosep pada Kamis 4 April 2019 menghubungkan adanya rencana pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin sebesar 57% oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan hasil sigi sejumlah lembaga survei.

Akun Kifkif membagikan hasil tangkapan layar akun Doradong @do_ra_dong di Twitter. Tangkapan layar itu menyebutkan 4 hasil sigi elektabilitas capres nomor urut satu yang berada di angka 57 persen.

Empat lembaga itu yakni SMRC 57,6%, Indikator 57,9%, Survei internal TKN 57% dan Politikawave 57,25%.

“Ini sebuah pengkondisian di angka yang sama, agar tidak ada yang berbeda hasilnya termasuk KPU,” tulis akun @do_ra_dong dalam tangkapan layar.

Unggahan ini muncul tak lama setelah viralnya kabar bahwa server KPU di-setting untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin di angka 57%. KPU telah membantah kabar ini, kemarin.

Benarkah empat hasil sigi tersebut?

 

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo mengumpulkan hasil sigi dari empat lembaga sebagaimana yang disebutkan dalam narasi itu. Sigi dikumpulkan untuk dua periode yakni 2018 dan 2019 sebagai pembanding. Berikut ini hasilnya:

SRMC

Lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) menunjukkan elektabilitas pasangan calon Joko Widodo - Ma'ruf Amin sebesar 57,6 persen. Survei ini digelar Survei ini dilakukan pada 24 Februari-5 Maret 2019 dengan proses wawancara tatap muka. Sementara pada survei 24 hingga 31 Januari 2019 itu, pasangan Jokowi - Ma'ruf mendapat elektabilitas 54,9 persen. 

 

Indikator

Menurut lembaga survei Indikator Politik Indonesia sesuai hasil survei yang dibuat pada akhir Maret 2019, menunjukan pasangan calon presiden Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin, unggul dengan persentase 55,4 persen suara. Untuk Oktober 2018, Jokowi - Maruf Amin mendapatkan 53 persen lalu meningkat menjadi 54,9 persen pada Desember 2018. 

 

Survei Internal TKN Jokowi-Ma’ruf

Survei internal TKN menunjukkan elektabilitas Jokowi - Ma’ruf di atas 53 persen pada 2018.

Kemudian memasuki 2019, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin sudah menyentuh angka 63 persen.

 

PoliticaWave

PoliticaWave bukan mengukur elektabilitas dua paslon, melainkan jumlah percakapan di media sosial usai debat keempat Pilpres 2019 yang dilaksanakan pada Sabtu 30 Maret 2019. Percakapan terkait Jokowi di media sosial didominasi oleh sentimen positif sebesar 74 persen dan sentimen negatif sebesar 26 persen. 

 

Dari hasil sigi itu menunjukkan bahwa angka untuk pasangan capres nomor urut 01 tidak ada yang sebesar 57%. Hasil sigi itu pun didapatkan melalui metode tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan kepada publik, bukan melalui pengkondisian. 

SRMC misalnya, melakukan survei dengan memilih secara acak sebanyak 1.620 responden warga negara Indonesia. Responden yang dapat diwawancarai secara valid sebesar 1.426 atau 88 persen.

Margin of error survei ini berkisar kurang lebih di angka 2,65 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random samplingQuality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak sebesar 20 persen dari total sampel 

Sedangkan lembaga Indikator Politik Indonesia melakukan survei dengan metode multistage random sampling dengan 1.220 responden. Pengambilan data survei dilakukan pada 22-29 Maret 2019. Margin of error dalam survei sebesar plus-minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

KESIMPULAN

Dari fakta-fakta di atas bahwa narasi yang beredar adalah keliru.

 

Ika Ningtyas