Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Unggahan tentang Menkes Budi Gunadi Sadikin Menyatakan Diabetes Mudah Diobati

Jumat, 28 Oktober 2022 16:17 WIB

Keliru, Unggahan tentang Menkes Budi Gunadi Sadikin Menyatakan Diabetes Mudah Diobati

Unggahan dengan klaim Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan diabetes mudah diobati, beredar di Facebook sejak 19 Juli 2022. 

Unggahan itu berupa poster memuat foto Menkes dengan teks, “Semua orang Indonesia kaget! Diabetes mudah diobati”. Selain itu, unggahan tersebut menyertakan tautan yang mengaitkan ke halaman Facebook berisi iklan salah satu obat diabetes.

Tangkapan layar foto dan tautan yang beredar di Facebook dengan gambar mencatut Menkes Budi Gunadi Sadikin

Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah mendapat 227 komentar dan dibagikan sebanyak 154 kali. Apa benar Menkes Budi Sadikin menyatakan bahwa diabetes mudah diobati?

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil verifikasi Tempo menunjukkan foto Menkes Budi Gunadi Sadikin yang digunakan pada thumbnail di atas, diambil saat Budi Sadikin tengah berbicara dalam konferensi pers terkait penanganan Covid-19 di Indonesia, tepatnya pada 26 April 2021.

Sejumlah media kredibel memang pernah memuat pernyataan Budi Sadikin terkait diabetes, namun tak ada narasi yang menyebutkan diabetes mudah diobati. Budi Sadikin justru mengingatkan bahaya diabetes dan perlunya upaya pencegahan.

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula menelusuri jejak digital foto tersebut dengan menggunakan tools reverse image Google, Yandex, Bing, dan TinEye. Tempo juga menelusuri jejak digital penyataan Menkes Budi yang menyatakan diabetes mudah diobati melalui pemberitaan media kredibel.

Foto yang identik pernah dimuat situs berita CNN Indonesia pada 26 April 2021. Foto tersebut adalah dokumentasi oleh Biro Pers.   

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa kasus positif Covid-19 sempat melonjak dua pekan pascalibur Paskah 4 April lalu. Namun, Budi menyebut kenaikan tersebut lebih kecil dibanding beberapa kali liburan sebelumnya.

"Jadi dua minggu setelah liburan Paskah, alhamdulillah memang kita amati ada kenaikan sedikit tetapi nggak sebesar kenaikan liburan-liburan sebelumnya," kata Budi di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 26 April 2021.

Tempo juga menemukan gambar yang identik melalui sebuah video yang diunggah ke Youtube oleh kanal resmi dari stasiun televisi KOMPASTV yang diunggah pada 27 April 2021 dengan judul, “Menkes Ingatkan Masyarakat Indonesia Agar Tidak Terlena Seperti India”.

Saat itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak terlena dengan penurunan jumlah kasus Covid-19.

Thumbnail di atas merujuk pada tautan sebuah situs dengan alamat https://mallenjoy.store/. Setelah dibuka, tautan berisi konten yang mempromosikan sebuah merek obat diabetes.

Konten promosi tersebut diawali dengan menampilkan foto Presiden Jokowi yang didampingi mantan Menkes Dokter Terawan saat menyampaikan keterangan kepada wartawan. Foto tersebut disertai narasi, “Kami telah meluncurkan program Asia Tanpa Diabetes. Pengumuman mendadak Jokowi dan Dokter Terawan.”

Berdasarkan penelusuran Tempo, foto tersebut diambil saat Presiden Jokowi menegaskan keseriusan pemerintah dalam menangani Covid-19 di Indonesia. Foto yang identik dimuat pada 2 Maret 2020.

Situs tersebut juga mengklaim Bahwa program “Asia Tanpa Diabetes” mendapat perhatian luas dari publik sehingga situs BERITADUNIA24 memutuskan untuk mewawancarai Dokter Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, situs BERITADUNIA24 bukanlah situs berita, melainkan situs berisi konten promosi dari obat diabetes yang sama.

Menkes Ingatkan Bahaya Diabetes

Dalam beberapa pernyataan yang diberitakan sejumlah media kredibel, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengingatkan publik tentang bahaya diabetes. Ia bahkan menyebut diabetes sebagai ibu dari segala penyakit.

Budi menyoroti makanan dan minuman yang memiliki kadar gula tinggi dan berpotensi menimbulkan penyakit diabetes. Budi mengungkap 13 persen dari penduduk Indonesia mengalami penyakit diabetes.

"Memang diabetes di Indonesia tuh naik tinggi dari tahun ke tahun. Terakhir apa yang saya lihat 13 persen dari penduduk Indonesia itu diabetes," kata Budi kepada wartawan di gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin, 26 September 2022.

Budi mengimbau masyarakat agar tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula berlebihan. Budi juga meminta agar kadar gula dalam makanan dan minuman dapat dikurangi.

"Ya kita mesti hati-hati karena kalau enggak, nanti 5 sampai 10 tahun lagi orang Indonesia akan banyak yang kena penyakit-penyakit turunan dari diabetes," ujar Budi.

"Jadi kalau saya bilang secara umum memang harus dikurangi, konsumsi gula. Rakyat Indonesia tuh berlebihan minum gula in whatever way," tambahnya.

Dilansir dari Kompas.com, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta semua pihak, termasuk pembuat minuman berpemanis dalam kemasan untuk mengurangi atau mengonsumsi produk dengan kadar gula tinggi. Menurut dia, masyarakat Indonesia sudah berlebihan dalam mengkonsumsi minuman atau makanan berkadar gula tinggi.

"Jadi semua minuman-minuman, semua makanan yang banyak gulanya kita kurangi lah dari sekarang, demi masa depan kita juga dan anak-anak kita," kata Budi ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 26 September 2022. Budi kemudian menjelaskan potensi minuman berpemanis itu mengancam timbulnya penyakit diabetes.

Budi kemudian menjelaskan, pemerintah memiliki Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 30 Tahun 2013 tentang kadar gula garam. Dalam aturan tersebut, dicantumkan soal berapa kadar gula pada minuman yang harus diatur. "Jadi memang bahwa gula, garam, lemak itu harus diatur. Tinggal edukasi kepada masyarakatnya juga," pinta Budi.

Kendati demikian, Budi menegaskan bahwa soal penyakit diabetes tidak hanya menjadi tugas dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Mencegah penyakit diabetes bertambah besar di Indonesia menjadi tugas bersama semua pihak. "Tentunya aturan-aturan ini sudah ada, tinggal ini bukan hanya Kementerian Kesehatan, tapi juga sektor lain, ya terkait hal ini," ucap Budi.

Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat menjalankan gaya hidup sehat salah satunya demi cegah terkena diabetes. Penyakit gula begitu masyarakat menyebutnya jika tidak terkontrol bisa berimbas ke berbagai penyakit lain.

“Penyakit gula itu jelek sekali. Kenapa? karena dia ibu dari segala penyakit. Kalau kadar gula tidak terkontrol selama 3-5 tahun itu pasti harus cuci darah, atau kena stroke atau kena jantung,” kata Budi.

Seorang penderita diabetes yang telah mengalami komplikasi gagal ginjal harus melakukan cuci darah sekitar 3 sampai 4 hari per minggu. Sekali cuci darah membutuhkan waktu 3 sampai 4 jam. Hal ini tentunya memengaruhi kualitas hidup, produktivitas serta ekonomi penderita.

“Ini artinya ini tidak ada kehidupan lagi. Kalau bisa jangan sampai cuci darah, supaya jangan cuci darah jangan diabetes, supaya jangan diabetes gula darahnya harus di kontrol,” harap Budi Gunadi Sadikin dikutip dari Liputan6.com saat mengunjungi sejumlah sejumlah Posyandu Prima di Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat pada 14 Oktober 2022.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, thumbnail yang memuat foto Menkes Budi Gunadi Sadikin disertai narasi bahwa diabetes mudah diobati adalah keliru

Foto yang digunakan pada thumbnail di atas diambil saat Budi Sadikin berbicara dalam konferensi pers terkait penanganan Covid-19 di Indonesia, tepatnya pada 26 April 2021.

Sejumlah media kredibel memang pernah memuat pernyataan Budi Sadikin terkait diabetes, namun tak ada narasi yang menyebutkan diabetes mudah diobati. 

Budi Sadikin justru mengingatkan bahaya diabetes dan perlunya upaya pencegahan. Unggahan ini bertujuan untuk mempromosikan salah satu obat diabetes.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id