Keliru, Pesan Berantai Berisi Resep Obat Covid-19 dari Perkumpulan Dokter di RS Wisma Atlet
Senin, 31 Januari 2022 17:23 WIB
Pesan berantai berisi resep obat penanganan Covid-19 beredar di media sosial. Resep tersebut dibagikan dengan klaim bersumber dari perkumpulan dokter di Rumah Sakit Wisma Atlet, Jakarta.
Berikut narasi lengkapnya:
Kami perkumpulan dokter dr wisma atlit Menyampaikan :Kalau ada yg kena covid tidak perlu panik dan tidak harus ke RS kalau memang tidak terlalu parah sesak napas sampai perlu ICU dan ventilator, karena saat ini RS khusus covid semua penuh, Bisa diobati sendiri, obat di RS untuk pasien covid seperti ini:
1. Antibiotik : Azitromycin 500mg 1x sehari, selama5-10 hari2. Antivirus : Favipiravir (Avigan-Indofarma) 600mg 2x sehari selama 5 hari.3. Anti batuk u/ keluarin dahak sekaligus antiOxidant : Fluimucil Eff 600mg, 1-2x sehari, selama 14 hari4. Anti radang : dexamethasone 0,5 (setelah hari ke 7-10), 3x sehari5. Penurun panas : paracetamol/dumin/panadol/ sanmol 500mg, (jika demam)6. Vit E : natur E hijau/orange7. Vit B6 dan B 12 : neorobion8. Vit D 3 dan Zinc9. Vit. C10. Usahakan berjemur matahari pagi setidaknya 10-15 menit.
Jangan panik, berdoa dan tetap bersyukur, semangat dan gembira, karena hati yg gembira adalah obat. Selalu percaya dan yakin akan sembuh. Silahkan di share ke semua yg membutuhkan, karena ini Resep Dokter yg sudah teruji dan dipakai di RS Covid Wisma Atlit Jkt semoga dapat membantu dan cepat sembuh
Apa benar pesan berantai resep obat Covid-19 dari perkumpulan dokter RS Wisma Atlet?
Tangkapan layar pesan berantai berisi Resep Obat Covid-19 dari Perkumpulan Dokter di RS Wisma Atlet
PEMERIKSAAN FAKTA
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo melakukan peneusuran pada mesin perambah Google dengan menggunakan kata kunci “Resep Obat Covid-19 dari Perkumpulan Dokter di RS Wisma Atlet”. Hasilnya, Koordinator Humas Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Kolonel Mintoro Sumego menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks.
Informasi yang menyebutkan bahwa apabila ada yang kena COVID-19 tidak perlu panik dan tidak harus ke rumah sakit, beredar melalui pesan berantai WhatsApp. Dalam informasi tersebut juga menyebutkan resep obat Covid-19 yang diklaim berasal dari perkumpulan dokter di RS Wisma Atlet, Jakarta.
Menanggapi informasi tersebut, Koordinator Humas Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Kolonel Mintoro Sumego menegaskan, klaim bahwa perkumpulan dokter di Wisma atlet telah menyebarkan resep obat Covid-19 adalah hoaks.
“Berita tersebut tidak benar. “Hoaks.” singkatnya saat dikonfirmasi VIVA pada Senin, 31 Januari 2022.
Hal yang sama disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi yang juga sebagai Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes.
"Ini bukan dari RS Wisma Atlet," terang Nadia saat dikonfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, Minggu (4/7/2021).
Dia menjelaskan, penggunaan obat untuk gejala yang ditimbulkan akibat Covid-19 memerlukan pengawasan dari dokter. Sehingga, masyarakat tidak bisa sembarangan dalam mengonsumsi obat-obatan tersebut.
"Semua pengobatan harus di bawah pengawasan dokter ya, artinya tetap konsultasi dengan dokter, kecuali vitamin," imbuhnya.
Dokter umum sekaligus kandidat PhD di Medical Science di Kobe University, Adam Prabata juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, obat-obatan tersebut memiliki efek samping pada pengguna jika tidak dikonsultasikan kepada dokter.
Dilansir dari Kontan.co.id, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoeban memberikan penjelasan mengenai resep obat yang beredar untuk pasien Covid-19. Menurutnya, obat antibiotik Azytromycin digunakan jika ada infeksi tambahan, seperti infeksi bakteri dan SARS-CoV-2.
"Jadi jawabannya boleh diberikan, tapi tidak harus diberikan. Harus diberikan kalau ada infeksi bakteri tambahan," kata Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/6/2021).
Untuk obat antivirus Avigan, Zubairi menyebut bisa digunakan pasien Covid-19 selama menjalani isolasi mandiri, tetapi tidak wajib. Sama halnya dengan obat antioksidan Fluimucil Eff yang boleh digunakan pasien Covid-19 tetapi bukan sebuah keharusan.
Menurutnya, obat Fluimucil Eff sama sekali tidak bekerja untuk membunuh virus pada pasien Covid-19. "Kalau obat Dexamethasone, ini memang bisa menolong kalau pasien Covid-19 memerlukan oksigen. Jadi kalau perlu tambahan oksigen, maka obat ini terbukti menolong," jelas dia.
Zubairi menuturkan, obat paracetamol juga boleh digunakan pasien Covid-19, karena mampu menekan pegal linu. Terlepas dari itu, ia menjelaskan bahwa pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri harus menjalankan pola hidup sehat. "Artinya cukup tidur, usahakan 8 jam setiap hari, olahraga 150 menit seminggu atau setengah jam setiap hari," ujar Zubairi.
"Setiap kali makan harus ada sayur dan buah, hindari rokok, alkohol. Alkohol mengurangi daya tahan kita secara signifikan, sehingga menyebabkan Covid-19 semakin berat," tambah dia.
Selain itu, pasien yang menjalani isolasi mandiri juga sebaiknya melakukan rontgen thorax untuk mengetahui adanya kemungkinan radang paru atau pneumonia. Meski tanpa gejala, Zubairi menyebut sebagian pasien Covid-19 tetap bisa memiliki pneumonia.
Hal tersebut berpotensi membuat kondisi pasien menjadi berat dan memerlukan bantuan oksigen. "Itu sebagian akan menjadi berat, memerlukan oksigen, satu dua memerlukan ICU. Jangan sampai terlambat," tutup dia.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, pesan berantai berisi resep obat Covid-19 yang diklaim bersumber dari perkumpulan dokter di RS Wisma Atlet, keliru. Koordinator Humas Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Kolonel Mintoro Sumego menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks.
Hal yang sama disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi. Nadia menjelaskan, penggunaan obat untuk gejala yang ditimbulkan akibat Covid-19 memerlukan pengawasan dari dokter. Sehingga, masyarakat tidak bisa sembarangan dalam mengonsumsi obat-obatan tersebut.
TIM CEK FAKTA TEMPO