Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Surat Terbuka Berisi Klaim Vaksinasi merupakan Program Genosida dan Menyebabkan Mandul

Kamis, 20 Januari 2022 14:18 WIB

Keliru, Surat Terbuka Berisi Klaim Vaksinasi merupakan Program Genosida dan Menyebabkan Mandul

Surat terbuka dari Muhammad Hisyam Asyiqin berisi seruan agar pemerintah, DPR RI dan petugas vaksinasi menghentikan program vaksinasi, diterima Tempo dari warganet melalui Telegram, Selasa 18 Januari 2022. 

Dalam surat terbuka itu terdapat dua klaim utama tentang vaksinasi. Pertama vaksinasi diklaim merupakan program pembunuhan massal secara teratur dan terencana. 

“Vaksinasi menurut informasi dari koran sovereign independent  tahun 2011 merupakan program genosida (pembunuhan massal secara teratur dan terencana),” tulis dalam surat terbuka itu. 

Klaim kedua, vaksinasi menyebabkan mandul bagi anak perempuan. “Menurut para ahli kesehatan dunia, vaksinasi sangat membahayakan, terutama bagi anak-anak usia sekolah se-tingkat SD, SMP & SMA. Apalagi bagi anak perempuan bisa menyebabkan mandul.”

Tangkapan layar unggahan pesan berantai Surat Terbuka Berisi Klaim Vaksinasi merupakan Program Genosida dan Menyebabkan Mandul

PEMERIKSAAN FAKTA 

Hasil pemeriksaan fakta Tempo menunjukkan dua klaim dalam surat terbuka tersebut tidak sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Berikut penjelasan atas verifikasi klaim dalam surat tersebut itu:

Klaim 1: Vaksinasi menurut informasi dari koran Sovereign Independent  tahun 2011 merupakan program genosida.

Fakta: Koran Sovereign Independent yang mungkin dirujuk dalam pesan terbuka itu, kemungkinan yang memuat berita berjudul Depopulation Through Force Vaccination: The Zero Carbon Solution Tempo mendapatkan foto koran tersebut pernah beredar di Facebook pada November 2020.  

Headline berita itu disandingkan dengan foto dan kutipan pendiri Microsoft Inc, Bill Gates. Kutipan dalam bahasa Inggris itu, jika diterjemahkan artinya: “Dunia saat ini memiliki 6,8 miliar orang. Itu menuju ke sekitar sembilan miliar. Sekarang, jika kita melakukan pekerjaan yang benar-benar hebat pada vaksin baru, perawatan kesehatan, layanan kesehatan reproduksi, kita dapat menurunkannya, mungkin, 10 atau 15 persen.”  

Konteks pernyataan Bill Gates tersebut adalah saat dia berbicara di TED pada tahun 2010 tentang pengurangan emisi karbon dunia menjadi nol. Dalam laman TED, pernyataan itu bisa ditemukan pada menit 4:21. Dari rekaman verbatim tersebut, tidak ada pernyataan Bill Gates bahwa populasi global harus dibunuh dengan menggunakan vaksin.  

Konteks pernyataan Bill Gates itu berkaitan dengan jumlah penduduk semakin tinggi, banyak pula karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan. CO2 menjadi salah gas penyebab pemanasan global. Dikutip dari Reuters, Bill Gates selama ini mendukung pengendalian populasi dengan menargetkan akar kemiskinan. Kepada majalah Forbes tahun 2011, ia mengatakan ketika pertama kali terlibat dalam kesehatan masyarakat, dia berfokus pada alat kontrasepsi untuk mengendalikan kelahiran. 

Tapi kemudian, penelitian menunjukkan bahwa ketika angka kematian turun, angka kelahiran juga turun. Dari data tersebut, Gates akhirnya mengalihkan fokus untuk mencegah kelahiran dengan menyelamatkan orang yang sudah hidup. Dia mengatakan kepada Forbes: "Kami bergerak cukup banyak ke dalam vaksin begitu kami memahaminya." 

Klaim 2: vaksinasi menyebabkan anak perempuan menjadi mandul

Michelle Wise, pengajar senior Departemen Obstetri dan Ginekologi, University of Auckland, dikutip dari The Conversation, menjelaskan tidak ada bukti penelitian untuk mendukung klaim vaksin Covid-19 menyebabkan kemandulan. Sebaliknya, ilmu pengetahuan menunjukkan vaksin Covid tidak berpengaruh pada kesuburan, tidak memengaruhi keguguran, dan aman serta efektif saat hamil.

Sejak peluncuran vaksin dimulai, enam miliar dosis vaksin COVID telah diberikan di seluruh dunia, termasuk Pfizer dan Moderna, vaksin yang direkomendasikan di Australia untuk usia di bawah 60 tahun, termasuk wanita hamil. Pfizer adalah satu-satunya vaksin yang ditawarkan di Selandia Baru. Tidak ada epidemi infertilitas atau keguguran secara bersamaan dengan saat vaksin Covid diberikan.

Beberapa populasi wanita telah ditindaklanjuti setelah vaksinasi. Wanita yang telah menerima vaksinasi COVID tidak memiliki perbedaan dalam penanda kualitas folikel ovarium (telur) dibandingkan dengan wanita yang tidak divaksinasi.

Penelitian telah menunjukkan tidak ada perbedaan dalam tingkat implantasi embrio untuk wanita yang telah menerima vaksinasi terhadap COVID sebelum melakukan fertilisasi in vitro (IVF) dibandingkan dengan wanita yang tidak divaksinasi.

KESIMPULAN 

Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan surat terbuka yang berisi klaim bahwa vaksinasi Covid-19 adalah pembunuhan massal dan menyebabkan mandul adalah keliru. 

TIM CEK FAKTA TEMPO