Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Vaksin Asal Cina sebagai Senjata Pemusnah Massal

Rabu, 25 Agustus 2021 13:07 WIB

Keliru, Vaksin Asal Cina sebagai Senjata Pemusnah Massal

Video berjudul Ulama Bongkar Vaksin Senjata Pemusnah Massal diunggah oleh salah satu kanal Youtube pada 18 Agustus 2021. Video berdurasi 8:10 menit ini berisi klaim bahwa vaksin asal Cina digunakan untuk membantai orang Indonesia.

Secara utuh, unggahan tersebut berisi gabungan dari beberapa video, di antaranya video pernyataan seorang pria diduga ulama, video pelaksanaan vaksinasi dan video kedatangan tenaga kerja dari Cina.

Pada bagian awal, pria yang disebutkan sebagai anak Kiai Haji Maimoen Zubair menyebutkan bahwa Cina ingin menguasai Indonesia.

“Cina memang ingin menguasai Indonesia, menggantikan orang pribumi dengan mereka. Tidak dengan perang, tapi dengan vaksin,” katanya.

Unggahan ini beredar di tengah upaya pemerintah meningkatkan program vaksinasi Covid-19. Hingga 24 Agustus 2021, video itu ditonton lebih dari 422 ribu kali.

Tangkapan layar video dengan klaim vaksin asal cina merupakan senjata pemusnah massal

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, vaksin Sinovac asal Cina yang digunakan oleh Indonesia bukanlah senjata pemusnah massal. Badan Kesehatan Dunia telah merekomendasikan penggunaan vaksin Covid-19 karena terbukti aman dan efektif untuk mencegah keparahan sakit atau meninggal akibat Covid-19.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), vaksin telah menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun. Vaksin bekerja dengan melatih dan mempersiapkan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus dan bakteri yang menjadi targetnya. Setelah vaksinasi, jika tubuh kemudian terkena kuman penyebab penyakit tersebut, tubuh segera siap untuk menghancurkannya, mencegah penyakit.

Seperti vaksin lainnya, vaksin Covid-19 yang direkomendasikan penggunaannya oleh WHO, terbukti aman dan efektif untuk mencegah keparahan sakit atau meninggal akibat COVID-19. Ini adalah salah satu bagian dari penanganan COVID-19, selain tindakan pencegahan utama dengan menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, menutupi batuk atau bersin di siku, sering membersihkan tangan, memakai masker, dan menghindari ruangan atau ruangan yang berventilasi buruk.

Setiap vaksin diproses dengan cukup ketat. Sebelum menerima validasi dari WHO dan badan pengatur nasional, vaksin COVID-19 harus menjalani pengujian ketat dalam uji klinis untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut memenuhi tolok ukur keamanan dan kemanjuran yang disepakati secara internasional. 

Keamanan Vaksin Sinovac

Sejumlah negara seperti Brasil dan Indonesia, menggunakan vaksin Sinovac asal Cina yang dikembangkan oleh Sinovac atau China National Pharmaceutical Group. Kelompok Ahli Penasihat Strategis Badan Kesehatan Dunia (SAGE) untuk Imunisasi pada 2 Juni 2021, menyatakan, merekomendasikan penggunaan vaksin Sinovac. Rekomendasi itu berdasarkan penilaian data kualitas, keamanan dan kemanjuran vaksin secara menyeluruh.

Hasil aman vaksin digunakan untuk orang berusia 18 tahun ke atas hingga usia 60 tahun. Sedangkan data keamanan vaksin untuk orang yang berusia di atas 60 tahun, masih terbatas karena sedikitnya jumlah peserta dalam uji klinis.

Di Brasil, sesuai hasil uji coba fase 3 menunjukkan bahwa dua dosis, yang diberikan dengan selang waktu 14 hari, memiliki kemanjuran 51% terhadap infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala. Vaksin Sinovac juga memiliki kemanjuran 100% terhadap COVID-19 yang parah, dan 100% terhadap rawat inap mulai 14 hari setelah menerima dosis kedua. 

Kementerian Kesehatan juga telah mengkaji cepat efektivitas vaksinasi Sinovac terhadap infeksi Covid-19. Kajian cepat dilakukan pada periode 13 Januari-18 Maret 2021 melibatkan lebih dari 128 ribu tenaga kesehatan di DKI Jakarta, dengan usia di atas 18 tahun.

Hasil kajian cepat menunjukkan, vaksin Sinovac dosis lengkap bisa mengurangi risiko COVID-19 sebanyak 94% dan mencegah sekitar 96% risiko perawatan. Selain itu, juga mencegah sebesar 98% kematian karena COVID-19. 

KESIMPULAN

Dari pemeriksaan fakta di atas, video dengan klaim bahwa vaksin Sinovac asal Cina menjadi senjata pemusnah massal adalah keliru. Badan Kesehatan Dunia telah merekomendasikan penggunaan vaksin Covid-19 karena terbukti aman dan efektif untuk mencegah keparahan sakit atau meninggal akibat Covid-19. Hasil kajian cepat Kemenkes terhadap 128 ribu tenaga kesehatan di DKI Jakarta, menunjukkan vaksin Sinovac dosis lengkap bisa mengurangi risiko COVID-19 sebanyak 94% dan mencegah sekitar 96% risiko perawatan. Selain itu, juga mencegah sebesar 98% kematian karena COVID-19.

Tim Cek Fakta Tempo