Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebagian Benar, Harga Vaksin AstraZeneca Paling Murah karena Sarah Gilbert Menyerahkan Seluruh Hak Paten

Senin, 16 Agustus 2021 10:29 WIB

Sebagian Benar, Harga Vaksin AstraZeneca Paling Murah karena Sarah Gilbert Menyerahkan Seluruh Hak Paten

Pesan berantai yang mengklaim harga vaksin Astrazeneca paling murah karena Sarah Gilbert menyerahkan seluruh hak paten, beredar di Whatsapp dalam beberapa pekan terakhir. Sarah Gilbert adalah perempuan yang mendesain vaksin Covid-19 Oxford-Astrazeneca.

“Mengapa vaksin Astrazeneca adalah yang termurah? Karena Sarah Gilbert menyerahkan seluruh hak patennya supaya kita tidak membayar upeti kepadanya,” demikian bunyi bagian awal pesan berantai tersebut.

Selain itu, pesan tersebut juga memuat beberapa klaim berikut ini:

  • Penonton pertandingan tenis Wimbledon memberikan tepuk tangan meriah kepada Sarah Gilbert
  • Semua publisitas buruk untuk vaksin AZ karena harganya sangat murah

PEMERIKSAAN FAKTA

Klaim 1: Harga vaksin AZ paling murah, 2-3 USD, karena Sarah Gilbert menyerahkan seluruh hak paten

Fakta: Harga vaksin AZ memang lebih murah dibanding vaksin mRNA seperti Pfizer dan Moderna. Akan tetapi harga vaksin AZ di sejumlah negara berbeda, antara US 2 dollar hingga US 13 dollar. Dikutip dari Dasbor Pasar Vaksin Unicef, harga vaksin AZ paling rendah sekitar US 2 dollar antara lain di Eropa dan India, sedangkan yang tertinggi sebesar US 13,27 dollar di Bangladesh, khusus untuk penjualan pribadi. 

Perbandingan harga satu dosis vaksin Astrazeneca di beberapa negara. Sumber: Unicef

Perbandingan harga satu dosis vaksin Astrazeneca di beberapa negara. Sumber: Unicef

Harga vaksin AZ paling murah, bukan karena Sarah Gilbert menyerahkan seluruh hak paten. Menurut Health Desk, platform inisiatif dari organisasi nirlaba Meedan yang dikelola oleh sejumlah ahli di seluruh dunia, ada beberapa faktor mengapa harga vaksin AZ lebih murah dibandingkan vaksin mRNA:

  1. Oxford-Astrazeneca berkomitmen memproduksi vaksin secara nirlaba. Mereka memberikan hak atas vaksin ini kepada produsen farmasi global AstraZeneca, yang pada gilirannya telah melisensikan pembuatannya ke perusahaan lain di seluruh dunia. Hal ini berkontribusi pada kecepatan pengembangan vaksin dan berkontribusi untuk membantu menjaga biaya rantai pasokan vaksin AstraZeneca lebih rendah, dibandingkan dengan vaksin mRNA yang lebih baru. 

Vaksin ini sekarang banyak digunakan di seluruh dunia. Meskipun tetap menjadi salah satu vaksin yang paling murah, para kritikus mengklaim bahwa harga akan lebih murah dan lebih dapat diakses secara luas jika hak atas vaksin tersedia secara bebas untuk produsen mana pun seperti yang semula dimaksudkan oleh tim Oxford.

  

  1. Vaksin ini juga merupakan bagian penting dari COVAX, Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi, yang bertujuan menyediakan vaksin ke banyak negara berkembang. COVAX menyediakan vaksin dalam skala besar, yang selanjutnya mengurangi biaya bagi pasien dan pemerintah yang ingin membeli dosis vaksin.
  1. Vaksin AZ dibuat dengan Adenovirus yang sebagian besar adalah virus yang tidak berbahaya yang biasa ditemukan pada manusia dan hewan. Mereka digunakan dalam beberapa vaksin, termasuk vaksin AstraZeneca. Adenovirus ini telah dipelajari dan digunakan sejak tahun 1970-an oleh para ilmuwan untuk mengembangkan terapi gen dan vaksin untuk berbagai penyakit. Dengan demikian rantai pasokan vaksin adenovirus lebih dulu ada dan sudah mapan. Dalam penyimpanan pun dibutuhkan truk berpendingin yang lebih mudah ditemukan dan dapat digunakan. 

Berbeda dengan AZ, vaksin mRNA seperti Pfizer dan Moderna menuntut persyaratan penyimpanan dingin dengan bahan kimia kompleks, es kering dan biaya transportasi lainnya sehingga menambah biaya vaksin mRNA.

Selain itu, Direktur Global Media Relations Astrazeneca, Fiona Cookson, menjelaskan,  vaksin tersebut dimiliki oleh Universitas Oxford. Sementara AstraZeneca memiliki lisensi eksklusif untuk mengembangkan dan memproduksi vaksin secara global. 

Untuk memenuhi komitmen terhadap akses yang luas dan adil serta mempercepat produksi vaksin, Astrazeneca menjalin transfer teknologi dengan 25 mitra di 15 negara. “Kami telah memungkinkan transfer teknologi ke lebih dari 25 mitra pemasok yang berbeda dari 15 negara di seluruh dunia,” tulis Fiona dalam email ke Tempo, 9 Agustus 2021. 

 

Klaim 2: Penonton pertandingan tenis Wimbledon memberikan tepuk tangan meriah kepada Sarah Gilbert

Fakta: Klaim ini benar. Akun Twitter Wimbledon, pada 28 Juni 2021 memuat video pembukaan pertandingan tenis Wimbledon di London yang berbeda dari biasanya. Pembukaan itu disertai dengan memberikan ucapan terima kasih pada pihak-pihak yang telah berperan penting dalam penanggulangan Covid-19. “Ada beberapa tamu istimewa yang hadir. Orang-orang yang memainkan peran penting dalam respons Inggris terhadap pandemi virus corona - mulai dari pekerja transportasi hingga staf medis di Layanan Kesehatan Nasional Inggris - telah diundang untuk duduk di royal box.

Tepuk tangan meriah dari penonton berkumandang dan kamera menyorot sejumlah penonton yang duduk di kursi VVIP, salah satunya adalah Sarah Gilbert yang berbaju merah.  

Klaim 3: Semua publisitas buruk untuk vaksin AZ karena harganya sangat murah

Laporan tentang beberapa negara yang menghentikan vaksinasi dengan Astrazeneca pada Maret lalu, tidak terkait dengan harganya yang murah. Media Prancis, France24, melaporkan, beberapa negara mengambil keputusan untuk menghentikan vaksin AZ karena munculnya sejumlah kecil kasus pembekuan darah pada penerima vaksin, beberapa di antaranya berakibat fatal, meskipun saat itu belum jelas apakah pembekuan darah terkait dengan vaksin atau tidak. 

Akan tetapi, beberapa negara Eropa melanjutkan kembali penggunaan vaksin AZ setelah European Medicines Agency (EMA) memberikan lampu hijau. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 19 Maret 2021, juga memberikan dukungan kuat pada vaksin AstraZeneca dan mendesak negara-negara untuk mempertahankan pemakaian vaksin tersebut setelah meninjau laporan kasus pembekuan darah.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan tentang manfaat vaksin Astrazeneca setelah para ahli keamanan vaksin WHO tidak menemukan peningkatan kondisi pembekuan yang terkait dengan suntikan AstraZeneca.

"Data yang tersedia tidak menunjukkan peningkatan keseluruhan dalam kondisi pembekuan setelah pemberian vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca. Kami mendesak negara-negara untuk terus menggunakan vaksin penting ini,” kata Tedros dalam konferensi pers. 

KESIMPULAN

Dari hasil pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan, pesan berantai dengan klaim harga vaksin Astrazeneca paling murah karena Sarah Gilbert menyerahkan seluruh hak paten, sebagian benar. Harga vaksin AZ lebih murah dibandingkan beberapa jenis vaksin lain. Akan tetapi, mengapa harga vaksin AZ lebih murah bukan karena Sarah Gilbert menyerahkan seluruh hak paten. Melainkan karena pertama, Astrazeneca menjalin transfer teknologi dengan 25 mitra di 15 negara. Hak atas vaksin tersebut belum tersedia secara bebas untuk produsen mana pun. 

Kedua, distribusi vaksin melalui skema COVAX untuk membantu negara-negara miskin dan berkembang. Serta ketiga, Vaksin AZ dibuat dengan Adenovirus yang rantai pasokannya lebih dulu ada dan sudah mapan. 

Tim Cek Fakta Tempo