Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Kisah Bocah yang Meninggal Karena Semut Masuk ke Otaknya Lewat Telinga

Selasa, 16 Februari 2021 19:23 WIB

Keliru, Kisah Bocah yang Meninggal Karena Semut Masuk ke Otaknya Lewat Telinga

Narasi bahwa ada seorang bocah yang meninggal karena semut masuk ke otaknya lewat telinga beredar di Facebook. Narasi itu terdapat dalam sebuah unggahan pada 13 Juni 2019, yang hingga kini masih terus mendapatkan interaksi. Narasi tersebut dilengkapi dengan dua foto berjenis makro yang memperlihatkan lubang telinga yang dimasuki semut.

Dalam unggahan itu, tertulis bahwa semut bisa mencapai otak setelah masuk ke telinga. Semut-semut tersebut diklaim muncul setelah bocah itu tertidur dengan beberapa permen di mulutnya dan di samping tempat tidur. "Seorang anak kecil meninggal karena ahli bedah yang menembukan semut di otaknya! Ia menemukan sekelompok semut hidup di tengkoraknya."

Gambar tangkapan layar sebuah unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru bahwa semut bisa masuk ke otak melalui telinga.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri jejak digital dua foto yang melengkapi narasi itu dengan reverse image tool Google. Hasilnya, ditemukan bahwa salah satu foto pernah dimuat oleh situs media Liputan6.com dalam artikelnya yang berjudul "Hiii... 'Ribuan' Semut Bersarang di Telinga Bocah Ini" pada 4 Februari 2016.

Berita tersebut menjelaskan tentang ribuan semut yang ditemukan di telinga seorang bocah perempuan berusia 12 tahun di India. Shreya Darji, nama bocah perempuan itu, pertama kali datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit di gendang telinga pada Agustus 2015. Walaupun telah berupaya keras, dokter belum berhasil mengeluarkan semua semut di telinga bocah tersebut.

Masalahnya, semut-semut itu berkembang biak di rongga telinga Shreya. Agar jumlah semut di dalam telinga Shreya tidak bertambah banyak, dokter pun memberikan obat tetes dan berharap perkembangbiakannya serangga itu bisa berhenti. "Kami telah melakukan scan pada anak ini. Hasilnya, semuanya normal," kata dokter bedah THT, Jawahar Talsania.

Liputan6.com mengutip berita ini dari situs media asing, yakni Daily Mail dan Metro.co.uk. Namun, hingga akhir berita, tidak ditemukan penjelasan bahwa semut-semut itu telah menggerogoti otak Shreya dan menyebabkan bocah tersebut meninggal.

Tempo pun membandingkan berita itu dengan berita dari media lain. Situs media Independent, yang mengutip Times of India, menjelaskan hal yang sama. Jawahar Talsania, dokter yang menangani kasus langka pada Shreya, mengatakan hasil tes seperti MRI dan CT scan tidak menunjukkan adanya kelainan. Telinga bocah itu tampak sehat.

Kondisi kehidupan Shreya di rumahnya yang berada di distrik Banaskantha tidak dinyatakan sebagai penyebab masuknya semut-semut ke telinga bocah tersebut. "Keluarga menjalani kehidupan normal dan mereka memiliki lingkungan yang sehat sehingga kami bahkan tidak bisa menyalahkan kondisi kehidupan mereka," kata Jawahar. "Kami tak percaya semut-semut bertelur di dalam telinganya, karena kami tidak melihat ratu semut di sana. Kami benar-benar bingung."

Narasi lama beredar kembali

Situs organisasi cek fakta Amerika Serikat, Snopes, pernah memverifikasi narasi serupa yang beredar pada 1998. Narasi tersebut berbunyi:

Insiden pertama: Seorang anak laki-laki meninggal setelah ahli bedah menemukan semut di otaknya! Rupanya bocah ini tertidur dengan beberapa permen di mulutnya atau dengan beberapa hal manis di sampingnya.

Semut segera mendatanginya merangkak ke telinganya yang entah bagaimana berhasil masuk ke otaknya. Ketika dia bangun, dia tidak menyadari bahwa semut telah pergi ke kepalanya.

Setelah itu, dia terus menerus mengeluhkan rasa gatal di sekitar wajahnya. Ibunya membawanya ke dokter, tetapi dokter tersebut tidak tahu apa yang salah dengan dirinya.

Dia mengambil foto X-ray anak itu dan, dengan ngeri, ia menemukan sekelompok semut hidup di tengkoraknya. Karena semut masih hidup, dokter tidak dapat mengoperasinya karena semut terus bergerak. Anak laki-laki itu akhirnya meninggal.

Insiden kedua: Insiden serupa lainnya terjadi di sebuah rumah sakit di Taiwan. Pria ini dirawat di rumah sakit dan terus-menerus diperingatkan oleh perawat untuk tidak meninggalkan bahan makanan di samping tempat tidurnya karena ada semut di sekitarnya.

Dia tidak mengindahkan nasihat mereka. Semut akhirnya berhasil memasuki tubuhnya. Anggota keluarganya mengatakan bahwa pria itu terus-menerus mengeluh sakit kepala. Dia meninggal dan postmortem atau otopsi dilakukan padanya. Dokter menemukan sekelompok semut hidup di kepalanya.

Snopes memberikan label keliru terhadap cerita tersebut. Menurut Snopes, terdapat sejumlah serangga yang mencari makan dengan menjadi parasit di jaringan hidup vertebrata. Meski tidak ada yang mencari manusia sebagai inang normal mereka, manusia kadang-kadang ditumpangi oleh parasit-parasit itu secara tidak sengaja.

Biasanya, mereka masuk melalui luka atau selaput lendir dari lubang tubuh. Namun, Snopes tidak menemukan referensi tentang serangga parasit di telinga manusia. Hal ini tidak berarti kejadian tersebut tidak akan terjadi, namun infestasi semacam itu akan terbatas pada jaringan lunak di sekitar telinga bagian luar.

Selain itu, serangga dan arthropoda lainnya memang berkeliaran di telinga manusia, tapi tidak untuk bertelur. Telinga manusia dapat menjadi perangkap yang efektif bagi makhluk kecil, yang akan mencoba mencari jalan keluar.

Penjelasan dokter

Dikutip dari situs kesehatan Alodokter, tidak benar bahwa serangga bisa masuk ke otak melalui telinga. Struktur telinga terdiri dari telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar meliputi daun telinga, liang telinga luar, dan bagian luar dari gendang telinga. Serangga umumnya hanya bisa mencapai liang telinga luar.

Hal ini tidak lepas dari peran kelenjar dan rambut-rambut kecil di liang telinga luar yang berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh dalam menghadapi benda asing, termasuk hewan-hewan kecil. Selain itu, antara telinga luar dan tengah dibatasi oleh gendang telinga serta antara telinga tengah dan dalam tertutup oleh koklea.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi bahwa ada seorang bocah yang meninggal karena semut masuk ke otaknya, keliru. Narasi itu telah beredar setidaknya sejak 1998. Tidak benar bahwa serangga bisa masuk ke otak melalui telinga. Narasi tersebut pun tidak berkaitan dengan dua foto di atas. Foto itu terkait dengan kasus yang dialami Shreya Darji, bocah perempuan berusia 12 tahun asal India. Pada Agustus 2015, ribuan semut ditemukan di telinga Shreya. Namun, tidak ditemukan penjelasan bahwa semut-semut itu telah menggerogoti otak Shreya dan menyebabkan bocah tersebut meninggal.

TIM CEK FAKTA TEMPO

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id