Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Demi Sekolah Online Pria Ini Seberangkan Anaknya Lewat Sungai dengan Plastik?

Senin, 14 September 2020 15:06 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Demi Sekolah Online Pria Ini Seberangkan Anaknya Lewat Sungai dengan Plastik?

Kolase foto seorang pria tengah memasukkan bocah laki-laki ke dalam kantong plastik dan menyeberangkan bocah laki-laki dengan pakaian yang berbeda melewati sebuah sungai beredar di media sosial. Kolase foto itu terdapat dalam artikel yang berjudul "Karna Tak Punya HP Seorang Ayah Ini Sebrangkan Anak Nya di Sungai Agar Bisa Pinjam Hp Temen Nya Untuk Sekolah Online".

Arikel tersebut berasal dari situs Detikinfo.xyz. Di Facebook, artikel ini salah satunya dibagikan oleh akun Ozi pada 9 September 2020. Akun itu pun menulis narasi, "Jangan lupa bersyukur. Karna Tak Punya HP Seorang Ayah Ini Sebrangkan Anak Nya di Sungai Agar Bisa Pinjam Hp Temen Nya Untuk Sekolah Online."

Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah direspons lebih dari 5 ribu kali, dikomentari sebanyak 217 kali, dan dibagikan lebih dari 250 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Ozi.

Apa benar pria dalam foto tersebut menyeberangkan anaknya melewati sebuah sungai dengan plastik agar bisa meminjam ponsel untuk sekolah daring?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri jejak digital foto-foto tersebut dengan reverse image tool Source dan Google. Hasilnya, foto-foto tersebut telah beredar di internet sejak September 2018, jauh sebelum terjadinya pandemi Covid-19 yang menyebabkan masyarakat mesti bekerja dan bersekolah dari rumah secara online.

Foto-foto itu merupakan gambar tangkapan layar sebuah video milik media Vietnam, The Voice of Vietnam (VOV), pada 5 September 2018. Video ini pernah diunggah oleh situs media Tienphong dengan judul “Penampakan siswa Dien Bien yang membawa kantong plastik untuk melintasi sungai dan banjir demi ke sekolah”.

Video ini diberi keterangan sepanjang satu paragraf yang berbunyi, "Banyak siswa di desa Huoi Ha (Na Sang, Muong Cha, Dien Bien, Vietnam) harus membawa kantong plastik untuk orang dewasa yang akan menyeberangkan mereka melintasi sungai banjir dan hutan selama lebih dari 5 jam ke sekolah.”

Dilansir dari VOV, banyak siswa di desa Huoi Ha, Dien Bien, Vietnam, yang harus membawa kantong plastik dan meminta orang dewasa untuk mengantar mereka menyeberangi sungai banjir dan hutan dengan plastik tersebut. Hal ini dilakukan demi bersekolah yang jaraknya sekitar 15 kilometer, dengan waktu tempuh lebih dari 5 jam.

Huoi Ha adalah salah satu desa paling terpencil dan sulit di Komune Na Sang, Distrik Muong Cha, Provinsi Dien Bien, Vietnam. Desa tersebut dihuni oleh 75 rumah tangga dengan sekitar 500 penduduk. Karena musim banjir, permukaan air aliran Nam Chim naik, jembatan bambu tersapu, dan warga harus menggunakan rakit dengan tali yang direntangkan melintasi sungai untuk bepergian.

Bagi orang dewasa, bepergian dengan cara ini sangatlah sulit. Apalagi anak-anak, para siswa, yang mesti bersekolah. Lebih dari 50 siswa di desa itu harus membawa kantong plastik dan meminta orang dewasa untuk menyeret mereka menyeberangi sungai demi pergi ke sekolah pada tahun ajaran baru 2018/2019. Meskipun ketakutan, hal itu mereka tempuh demi mencapai pendidikan yang tinggi dan keluar dari kemiskinan.

Penduduk pria yang masih kuat dan pandai berenang diberi tugas menyeberangkan para siswa ini. Kesalahan kecil saja bisa membuat mereka tersapu oleh arus air yang deras. Mata yang cemas selalu mengikuti setiap kantong itu dibawa melintasi sungai. Setiap kali seorang siswa pergi ke sekolah, seluruh desa akan berkumpul untuk mendukung pria yang membawa siswa tersebut menyeberangi sungai.

Dilansir dari stasiun televisi Vietnam Bac Giang TV, Ketua Komune Na Sang, Vang A Po, mengatakan bahwa memang banyak siswa di Desa Huoi Ha yang harus pergi ke sekolah dengan kantong plastik. Saat ini, terdapat sekitar 40 siswa kelas 2, 4, dan 5 di Desa Huoi Ha yang bersekolah di pusat Komune Na Sang, yang berjarak sekitar 17 kilometer dari desa tersebut.

Para siswa tinggal di asrama, namun mereka pulang setiap akhir pekan. Jalan dari Desa Huoi Ha ke pusat Komune Na Sang bisa diakses dengan motor. Tapi, pada musim hujan, jalan yang masih berupa tanah ini hanya selebar 1 meter sehingga sulit dilalui. Setidaknya, butuh waktu sekitar 5 jam untuk berjalan kaki melewati lereng yang licin.

Untuk mencapai pusat komune, para siswa itu pun harus melalui sungai Nam Chim dengan lebar lebih dari 20 meter. Ketika musim kemarau, terdapat jembatan dari kayu dan batu untuk memudahkan perjalanan. Namun, saat musim hujan (Juni-Oktober), jembatan itu hanyut sehingga para siswa harus menggunakan rakit atau diseberangkan dengan kantong plastik.

“Kita sudah sering menyerukan bahayanya menyeberangi sungai dengan kantong plastik. Namun, sebenarnya tidak ada jalan lain karena anak-anak itu belum bisa berenang. Rakit tersapu karena sungai mengalir deras. Ada kasus anak-anak tenggelam saat menyeberangi sungai dengan menunggang kerbau dan berenang. Seorang pejabat distrik yang memakai rakit terguling sehingga menimbulkan luka-luka," kata Vang A Po.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa foto di atas merupakan foto seorang pria yang menyeberangkan anaknya melewati sebuah sungai dengan plastik agar bisa meminjam ponsel untuk sekolah daring, menyesatkan. Foto itu diambil pada 2018, jauh sebelum terjadinya pandemi Covid-19 yang menyebabkan masyarakat mesti bekerja dan bersekolah dari rumah secara online. Foto tersebut memperlihatkan para siswa di Desa Huoi Ha, Dien Bien, Vietnam, yang membawa kantong plastik untuk orang dewasa yang akan menyeberangkan mereka melintasi sungai untuk pergi ke sekolah.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id