Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ahok Bakal Bubarkan Pertamina Jika dalam 7 Bulan Tak Untung?

Kamis, 3 September 2020 13:20 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ahok Bakal Bubarkan Pertamina Jika dalam 7 Bulan Tak Untung?

Video ketika Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, diwawancara beredar di media sosial. Video itu memuat teks yang berbunyi, "Viral! Sesumbar Ahok: 7 Bulan Gak Untung Gua Bubarin, Ehh Sekarang Tekor 11 Triliun." Video ini menyebar tak lama setelah Pertamina tercatat mengalami kerugian sekitar Rp 11 triliun pada semester I 2020.

Dalam video itu, Ahok pun berkata, "Enggak ada lagi cerita APBN setor duit kepada BUMN, yang ada BUMN mesti setor duit kepada APBN dong. Masa' tiap tahun mesti disuntik. Yang enggak beres ya dibubarin atau digabung." Lalu, pewawancara bertanya, "Anda optimistis ini bisa jalan ini?" Ahok pun menanggapi, "Ya tujuh bulan juga udah mulai keliatan kok. Gue udah bilang, kalau enggak gue bubar, gue berhenti nih, gue bilang."

Di Twitter, video itu dibagikan salah satunya oleh akun @_KingPurwa pada 26 Agustus 2020. Akun ini pun menulis, "Sekali lagi plisss jgn di RT, kesian! bikin malu soalnya, dah di depak dari 500 Fortune Global, rugi pulak!" Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah di-retweet lebih dari 4.800 kali dan disukai lebih dari 6.100 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Twitter @_KingPurwa.

Apa benar Ahok bakal bubarkan Pertamina jika tujuh bulan tak untung?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula tim menelusuri jejak digital video itu dengan mengambil gambar tangkapan layar thumbnail-nya dan memasukkannya ke reverse image tool Google serta Yandex. Lewat cara ini, ditemukan bahwa video itu merupakan potongan dari video Instagram Live wawancara Andy dengan Ahok.

Hal ini terlihat dari baju yang dikenakan Ahok, berkerah dan berwarna hitam, serta bentuk lemari kayu yang berada di belakang Ahok. Suara pria yang terdengar dalam video unggahan akun @_KingPurwa pun sama dengan suara Andy. Begitu pula dengan pernyataan-pernyataan yang mereka ucapkan.

Video itu diunggah oleh akun Instagram Kick Andy, @kickandyshow, pada 27 Juni 2020. Video berdurasi 1 jam 18 menit itu diberi judul "Apa Kabar Pak Ahok". Video tersebut juga diunggah oleh kanal YouTube Kick Andy Show pada 2 Juli 2020 dengan judul yang sama, namun dibagi menjadi empat video.

Terkait potongan video yang viral, bahwa Ahok menyebut soal pembubaran, terdapat pada menit 58:22 video Instagram Live atau menit 12:07 video di YouTube bagian ketiga. Awalnya, pada menit 8:30 video di YouTube, Andy bertanya soal alasan Ahok menerima jabatan sebagai Komut Pertamina.

Ahok menjelaskan panjang lebar. Dia menyatakan ingin membantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam mengurangi defisit neraca berjalan. Dia juga ingin meningkatkan kinerja Pertamina di kancah global. Selain itu, mengemban jabatan tersebut menjadi portofolio baginya.

Ahok pun menceritakan program-programnya di Pertamina. Pertama, dia menyinggung soal perubahan sistem jenjang karier di Pertamina, dengan menerapkan semacam lelang jabatan. Lalu, dia membicarakan soal tim transformer di dewan komisaris yang berisi anak-anak muda terbaik Pertamina. Berikut ini transkrip lengkap penjelasan Ahok berikutnya:

"Kalau saya bisa membuat transformasi yang baik di Pertamina, harusnya bisa jadi model untuk seluruh BUMN. Misalnya, kita lagi buat procurement (pengadaan) itu satu pintu, dengan harga perkiraan sendiri itu, yang online persis saya bikin e-procurement di DKI lah. Nah, kalau itu bisa diberlakukan di seluruh BUMN, dengan daya tawar kita butuh barang dengan kontrol harga seperti itu, ini bisa hemat uang banyak banget. Dan ke depan, Kementerian BUMN bisa dibubarkan kalau sudah bisa go public. Rakyat memiliki, dia kontrol, untuk apa ada Kementerian BUMN? Enggak ada lagi cerita APBN setor duit kepada BUMN, yang ada BUMN mesti setor duit kepada APBN dong. Masa' tiap tahun mesti disuntik. Yang enggak beres ya dibubarin atau digabung."

Lalu, Andy bertanya, "Anda optimistis ini bisa jalan ini?" Ahok pun menanggapi, "Ya tujuh bulan juga udah mulai keliatan kok. Gue udah bilang, kalau enggak gue bubar, gue berhenti nih, gue bilang nih."

Lewat video yang lengkap ini, diketahui bahwa konteks pernyataan Ahok adalah soal program yang sedang ia jalankan di Pertamina, yakni e-procurement. Ahok meyakini efek dari program tersebut akan mulai terlihat dalam tujuh bulan ke depan. Jika tidak, Ahok akan "bubar" atau berhenti. Kata-kata "tujuh bulan" itu tidak merujuk pada pembubaran Pertamina jika merugi.

Terkait pembubaran pun, Ahok tidak secara spesifik merujuk pada Pertamina. Konteksnya adalah soal BUMN di mana BUMN yang tidak beres bisa dibubarkan atau digabung dengan BUMN lain. Menurut Ahok, jika e-procurement bisa diadopsi oleh seluruh BUMN, BUMN bakal menghemat anggaran yang cukup besar. Dengan demikian, tidak akan ada lagi BUMN yang mesti mendapatkan suntikan dana dari APBN.

Sebab Pertamina Rugi

Dikutip dari arsip berita Tempo pada 26 Agustus 2020, Vice President Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan kerugian yang dihadapi perusahaan sepanjang semester I 2020. "Pertamina menghadapi triple shock," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers pada 24 Agustus 2020.

Menurut Fajriyah, ketiga syok itu adalah penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri, serta pergerakan nilai tukar dolar Amerika Serikat yang berdampak pada selisih kurs yang cukup signifikan. “Pandemi Covid-19 dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina," tuturnya.

Dengan penurunan permintaan, depresiasi rupiah, dan juga harga minyak mentah yang berfluktuasi sangat tajam, kata Fajriyah, kinerja keuangan Pertamina sangat terdampak.

Dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Pertamina (tidak diaudit) per 30 Juni 2020, terlihat perusahaan merugi US$ 767,92 juta atau sekitar Rp 11,13 triliun. Perhitungan tersebut menggunakan asumsi kurs Rp 14.500 per dolar AS.

Meski tercatat merugi, Pertamina mencatatkan laba operasi pada Juni 2020 sebesar US$ 443 juta dan EBITDA sebesar US$ 2,61 miliar. Hal tersebut, kata Fajriyah, menunjukkan bahwa kegiatan operasional Pertamina tetap berjalan dengan baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Ahok bakal bubarkan Pertamina jika tujuh bulan tak untung menyesatkan. Klaim itu dilengkapi dengan video wawancara Ahok dengan Andy F. Noya, pembawa acara Kick Andy, yang telah dipotong. Dalam video utuhnya, diketahui bahwa konteks pernyataan Ahok adalah soal program yang sedang ia jalankan di Pertamina, yakni e-procurement. Ahok meyakini efek program itu akan terlihat dalam tujuh bulan ke depan. Kata-kata "tujuh bulan" tidak merujuk pada pembubaran Pertamina jika merugi. Terkait pembubaran pun, Ahok tidak secara spesifik merujuk pada Pertamina. Konteksnya adalah soal BUMN di mana BUMN yang tidak beres bisa dibubarkan atau digabung dengan BUMN lain.

IBRAHIM ARSYAD | ANGELINA ANJAR SAWITRI

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id