[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto-foto Warga Cina yang Berseragam Brimob Polri?

Selasa, 21 Juli 2020 13:57 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto-foto Warga Cina yang Berseragam Brimob Polri?

Kolase foto yang memperlihatkan sejumlah pria yang mengenakan seragam khas Polri serta lencana dan kartu anggota yang bertuliskan FBI beredar di media sosial. Menurut klaim yang menyertainya, foto-foto tersebut merupakan foto-foto warga Cina yang mengenakan seragam Brimob Polri.

Di Facebook, foto-foto tersebut diunggah salah satunya oleh akun Loreng Mba, yakni pada 18 Juli 2020. Akun ini pun menuliskan narasi, “Ini penampakan beberapa ORANG CHINA berseragam BRIMOB/POLISI.”

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Loreng Mba.

Apa benar foto-foto di atas merupakan foto-foto warga Cina yang berseragam Brimob Polri?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menelusuri jejak digital foto-foto tersebut dengan reverse image tool Source dan Google. Hasilnya, ditemukan bahwa foto-foto itu telah beredar di internet sejak 2016. Foto sejumlah pria yang berseragam coklat khas Polri pun tidak terkait dengan foto dua pria berbaju biru tua yang mengenakan atribut bertuliskan FBI.

Foto pria berseragam Brimob

Foto beberapa pria yang diklaim sebagai warga Cina yang mengenakan seragam polisi pernah dimuat di situs Tribunnews.com pada 19 Desember 2016. Foto itu terdapat dalam artikel yang berjudul “Mulai Lencana Hingga Baret Warga Sipil Ini Kompak Gunakan Seragam Brimob”.

Menurut laporan Tribunnews.com, para pria dalam foto itu sempat dikaitkan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Bhayangkara Indonesia (FBI) yang juga menggunakan seragam layaknya anggota Polri, mulai dari lencana, pakaian, hingga baret.

Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara, Komisaris Besar Rina Sari Ginting, mengatakan kesembilan orang tersebut memang menggunakan seragam satuan Brimob. "Benar memang seragam yang digunakan tersebut milik Polri," katanya pada 19 Desember 2016.

Namun, Rina menjelaskan bahwa mereka adalah warga sipil yang mahir menggunakan peralatan musik dan tergabung dalam Korps Musik (Korsik) Brimob Polda Sumatera Utara. "Mereka adalah orang sipil yang menggunakan seragam polisi," ujar Rina.

Menurut Rina, mereka hanya menggunakan seragam polisi pada momen tertentu di Polda Sumatera Utara, dan mereka hanya tampil khusus untuk membawakan musik. Rina pun heran dengan kembali beredarnya foto tersebut. Dia mengatakan foto tersebut didokumentasikan pada 2006.

Foto pria beratribut FBI

Foto yang memperlihatkan dua pria berbaju biru tua dengan atribut bertuliskan FBI pernah dimuat di situs Konfrontasi.com pada 19 Desember 2016. Menurut artikel di situs Konfrontasi.com yang memuat foto tersebut, FBI merupakan Forum Bhayangkara Indonesia.

Menurut artikel itu, foto tersebut merupakan foto pengangkatan seorang warga Cina bernama Chen Shu sebagai liaison officer (LO) yang bertugas sebagai penghubung dan menjalin kerja sama dengan para pengurus ormas FBI se-Indonesia. Hal ini membuat banyak pihak khawatir, di mana keberadaan FBI bakal membahayakan Indonesia.

Dilansir dari situs Kupasmerdeka.com, anggota Dewan Pembina FBI, Inspektur Jenderal Purnawirawan Eddy Kusuma Wijaya, membantah bahwa FBI merupakan wadah untuk menampung warga negara Cina. "Itu tidak benar," ujar Eddy pada 16 Desember 2016.

Eddy menjelaskan bahwa dibentuknya FBI berawal dari diskusi dengan budayawan Renny Marsantio. Mereka resah atas terpecahnya masyarakat saat Pilpres 2014. "Intinya adalah menyatukan dan mempersatukan NKRI, seperti apa yang telah dilakukan Patih Gadjah Mada terdahulu, yang sanggup menyatukan Nusantara,” kata Eddy.

FBI pun dideklarasikan pada 19 April 2014. Pendirinya adalah Inspektur Jenderal Purnawirawan Andi Masmiyat, Inspektur Jenderal Purnawirawan Eddy Kusuma Wijaya, Marsekal Muda TNI Purnawirawan Anwar Sanusi, Mayor Jenderal TNI Purnawirawan Iskandar, Komisaris Besar Purnawirawan Darul Ulum, Renny Mursantio, Rudiono Tanoto, Soemantono Aji, Hari Wicahyono, Suryadi, dan Radin.

Eddy menambakan bahwa FBI memang kerap bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan dari Cina, Korea, dan Taiwan. Mereka menyediakan penghubung, pengawal, dan sopir bagi perusahaan-perusahaan itu. "Namun, tidak benar bahwa ormas ini adalah wadah Cinaisasi. Saat ini, kegiatan-kegiatan itu juga terhenti karena ketua umumnya (Renny Mursianto) meninggal," ujar Eddy.

Dikutip dari Detik.com, Ketua Dewan Penasihat sekaligus Ketua Dewan Pengawas FBI, Rudiono Tanoto, menjelaskan bahwa memang ada rencana penunjukan LO untuk menggaet investor Cina ke Indonesia. "Kita tempatkan LO di Cina untuk mencari investor. Kita sendiri enggak tahu jalan (di Cina). Jadi pelajari itu, kita gelap terhadap Cina," ujar Rudi pada 14 Desember 2016.

Rudi enggan berkomentar banyak terkait surat pengangkatan Chen Su yang fotonya juga sudah beredar secara luas itu. Namun, sebagai Ketua Dewan Penasihat sekaligus Ketua Dewan Pengawas, Rudi menilai tindakan FBI memberikan surat pengangkatan LO kepada Chen Su adalah kesalahan. Menurut Rudi, Chen Su seharusnya tidak diberi wewenang sebesar itu.

Rudi menjelaskan bahwa posisi FBI adalah penghubung investor Cina dengan Indonesia. FBI tidak menjalankan bisnis, melainkan hanya mencari mitra bagi investor Cina itu. "Dia ditunjuk untuk meng-handle investor masuk biasa saja. Kalau sampai sosialisasi, keluar dari koridor. Tapi, saya enggak tahu latar belakangnya," kata Rudi.

Menurut Rudi, Chen Shu sudah bukan bagian dari FBI. Dia dipecat pada Maret tak lama setelah menerima surat pengangkatan sebagai LO. "Karena enggak ada prestasinya, wanprestasi," katanya.

Meskipun kerap berhubungan dengan investor Cina, Rudi menjelaskan bahwa FBI tidak ada sangkut pautnya dengan tuduhan-tuduhan konspiratif mengenai banyaknya pekerja Cina di Indonesia. Pilihan terhadap Cina diambil karena logika ekonomi. "Eranya kan ke Asia, bukan ke Eropa. Sekarang kan Cina (ekonomi terkuat). Suka enggak suka, senang enggak senang," katanya.

Rudi juga mengatakan anggota FBI berasal dari berbagai suku. Ormas ini terbuka untuk siapa pun. "Pendiri, cuma gue yang keturunan (Cina). Anggota FBI itu Cinanya cuma satu atau dua," ujarnya. Rudi menambahkan FBI sudah mendapat surat pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM. Surat pengesahan itu tertanggal 15 Oktober 2015.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa foto-foto di atas merupakan foto-foto warga Cina yang berseragam Brimob Polri keliru. Foto pertama merupakan foto warga sipil yang tergabung dalam Korps Musik (Korsik) Brimob Polda Sumatera Utara yang menggunakan seragam polisi hanya dalam momen tertentu, yakni saat tampil untuk membawakan musik. Sementara foto kedua merupakan foto anggota Forum Bhayangkara Indonesia (FBI) yang mengenakan seragam ormasnya, bukan seragam polisi.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke [email protected]