[Fakta atau Hoaks] Benarkah WHO Tetapkan Covid-19 Sebagai Pandemi Sehari Setelah Terima Sumbangan Bill Gates?

Kamis, 18 Juni 2020 16:37 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah WHO Tetapkan Covid-19 Sebagai Pandemi Sehari Setelah Terima Sumbangan Bill Gates?

Akun Facebook Satria membagikan video talkshow dari Fox News yang berjudul "Exposed: Bill Gates Influence on World Health Organization" pada 16 Juni 2020. Video ini menyinggung sumbangan Bill Gates Foundation ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beberapa bulan lalu sebesar 50 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Video berdurasi 3 menit 44 detik itu menghadirkan editor opini Washington Times, Cheryl Chumley. Video tersebut kemudian diberi narasi oleh akun Satria, bahwa sumbangan Bill Gates tersebut mempengaruhi keputusan WHO untuk menetapkan Covid-19 sebagai pandemi. 

"Bill Gates 'Suntik' WHO 50 Juta Dolar Untuk Menyatakan Bahwa Covid19 Adalah 'Pandemi'. Dipublikasikan Tanggal 5 Juni 2020. Awalnya, WHO tidak ingin menyatakan Covid sebagai Pandemi. Namun Sehari Kemudian, Bill Gates menyuntikan Dana 50 juta Dolar kepada WHO. Dan Setelah Itu, Keesokan Hari, Sekretaris Jenderal WHO menyatakannya sebagai 'Pandemi'," demikian narasi yang ditulis oleh akun Satria.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Satria.

Artikel ini akan berisi pemeriksaan terhadap beberapa hal:

  • Benarkah talkshow Fox News tersebut mengungkap bahwa ada sumbangan Bill Gates di balik penetapan Covid-19 sebagai pandemi oleh WHO?
  • Benarkah penetapan pandemi Covid-19 oleh WHO dilakukan sehari setelah adanya sumbangan dari Bill Gates?

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, narasi yang ditulis akun Satria di atas memang mengutip apa yang disampaikan oleh editor opini Washington Times, Cheryl Chumley, di bagian akhir video Fox News tersebut. Chumley mengatakan bahwa awalnya WHO tidak ingin mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi. Akan tetapi, setelah Bill Gates menyatakan bakal menyumbang 50 juta dolar AS untuk memerangi virus Corona dan membuat vaksin, keesokan harinya WHO menyatakan Covid-19 sebagai pandemi. 

Sebelum memverifikasi klaim tersebut, Tempo memeriksa kredibilitas Washington Times tempat Chumley bekerja dan Fox News yang menayangkan wawancara itu. Menurut Media Matters of America, sebuah pusat penelitian dan informasi independen di Amerika, Washington Times adalah surat kabar harian konservatif yang diterbitkan di Washington DC. Media ini sering menampilkan konten rasis dan anti-LGBTQ serta mempromosikan teori konspirasi.

Demikian halnya dengan Fox News, saluran televisi kabel sayap kanan yang didirikan pada 1996 oleh Rupert Murdoch dan Roger Ailes serta dimiliki oleh Fox Corporation. Fox News berfungsi sebagai media propaganda untuk Partai Republik dan menyatakan dirinya sebagai "suara oposisi" selama pemerintahan Presiden Amerika sebelumnya dari Partai Demokrat, Barack Obama.

Sejak pemerintahan Trump, media ini secara terbuka menyatakan pro-Trump dan berfungsi sebagai penasihat presiden secara tidak resmi. Fox News juga dilaporkan sering mempromosikan teori konspirasi dan membuat laporan yang tidak akurat sehingga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat selama pandemi Covid-19.

Berdasarkan penelusuran Tempo, talkshow Fox News dengan Chumley itu dilakukan setelah Bill Gates mengkritik keras keputusan Trump yang menunda pendanaan ke WHO. Ia menyebut keputusan itu berbahaya dan menyarankan agar pendanaan tetap dilanjutkan selama pandemi Covid-19. “Halting funding for the World Health Organization during a world health crisis is as dangerous as it sounds,” ujar Bill Gates di akun Twitter-nya pada 15 April 2020.

Dilansir dari Washington Post, Trump menunda pendanaan WHO karena ingin melakukan peninjauan terhadap peran WHO serta penutupan informasi tentang penyebaran virus Corona. "We have not been treated properly. The WHO pushed China’s misinformation about the virus," kata Trump pada 15 April 2020.

Melihat konteks peristiwa ini dan kredibilitas kedua media tersebut, klaim yang disampaikan oleh Chumley tidak bisa sepenuhnya dipercaya. Tayangan talkshow itu memperpanjang daftar teori konspirasi yang diproduksi oleh Fox News dan Washington Time. 

Penetapan pandemi Covid-19

WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Keputusan ini diumumkan di Twitter dan situs resminya. Penetapan Covid-19 sebagai pandemi didasarkan pada hasil penilaian WHO berdasarkan tingkat sebaran dan jumlah korban yang kian meningkat sejak kasus pertama diumumkan di Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. “WHO telah menilai wabah ini sepanjang waktu dan kami sangat prihatin dengan tingkat penyebaran dan keparahan yang semakin mengkhawatirkan,” demikian pernyataan WHO di Twitter pada 11 Maret 2020.

Secara teori, Covid-19 pun telah memenuhi kriteria sebagai pandemi. Pandemi merujuk pada penyakit yang menyebar ke banyak orang di beberapa negara dalam waktu yang bersamaan. Kasus virus Corona meningkat secara signifikan secara global. Ciri-ciri pandemi adalah sebagai berikut: merupakan jenis virus baru, dapat menginfeksi banyak orang dengan mudah, dan bisa menyebar antar manusia secara efisien. Virus corona memiliki tiga karakteristik tersebut.

Sebelum menaikkan status Covid-19 ke pandemi, WHO terlebih dulu menetapkan status Covid-19 sebagai wabah penyakit pada 5 Januari 2020. Kemudian, pada 30 Januari 2020, WHO memperingatkan bahwa virus Corona jenis baru ini memberi ancaman yang tinggi secara global menyusul adanya laporan bahwa kasus Covid-19 telah mencapai 7.818 kasus, baik di Cina maupun di 18 negara lainnya.

Pada 31 Januari 2020, WHO mengumumkan penyebaran virus Corona Covid-19 sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat Internasional (PHEIC). Setelah adanya penetapan sebagai pandemi ini, WHO baru membuka donasi bagi individu, perusahaan swasta, maupun institusi yang bernama Covid-19 Solidarity Response Fund pada 13 Maret 2020.

Sumbangan Bill Gates

Bill Gates Foundation yang dimiliki oleh pendiri Microsoft, Bill Gates, menjadi salah satu donatur untuk memerangi Covid-19. Mereka mengumumkan pemberian sumbangan pertamanya pada Februari 2020. Namun, sumbangan yang mencapai 100 juta dolar AS itu tidak hanya ditujukan bagi WHO. 

Rinciannya, 20 juta dolar AS untuk WHO dan otoritas di Cina, 20 juta dolar AS untuk operasi darurat di Afrika dan Asia Selatan, kemudian sisanya, 60 juta dolar AS, bakal dialokasikan untuk pengembangan vaksin serta perawatan lebih jitu untuk melawan wabah virus Corona. 

Kemudian, pada April 2020, Bill Gates dan istrinya, Melinda Gates, memberikan bantuan tambahan sebesar 150 juta dolar AS kepada WHO untuk melawan Covid-19. Bantuan ini diberikan setelah Trump menghentikan pendanaan untuk WHO di tengah pandemi Covid-19. Padahal, Amerika merupakan pendonor WHO terbesar yang sebelumnya telah berkomitmen untuk memberikan dana sebesar 893 juta dolar AS selama dua tahun.

Sebenarnya, pendanaan oleh Bill Gates Foundation kepada WHO telah dilakukan jauh sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Washington Post menyebut bahwa Bill Gates Foundation adalah pendonor WHO terbesar kedua setelah Amerika, yang menyumbang hampir 10 persen dari dana salah satu badan PBB tersebut. 

Bahkan, dalam situsnya, WHO menyebut bahwa Bill Gates Foundation telah bergabung sebagai mitra dalam Global Health Workforce Alliance sejak 2007. Global Health Workforce Alliance adalah aliansi yang diinisiasi WHO untuk kerja-kerja kemanusiaan di bidang kesehatan.

Bill Gates Foundation telah berkontribusi besar dalam penanganan berbagai wabah penyakit. Pada 2012, Bill Gates Foundation menyumbang 750 juta dolar AS untuk memberantas AIDS, malaria, dan TBC. Pada 2014, Bill Gates Foundation menyumbang 5,7 juta dolar untuk upaya penyembuhan pasien Ebola.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa penetapan Covid-19 sebagai pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2020 dipengaruhi oleh sumbangan Bill Gates sehari sebelumnya merupakan klaim yang keliru. Sumbangan pertama Bill Gates kepada WHO terkait Covid-19 diberikan pada Februari 2020, jauh sebelum penetapan pandemi. Adapun sumbangan kedua Bill Gates diberikan pada April 2020, setelah Presiden Amerika Donald Trump menghentikan pendanaan untuk WHO. Terkait penetapan Covid-19 sebagai pandemi, dilakukan karena tingkat sebaran dan jumlah korban kian meningkat. Secara teori, Covid-19 pun telah memenuhi kriteria sebagai pandemi.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke [email protected]