Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Terjadi Bentrok TNI-Polri di Papua yang Dipicu oleh Masuknya TKA Cina Ilegal?

Jumat, 17 April 2020 17:58 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Terjadi Bentrok TNI-Polri di Papua yang Dipicu oleh Masuknya TKA Cina Ilegal?

Akun Facebook Nomost mengunggah sebuah poster berlogo situs media CNN Indonesia pada 16 April 2020. Poster itu berisi informasi tentang bentrok antara TNI penjaga perbatasan dengan Polri di Papua. Menurut poster tersebut, bentrokan itu dipicu oleh masuknya tenaga kerja asing (TKA) Cina ilegal di perbatasan.

Di bagian atas poster itu, tertulis judul "Bentrok Baku Tembak antara TNI Penjaga Perbatasan dengan Polri di Papua". Terdapat pula dua foto yang diklaim sebagai foto TKA Cina ilegal yang memicu bentrokan TNI-Polri serta sebuah gambar tangkapan layar video berlogo CNN Indonesia yang menampilkan berita berjudul "Bentrok Oknum TNI-Polri".

Poster ini juga berisi empat paragraf yang berisi kronologi bentrokan tersebut. Bentrokan itu diklaim berawal saat prajurit TNI berpatroli di perbatasan dan memergoki adanya TKA Cina ilegal yang masuk. Prajurit TNI pun menahan 139 TKA Cina tersebut. Tak lama kemudian, polisi datang dan mereka terlibat adu mulut. Bentrokan kemudian terjadi.

Akun Nomost juga memberikan narasi pada unggahannya itu, yakni, "Ketahuan siapa yang melindungi TKA CINA. Bravo TNI. Tembak semua hingga mati penghinat bangsa ini." Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun Nomost tersebut telah dibagikan lebih dari 300 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Nomost.

Artikel ini akan berisi pemeriksaan terhadap dua hal:

  • Benarkah gambar tangkapan layar video, foto, dan tulisan dalam poster tersebut bersumber dari CNN Indonesia?
  • Benarkah pemicu bentrokan dalam video tersebut adalah masuknya 139 TKA Cina ilegal di Papua?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri gambar tangkapan layar video berlogo CNN Indonesia dalam poster di atas. Namun, ketika dimasukkan kata kunci sesuai judul video berita yang tertera, yakni "Bentrok Oknum TNI-Polri", ke kanal YouTube CNN Indonesia, hasilnya nihil. CNN Indonesia tidak pernah menyiarkan video tersebut.

Tempo justru menemukan bahwa video itu merupakan tayangan program Kabar Pagi yang disiarkan oleh tvOne pada 12 April 2020. Hal itu terlihat dari kesamaan logo Kabar Pagi, juru bahasa isyarat, serta cuplikan video pada detik ke-55. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa gambar tangkapan layar video dalam poster di akun Nomost telah disunting dengan menambahkan logo CNN Indonesia untuk menutup logo tvOne.

Gambar tangkapan layar video berita tvOne tentang bentrokan TNI-Polri di Papua.

Selanjutnya, Tempo melakukan pencarian di situs media CNN Indonesia mengenai berita terkait. Hasilnya, CNN Indonesia hanya pernah memuat satu berita tentang bentrok TNI-Polri dengan judul "3 Polisi Tewas dalam Bentrokan Polri dan TNI di Mamra Papua" pada 12 April 2020. Setelah berita itu dibaca secara menyeluruh, tidak ditemukan informasi bahwa bentrokan itu dipicu oleh masuknya 139 TKA Cina ilegal di Papua.

Dalam berita itu, CNN Indonesia memuat keterangan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab. Ia mengatakan bahwa bentrokan itu terjadi karena kesalahpahaman antara kedua belah pihak. Namun, ia tidak menjelaskan secara detail duduk perkara insiden tersebut. Saat ini, insiden itu sedang diinvestigasi oleh tim bentukan Pangdam Cenderawasih bersama Kepala Polda Papua.

Terkait foto

Tempo juga menelusuri dua foto yang terdapat dalam poster tersebut yang diklaim sebagai 139 TKA Cina yang diselundupkan ke Papua. Hasilnya, kedua foto itu merupakan foto peristiwa yang sudah terjadi jauh sebelumnya. Foto itu pun tidak diambil di Papua.

Foto ini adalah foto 35 WNA asal Cina yang ditahan oleh petugas Imigrasi Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada 11 Januari 2016. Mereka ditangkap saat beraktivitas di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sambelia, Lombok Timur, NTB.

Sumber: Kompas.com

Foto ini adalah foto TKA Cina yang tiba di Bandara Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 24 April 2018. Mereka akan bekerja di sejumlah lokasi di Sulawesi Tenggara, terutama di perusahaan-perusahaan pemilik pabrik nikel.

Sumber: iNews.id

Bukan TKA penyebab bentrok TNI-Polri di Papua pada 12 April 2020

Tempo tidak menemukan pemberitaan yang menyebut bentrok TNI-Polri di Kasonaweja, Mamberamo Raya, Papua, dipicu oleh masuknya TKA Cina ilegal.

Berdasarkan arsip berita Koran Tempo, Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw mengatakan pertikaian itu berawal dari urusan sewa motor sehari sebelum kejadian. Saat itu, anggota Polres Mambero Raya menyewa motor tukang ojek yang mangkal di dekat Markas Batalion Infanteri 755/Yalet. Dalam perjanjian antara mereka, motor hanya disewa satu jam. Tapi ternyata motor itu disewa hingga tiga jam sebelum keributan.

Saat keributan terjadi, anggota Yonif 755 berusaha melerai. Tapi keributan justru meluas dengan melibatkan TNI dan Polri. Selanjutnya, polisi tersebut melapor ke Polres Mambero. Sejumlah anggota Polres Mambero Raya pun mendatangi markas Yonif 755. Kemudian, terjadi baku tembak antara polisi dan TNI. Insiden ini mengakibatkan tiga anggota Polres Mambero tewas tertembak.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi dalam poster unggahan akun Nomost, bahwa terjadi bentrok TNI-Polri di Papua yang dipicu oleh masuknya TKA Cina ilegal, keliru. CNN Indonesia tidak pernah menayangkan video, foto, ataupun berita sebagaimana yang tercantum dalam poster tersebut. Bentrok TNI-Polri di Papua itu pun, yakni pada 12 April 2020, bukan dipicu oleh masuknya TKA Cina ilegal, melainkan urusan sewa motor.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id