Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Video Muslim Amerika yang Salat Hingga ke Jalan di Tengah Pandemi Corona?

Rabu, 15 April 2020 10:52 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Video Muslim Amerika yang Salat Hingga ke Jalan di Tengah Pandemi Corona?

Video yang memperlihatkan ribuan orang sedang menunaikan salat berjamaah di jalan raya viral di media sosial. Video itu diklaim sebagai video muslim Amerika Serikat yang berbondong-bondong salat berjamaah hingga ke jalan di tengah pandemi Corona Covid-19.

Dalam video berdurasi 45 detik ini, terlihat pula seorang jamaah yang mengibarkan bendera Amerika Serikat serta bendera Yaman. Di Facebook, video ini dibagikan salah satunya oleh akun Hafiz Okta Sanjaya, yakni 10 April 2020. Akun ini menuliskan narasi sebagai berikut:

"Situasi dan Kondisi (Sikon) Tadi Malem di Amerika Serikat... Saat Tiba Masuk Sholat Magrib Masyarakat Kaum Muslim berbondong bondong Menunaikan Sholat berjama"ah di Mesjid sampai Tumpah Ruah di Jalan Raya. Sehubungan dengan Adanya Covid 19, Pemerintah Setempat Memberi Kesempatan Ummat Islam beribadah Secara Terbuka & di boleh kan Suara Volume Mesdjid di besar kan. Tumben... Sebelum Covid 19 datang di Amerika, Suara Volume Mesjid tidak di bolehkan Keluar."

Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun tersebut telah direspons lebih dari 2.900 kali, dikomentari lebih dari 1.200 kali, dibagikan lebih dari 2.500 kali, dan ditonton lebih dari 39 ribu kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Hafiz Okta Sanjaya.

Apa benar video di atas merupakan video muslim Amerika yang salat berjamaah hingga ke jalan di tengah pandemi Corona?

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo dengan memasukkan kata kunci "muslim pray on New York street" di mesin pencari Google, ditemukan video yang sama yang pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Quran Videos pada 5 Februari 2017 dengan judul "Muslim praying in New York streets".

Video serupa juga pernah diunggah oleh situs CNN pada 3 Februari 2017 dengan judul "Bodega owners protest immigration order". Video tersebut diberi keterangan:

"Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang perjalanan dari tujuh negara mayoritas muslim, termasuk Yaman, ke Amerika. Sebagai respons atas kebijakan itu, sekitar 1.000 pemilik bodega (convenience store) asal Yaman di New York melakukan mogok kerja untuk menunjukkan solidaritas mereka kepada orang-orang yang terkena dampak dan membuktikan pentingnya mereka bagi masyarakat."

Selain menelusuri dengan mesin pencari, dengan tool InVID, Tempo melakukan fragmentasi terhadap video itu menjadi beberapa gambar. Gambar-gambar itu kemudian ditelusuri dengan reverse image tool TinEye.

Hasilnya, gambar yang identik pernah dimuat dalam sebuah artikel di situs berbahasa Arab yang berbasis di Palestina, Alwatanvoice.com, pada 9 Februari 2017. Artikel itu berjudul "Muslim berdoa di jalan-jalan Amerika untuk menanggapi keputusan Trump".

Tempo pun menelusuri pemberitaan mengenai peristiwa itu di media-media kredibel. Hasilnya, ditemukan bahwa berita soal unjuk rasa yang berlangsung di New York tersebut pernah dimuat oleh The New Yorker pada 4 Februari 2017 dengan judul "The Bodega Strike Against Trump's Executive Order on Immigration".

Terdapat pula foto aksi protes itu dengan latar belakang gedung yang sama dengan yang terlihat dalam video unggahan akun Hafiz Okta Sanjaya. Foto tersebut diberi keterangan, "Ribuan warga Yaman-Amerika melakukan doa malam sebagai bagian dari protes di Brooklyn (sebuah wilayah di New York) terhadap larangan perjalanan anti-Muslim Donald Trump." Foto ini diabadikan oleh fotografer Anadolu Agency, Mohammed Elshamy.

Gambar tangkapan layar berita di The New Yorker pada 4 Februari 2017 mengenai unjuk rasa warga Amerika Serikat keturunan Yaman terkait kebijakan Presiden Donald Trump soal imigrasi.

Pemberitaan mengenai unjuk rasa tersebut juga pernah dimuat oleh situs dalam negeri. Dilansir dari Detik.com, ratusan warga keturunan Yaman di New York turun ke jalan dan memenuhi bagian luar Brooklyn Borough Hall untuk memprotes kebijakan imigrasi Presiden Amerika Donald Trump. Aksi protes itu diwarnai dengan salat berjamaah di tengah kota New York.

Seperti dikutip dari Reuters dan AFP pada 3 Februari 2017, sebagian besar toko kelontong dan restoran milik warga Amerika-Yaman di New York juga tutup pada 2 Februari waktu setempat sebagai bentuk protes atas kebijakan Trump yang kontroversial. Kebijakan itu melarang warga dari tujuh negara mayoritas muslim, termasuk Yaman, masuk ke Amerika setidaknya selama 90 hari ke depan.

Warga yang berunjuk rasa melambaikan bendera Amerika dan Yaman sambil meneriakkan "bersatu kita bangkit melawan larangan muslim" dan "USA". Mereka juga membawa poster bertuliskan "Muslim Lives Matter" dan "kebencian tidak akan membuat kita hebat", serta "Tuan Trump, dari mana asal istri Anda?" merujuk pada Ibu Negara Melania yang lahir di Slovenia.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi bahwa video di atas merupakan video muslim Amerika yang salat berjamaah hingga ke jalan di tengah pandemi Covid-19, menyesatkan. Peristiwa dalam video tersebut terjadi pada Februari 2017, jauh sebelum munculnya virus Corona Covid-19 pada Desember 2019. Ketika itu, terjadi protes dari warga Amerika keturunan Yaman terkait kebijakan Presiden Donald Trump yang melarang warga dari tujuh negara mayoritas muslim, termasuk Yaman, masuk ke Amerika.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id