Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto-foto Muslim Uighur yang Makin Giat Beribadah saat Pandemi Corona?

Senin, 13 April 2020 13:38 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto-foto Muslim Uighur yang Makin Giat Beribadah saat Pandemi Corona?

Sebuah gambar tangkapan layar yang berisi tiga foto sejumlah pria yang mengenakan kopiah putih, beberapa di antaranya berjenggot, beredar di Twitter. Foto-foto itu diklaim sebagai foto muslim Uighur yang semakin giat beribadah di tengah pandemi virus Corona Covid-19.

Gambar tangkapan layar tersebut diunggah oleh akun Ikhsan Kamil, @IkhsanK07895159, pada 8 April 2020. Dalam tiga foto itu, terlihat pula sejumlah pria yang sedang berdoa. Selain itu, terdapat narasi yang mengajak agar umat Islam di Indonesia bisa meniru apa yang dilakukan oleh muslim Uighur di Cina.

"Seharusnya umat Muslim di Indonesia itu mencontoh muslim Uighur. Walaupun negaranya itu sumbernya virus Corona, tapi mereka tidak panik dan bahkan semakin giat ibadahnya, seolah-olah tidak ada bencana pagebluk virus Corona," demikian narasi dalam gambar tangkapan layar tersebut.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Twitter Ikhsan Kamil.

Gambar tangkapan layar ini beredar di saat pemerintah Indonesia menerapkan pembatasan kegiatan ibadah, seperti salat berjamaah di masjid, untuk menekan penyebaran virus Corona Covid-19. Beberapa daerah pun sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di mana kegiatan ibadah dibatasi.

Apa benar foto-foto dalam gambar tangkapan layar di atas adalah foto-foto muslim Uighur yang semakin giat beribadah saat pandemi Corona?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim CekFakta Tempo menggunakan reverse image tool dari Google dan Storyful, Source, untuk melacak siapa yang pertama kali mengunggah ketiga foto tersebut. Hasilnya, Tempo mendapatkan bahwa ketiga foto itu telah beredar di internet pada 2009-2016, sebelum terjadinya pandemi Covid-19.

Berikut ini fakta-fakta atas foto tersebut:

FOTO I

Foto ini telah beredar sejak 2015 dan dimuat oleh situs berbahasa Bosnia, Dzematdonjevukovije.org. Foto tanpa keterangan ini digunakan dalam artikel berjudul "Minat Besar dalam Islam di Cina" yang dipublikasikan pada 27 Februari 2015. Artikel ini mengulas tentang jumlah muslim di Cina yang meningkat dua kali lipat dalam dua puluh tahun terakhir. Foto ini kemudian dipakai oleh sejumlah situs hingga kini, termasuk situs media di Indonesia. Pada 2018 misalnya, iNews menggunakan foto yang berasal dari AFP ini dengan keterangan muslim Uighur di Cina.

Sumber: Dzematdonjevukovije.org dan iNews

FOTO II

Foto ini telah beredar sejak 2009. Foto tersebut pertama kali dipublikasikan oleh situs berbahasa Bengali di India, Jugantor.com, dalam artikel yang berjudul "Apakah kata 'teroris' diperuntukkan bagi Muslim?" pada 31 Agustus 2009. Dalam artikel itu, terdapat keterangan foto yang berbunyi, "Muslim Uighur di Tiongkok". Foto ini pun sering dipakai oleh sejumlah situs, namun dengan keterangan yang berbeda. Kantor berita Antara misalnya, pernah menggunakan foto ini dalam artikel berita berjudul "Pengamat Cina Anggap Kelas Muslim Tidak Patut" yang dimuat pada 30 Januari 2018.

Sumber: Jugantor.com dan Antara

FOTO III

Foto ini pernah dipublikasikan oleh situs Sixthone.com dalam artikelnya yang berjudul "In Pictures: Chinese Muslims Celebrate Eid al-Fitr" pada 6 Juli 2016. Foto tersebut diberi keterangan, "Kaum muslim mengambil foto ulama senior yang tiba di Masjid Niujie yang bersejarah untuk merayakan Idul Fitri di Beijing, 6 Juli 2016. Damir Sagolj/Reuters". Foto ini juga pernah dimuat oleh situs Diplo-mag.com pada 11 Agustus 2019.

Sumber: Sixthone.com dan Diplo-mag.com

Salah satu daerah yang ditutup

Xinjiang, rumah bagi komunitas muslim Uighur, menjadi salah satu daerah yang ditutup oleh pemerintah Cina sejak Februari 2020 untuk menekan penyebaran virus Corona Covid-19. Dilansir dari The New York Times, setelah sebulan lebih, lockdown di Xinjiang diakhiri pada pekan kedua Maret 2020.

Menurut laporan pemerintah Cina, Xinjiang memiliki 76 kasus Covid-19 dan tiga kematian akibat virus tersebut. Warga Uighur yang tinggal di luar negeri skeptis dengan perhitungan pemerintah Cina tersebut. Mereka sempat khawatir virus itu akan menyebar dengan cepat di Xinjiang jika virus masuk ke dalam kamp, penjara, atau daerah pedesaan dengan perawatan medis yang terbatas. Bagi banyak orang Uighur, komunikasi dengan dunia luar yang sebagian besar terputus oleh tindakan keras pemerintah menambah ketidakpastian.

Sebelum wabah Covid-19 menyebar di Cina, Xinjiang berada di bawah kontrol yang ketat dari otoritas Cina. Wilayah ini dipenuhi dengan pos-pos pemeriksaan untuk mengendalikan pergerakan populasi minoritas. Banyak muslim yang ditangkap dan ditempatkan di kamp-kamp atau penjara terkait berbagai perilaku yang oleh pemerintah dianggap ekstrem. Setelah kasus Covid-19 pertama di Xinjiang dilaporkan pada 23 Januari, kontrol otoritas Cina ke wilayah tersebut semakin meningkat.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi yang menyertai foto-foto di atas, bahwa foto-foto tersebut merupakan foto muslim Uighur yang semakin giat beribadah di tengah pandemi Corona, menyesatkan. Ketiga foto tersebut diambil jauh sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Selain itu, kecil kemungkinan foto-foto kegiatan muslim Uighur yang berada di kamp-kamp di Xinjiang bisa tersebar luar mengingat wilayah tersebut dikontrol secara ketat oleh pemerintah.

IKA NINGTYAS

Catatan Koreksi: Artikel ini diubah pada Senin, 13 April 2020, pukul 15.00 pada bagian pemeriksaan fakta untuk menambahkan keterangan dan sumber pada foto ketiga. Redaksi mohon maaf.

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id