Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Pesan Berantai Ini Berasal dari WNI Positif Virus Corona?

Rabu, 4 Maret 2020 10:28 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Pesan Berantai Ini Berasal dari WNI Positif Virus Corona?

Pesan berantai yang disebut berasal dari salah satu WNI yang positif terinfeksi virus Corona Covid-19 beredar di WhatsApp sejak Senin, 2 Maret 2020. Selain menjelaskan kronologi, pesan tersebut berisi protes dari pasien tersebut karena data pribadinya, seperti foto diri, foto rumah, alamat, tersebar.

Pesan berantai ini beredar setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan bahwa ada dua WNI di Indonesia yang positif terinfeksi virus Corona pada 2 Maret kemarin. Setelah pengumuman itu, beredar data dua pasien yang merupakan ibu dan anak tersebut, termasuk foto-foto salah satu pasien yang diambil dari akun media sosialnya. Beberapa media pun memuat foto dan video rumah pasien yang dikelilingi garis polisi.

"Halo semua. Saya S*** yang dikabarkan positif corona. Yes, yang fotonya barusan disebarkan di grup ini. Maaf dari tadi siang saya ga komen apapun krn saya bingung sekali. Saya lihat di TV soal saya dan ibu saya positif corona. Dan juga baca di berbagai grup whatsapp dengan inisial saya maupun ibu saya, juga alamat lengkap rumah saya. Alhasil sampai rumah saya masuk berita krn banyak sekali media mendatangi dan menyebarkan data yg tidak akurat,” demikian bagian awal pesan berantai itu.

Dalam pesan itu, ia juga mengaku stres melihat pemberitaan mengenai dirinya tanpa mendapatkan penjelasan sebelumnya. "You have no idea how stressed i am right now being isolated, seeing news about myself my mother and my house without any explanations, reading broadcast messages about me, having people finding out my social media and my family's also people spreading pictures of my family and i."

Pasien itu pun meminta masyarakat untuk menghargai privasinya dan tidak menyebarkan foto-fotonya sehingga dia tidak semakin stres. "So i would appreciate it if people i know of, who are in the same group as me, would respect my privacy and help me get through this instead of putting more stress in my head by spreading my pictures. I am in good hand in isolation and i will be here until i am negative covid-19."

Gambar tangkapan layar pesan berantai di WhatsApp yang disebut berasal dari salah satu WNI yang positif terinfeksi virus Corona Covid-19.

Apa benar pesan berantai di atas berasal dari salah satu WNI yang positif terinfeksi virus Corona Covid-19?

PEMERIKSAAN FAKTA

Dikutip dari akun Twitter Narasi TV, @NarasiNewsroom, pasien 01 (kode yang diberlakukan pemerintah untuk pasien yang positif terinfeksi virus Corona Covid-19) telah mengkonfirmasi bahwa pesan berantai tersebut memang berasal dari dirinya. "Itu benar dari aku," ujar pasien 01 tersebut kepada Narasi TV pada 3 Maret 2020.

Menurut pasien 01, banyak media yang menyebarkan informasi yang tidak akurat mengenai dirinya. Salah satunya soal warga negara Jepang yang sempat bertemu dengannya, yang sebenarnya perempuan. "Aku bukan penari sewaan yang disewa lelaki Jepang. Aku enggak dibayar untuk dansa sama cowok-cowok. (Saya) mentally drained karena berita miring yang beredar."

CNN Indonesia juga memuat wawancara dengan pasien 01 tersebut pada 3 Maret 2020. Pasien itu merasa nama baiknya menjadi buruk karena berbagai berita miring tentang dirinya. Dia pun mengatakan, saat ini, mentalnya jatuh meskipun secara fisik baik-baik saja.

"Physically fine, but mentally drained with all the rumors (Secara fisik baik-baik saja, tapi secara mental lelah karena berbagai rumor). Enggak terima gue, kita dijelek-jelekin gini," ujar pasien itu dalam percakapan via Facebook dengan CNN Indonesia.

Pasien 01 tersebut juga menuturkan, selama bertahun-tahun, dia sudah berjuang di bidang kesenian untuk mengharumkan nama bangsa. Bahkan, ibunya juga merupakan seorang tokoh budaya yang sering mendapatkan penghargaan atas nama Indonesia.

"Saya dan ibu saya adalah penari profesional, bertahun tahun mengharumkan nama Indonesia di mancanegara dengan kegiatan tari dan budaya. Ibu adalah tokoh budayawan yang berjuang untuk kesenian dan kebudayaan Indonesia dan kami melakukan itu semua karena kami cinta Indonesia, bukan untuk diolok-olok di saat kami sedang menjadi korban virus," ujarnya.

Pasien itu menambahkan, "Ibu juga tokoh budaya. Tokoh tari terkenal banget di Indonesia. (Pada) 2018 kemarin, ibu dapat Chevalier dans l'ordre des Arts et Lettres dari pemerintah Prancis. Sekarang, nama kami seperti ini."

Selain itu, pasien 01 tersebut mengklarifikasi kabar tentang seorang warga negara Jepang yang disebut berkunjung ke rumahnya. Pasien 01 dan pasien 02 yang merupakan ibunya itu diduga tertular dari warga negara Jepang tersebut.

Pasien itu menyatakan tidak pernah mengenal warga negara Jepang tersebut. Dia juga menyebut bahwa warga negara Jepang itu sama sekali tidak pernah bertamu ke kediamannya. "I don't know who this Japanese person is (Saya tidak kenal siapa orang Jepang ini). Saya garis bawahi, orang Jepang ini perempuan, bukan laki laki. Juga tidak pernah ke rumah kami."

Sanksi hukum untuk pelaku doxing

Juru bicara pemerintah terkait penanganan virus Corona Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan sanksi bagi penyebar identitas pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus Corona. Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kementerian Kesehatan ini, seperti dilansir dari CNN Indonesia, hal itu melanggar hukum serta etika.

Berkaca dari penanganan di negara lain, menurut Yuri, riwayat kasus pasien yang terinfeksi tidak pernah diungkap ke publik. Bahkan, lokasi pasien dirawat dirahasiakan. Misalnya, dalam penanganan kru kapal Diamond Princess yang terinfeksi virus Corona di Jepang. Tindakan serupa dilakukan pemerintah Singapura yang merahasiakan identitas asisten rumah tangga (ART) asal Indonesia yang positif terinfeksi virus Corona.

Sejumlah organisasi jurnalis, seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Jurnalis Bencana dan Krisis (JBK), serta Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), juga telah mengeluarkan pernyataan sikap terkait hal ini. Mereka meminta media dan warganet tidak membuka identitas pribadi pasien yang positif terinfeksi virus Corona Covid-19.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, pesan berantai di atas memang berasal dari salah satu WNI yang positif terinfeksi virus Corona Covid-19. Pesan itu ditulis sebagai bentuk protes karena data pribadinya, seperti foto diri, foto rumah, dan alamat, disebarkan. Dia juga mengklarifikasi beberapa informasi yang tidak akurat mengenai dirinya.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id