Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto Muslim New Delhi yang Dibantai Akibat UU Kewarganegaraan India?

Jumat, 28 Februari 2020 19:48 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto Muslim New Delhi yang Dibantai Akibat UU Kewarganegaraan India?

Dua foto yang menunjukkan sejumlah pria yang dibalut kain kafan dan tergeletak di lantai beredar di media sosial sejak Kamis, 27 Februari 2020. Di atas tubuh para pria itu, diletakkan sebuah kertas yang bertuliskan "CAA NRC". Para pria dalam foto itu diklaim sebagai kaum muslim di New Dehli yang menjadi korban pembantaian ekstremis Hindu akibat pengesahan Undang-Undang Kewarganegaraan India.

Salah satu akun yang membagikan foto beserta klaim itu adalah akun Facebook Ita Muraya, yakni pada 27 Januari 2020. Akun ini menulis, "Akibat pengesahan Undang-Undang Anti-Muslim di India, saudara-saudara muslim kita di masjid di Delhi dibantai oleh ekstremis Hindu, disiram air keras, diperkosa. Al-Quran serta masjidnya dibakar. HAM di mana? Ketika muslim terbunuh, semua diam. Muslim yang paling banyak diteror, tapi label teroris diberikan kepada muslim!"

Unggahan ini beredar di tengah meletusnya bentrokan antara kelompok yang pro dan yang kontra terhadap pemberlakuan amandemen Citizenship Amendment Act (CAA) atau Undang-Undang Kewarganegaraan India oleh pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi pada 12 Desember 2019 lalu. UU Kewarganegaraan ini memudahkan non muslim dari negara tetangga untuk mendapatkan status kewarganegaraan dari pemerintah India.

Mereka yang menolak menyatakan UU Kewarganegaraan ini bias terhadap muslim. Aturan itu juga diyakini mengancam konstitusi India yang sekuler. Namun, para pendukung, di antaranya Partai Bharatiya Janata (BJP), menyatakan bahwa UU Kewarganegaraan tersebut tidak memuat standar ganda terhadap lebih dari 180 juta muslim di India. Hingga 27 Februari 2020, lebih dari 30 orang tewas dalam kerusuhan tersebut.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Ita Muraya yang memuat narasi sesat mengenai foto yang diunggahnya.

Benarkah para pria dalam foto di atas adalah kaum muslim di New Delhi yang menjadi korban pembantaian ekstremis Hindu akibat pengesahan UU Kewarganegaraan India?

PEMERIKSAAN FAKTA

Dengan menggunakan reverse image tool Google, Tim CekFakta Tempo menemukan bahwa dua foto itu pernah dibagikan oleh sejumlah akun Facebook dari India. Salah satunya adalah akun milik seorang politikus Peace Party India, Mohammad Irfan. Ia membagikan dua foto tersebut pada 24 Februari 2020.

Irfan memberikan narasi pada dua foto itu dalam bahasa Hindi yang terjemahannya berbunyi, "Gerakan unik dengan masuk ke dalam kain kafan di Aurangabad." Narasi itu dilengkapi dengan tagar yang populer dipakai oleh kelompok yang menentang UU Kewarganegaraan India, #Reject_CAA_NRC_NPR.

Narasi serupa pun dibagikan oleh sejumlah akun di Twitter. Akun Tabish Khan misalnya, yang dalam profilnya menyebut dirinya sebagai aktivis politik, mengunggah kedua foto itu pada 24 Februari 2020 dan memberikan narasi dalam bahasa Hindi yang terjemahannya berbunyi, "Gerakan unik dengan mengenakan kafan di Aurangabad." Narasi itu ditutup pula dengan #Reject_CAA_NRC_NPR.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Twitter Tabish Khan.

Aurangabad sendiri merupakan sebuah kota di India yang terletak di sisi barat, tepatnya di negara bagian Maharashtra. Jarak Aurangabad dari New Delhi sekitar 1.235 kilometer atau bisa ditempuh sekitar 23 jam dengan perjalanan darat.

Sejak Desember 2019, warga Aurangabad kerap melakukan protes terhadap UU Kewarganegaraan India. Dikutip dari India Times, gerakan itu dipelopori oleh India Majlis E Ittehadul Muslimeen (MIM) yang menolak UU Kewarganegaraan India karena dianggap mendiskriminasi kaum muslim.

Kerusuhan di New Delhi

Unjuk rasa oleh ribuan penentang UU Kewarganegaraan India dimulai pada 23 Februari 2020 di timur laut New Delhi. Demonstrasi yang berlanjut hingga 25 Februari itu berubah menjadi kerusuhan beberapa jam sebelum kunjungan perdana Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Ahmedabad.

Kejadian tersebut berlokasi sekitar 11 kilometer dari tempat pertemuan inti Trump dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di Gujarat. Hingga 27 Februari, lebih dari 30 orang tewas akibat bentrokan itu. Ratusan orang juga terluka dalam kerusuhan tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, dua foto yang diunggah akun Facebook Ita Muraya di atas bukan foto kaum muslim di New Delhi yang menjadi korban pembantaian ekstremis Hindu akibat pengesahan UU Kewarganegaraan India. Foto tersebut adalah foto sebuah gerakan protes dengan mengenakan kain kafan oleh para penentang UU Kewarganegaraan India di Aurangabad pada 24 Februari 2020. Dengan demikian, narasi yang diunggah akun tersebut menyesatkan.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id