Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Orang yang Kejang-kejang dalam Video Ini adalah Pasien Virus Corona?

Senin, 10 Februari 2020 17:33 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Orang yang Kejang-kejang dalam Video Ini adalah Pasien Virus Corona?

Sebuah video dari platform TikTok yang memperlihatkan puluhan orang mengalami kejang-kejang di halaman sebuah gedung viral. Oleh akun Aneuk Ranto, video itu diunggah di Facebook pada 29 Januari 2020 dan diberi narasi, "Kematian di Cina semakin meningkat akibat virus Corona."

Dalam video yang berdurasi 9 detik itu, terlihat sejumlah orang di halaman sebuah gedung yang tubuhnya bergetar. Di tengah-tengah mereka, terdapat beberapa orang berpakaian putih dengan bawahan hitam yang sedang berkeliling. Tidak ada suara yang terdengar dari video itu.

Akun Aneuk Ranto pun menulis, "Mudah-mudahan kita dijauhi oleh Allah SWT dari virus Corona yang berbahaya ini. Amin."

Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah dikomentari lebih dari 1.600 kali, direspons lebih dari 1.700 kali, dibagikan lebih dari 17 ribu kali, dan ditonton lebih dari 1,3 juta kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Aneuk Ranto yang memuat narasi keliru mengenai video yang diunggahnya.

Benarkah puluhan orang yang kejang-kejang dalam video unggahan akun Aneuk Ranto adalah pasien virus Corona?

PEMERIKSAAN FAKTA

Dalam video itu, tertera akun yang mengunggah video itu di TikTok, yakni @damiangelsenhuys. Berbekal petunjuk ini, Tim CekFakta Tempo membuka akun tersebut di TikTok. Setelah ditelusuri, akun @damiangelsenhuys memang pernah mengunggah video itu, yakni sebanyak tiga kali. Dua di antaranya diunggah pada 28 Januari 2020, sementara yang satu lagi diunggah pada 29 Januari 2020.

Ketiga unggahan ini pun viral di tengah mewabahnya virus Corona baru, 2019-nCoV, yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019 lalu. Banyak akun yang menuliskan komentar bahwa orang-orang yang terekam dalam video itu terinfeksi virus Corona.

Gambar tangkapan layar unggahan akun TikTok @damiangelsenhuys.

Padahal, dalam unggahan pertamanya, akun @damiangelsenhuys (Gaming Snek) menuliskan judul "Bomskok", istilah dalam bahasa Afrika yang berarti "kaget". Di kolom komentar, akun ini juga menulis: "Guys it was anisiation (initiation) we had no bad things happening" atau "Teman-teman ini adalah inisiasi tidak ada hal-hal buruk yang terjadi".

Tempo pun mencoba mengkonfirmasi akun @damiangelsenhuys mengenai video unggahannya itu pada 31 Januari 2020. Namun, Tempo tidak mendapatkan jawaban dari pemilik akun.

AFP, yang menelusuri logo kepala ular dari kaos hitam yang dipamerkan dalam foto profil akun @damiangelsenhuys, mendapatkan petunjuk bahwa logo tersebut adalah logo Lowveld Venom Suppliers, sebuah perusahaan yang fokus dalam penanganan dan pendidikan ular di Mpumalanga, Afrika Selatan.

Foto profil akun TikTok @damiangelsenhuys (kiri) dan logo perusahaan Lowveld Venom Suppliers di Facebook (kanan).

Lewat pelacakan di situs resmi Lowveld Venom Suppliers, AFP mendapatkan nama manajer sukarelawan perusahaan tersebut, Andrew Geldenhuys. AFP pun mendapatkan nomor ponsel Andrew dalam sebuah pos di akun Facebook miliknya pada Desember 2019.

Dihubungi oleh AFP, Andrew mengkonfirmasi bahwa ia adalah ayah Damian, pemilik akun TikTok yang mengunggah video di atas. Andrew pun mengatakan bahwa rekaman itu menunjukkan kegiatan inisiasi di sebuah sekolah menengah dan tidak ada hubungannya dengan virus Corona.

"Kegiatan itu disebut bomskok. Mereka diminta untuk berpura-pura sedang berada di tengah-tengah bom yang meledak atau gempa bumi. Mereka pun harus mengguncangkan tubuh mereka," kata Andrew kepada AFP.

Menurut Andrew, video itu direkam sekitar 28 Januari 2020 di sekolah putranya di Gauteng, Afrika Selatan. Dia meminta AFP untuk tidak mempublikasikan nama sekolah tersebut untuk melindungi privasi anaknya. AFP pun melacak sekolah itu dan menemukan bahwa seragamnya memang sama dengan yang dikenakan oleh para siswa dalam video yang viral di atas.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, puluhan orang yang kejang-kejang dalam video unggahan akun Aneuk Ranto bukan pasien virus Corona. Video itu adalah video kegiatan inisiasi di sebuah sekolah menengah di Afrika Selatan. Dengan demikian, unggahan akun Aneuk Ranto menyesatkan.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id