Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Bisa Ular Kobra Dapat Diatasi dengan Bawang Merah?

Jumat, 20 Desember 2019 13:50 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Bisa Ular Kobra Dapat Diatasi dengan Bawang Merah?

Informasi yang menyebut bahwa bisa ular kobra dapat diatasi dengan bawang merah viral di media sosial. Salah satu akun yang membagikan informasi itu adalah akun Facebook Suzhy Suswanti, yakni pada Selasa, 17 Desember 2019.

Dalam unggahan akun Suzhy, disebutkan bahwa informasi bahwa bawang merah dapat menangkal bisa ular kobra berasal dari pengalaman pribadi seseorang yang bernama Daiman. Berikut ini isi lengkap narasi yang dibagikan akun Suzhy:

*Mengatasi gigitan ular berbisa berdasarkan pengalaman pribadi Mas Daiman*

Berhubung di Jakarta sedang booming ular kobra, maka saya akan berbagi penangkalan apabila tergigit ular atau binatang apa saja yg mempunyai bisa.

Caranya: Apabila tergigit ular berbisa, Anda secepatnya lari ke rumah yang terdekat, minta bawang merah, enggak usah dikupas langsung dikunyah sampai lembut, terus tempelkan pada bagian yang tergigit. Insya Allah sembuh seketika. Ini penangkal oleh-oleh dari orang Dayak Kaltim.

Yang pernah saya buktikan dengan Joko Pak Kusen, dia terkena bisanya kobra sampai sudah bengkak. Begitu aku tanya, katanya terkena ular kobra.

Ambil bawang ko, terus dikunyah lembut dan balurkan ke bagian yang luka. Alhasil, 5 menit kemudian langsung kempes. Semoga bisa membantu untuk semua orang. #copas Terima kasih.

Untuk melengkapi narasi itu, akun Suzhy mengunggah infografis yang berasal dari surat kabar Media Indonesia. Infografis itu berisi tentang kemunculan ular kobra di Citayam, Bogor, saat memasuki musim penghujan ini.

Sejak diunggah, unggahan akun Suzhy telah dibagikan lebih dari 100 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Suzhy Suswanti di Facebook yang memuat informasi keliru mengenai penanganan bisa ular kobra.

Benarkah bisa ular kobra dapat diatasi dengan bawang merah?

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan arsip pemberitaan Tempo, pakar gigitan ular berbisa, Tri Maharani, informasi yang menyatakan bahwa bisa ular kobra dapat diatasi dengan bawang merah tidak benar. "Salah," kata Tri pada 17 Desember 2019.

Menurut Tri, hal yang harus dilakukan ketika tergigit ular kobra adalah tetap tenang dan tidak banyak bergerak. Setelah itu, bagian yang tergigit ular kobra harus dipasangi bidai untuk mengurangi pergerakan. Lalu, korban segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya itu juga menjelaskan hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketika tergigit ular kobra, yakni jangan dibawa ke dukun, jangan dihisap atau disedot, jangan ditoreh atau dikeluarkan darahnya, jangan dipijat, jangan diikat, dan jangan diobati dengan obat herbal.

Dikutip dari situs Kompas.com, Tri menegaskan bahwa bawang merah tidak dapat menyembuhkan bisa ular kobra yang sangat beracun. "Gigitan ular berbisa, apalagi kobra, itu bahaya banget, cardiotoxin, neurotoxin, cytotoxin, dan necrotoxin," ujarnya.

Hal serupa diungkapkan oleh Ketua Taman Belajar Ular Indonesia, Erwandi Elang Supriadi. "Bawang merah dan bawang putih tidak bisa (menyembuhkan bisa ular kobra). Penyembuhannya harus medis," kata Elang pada 17 Desember 2019.

Adapun dokter umum Amalia Usmaianti, dilansir dari laman Detik.com, menyatakan baru mendengar informasi bahwa bawang merah dapat dipakai sebagai penawar bisa. Amalia pernah mengabdi di daerah Boven Digoel, Papua, selama dua tahun dan berkutat dengan berbagai jenis ular.

"Kebetulan saya pernah diskusi sama dokter di Papua mengenai penanganan gigitan ular karena di daerah kita banyak ular berbisa. Jangan sampe percaya hoax, jiwa melayang," kata Amalia pada Rabu, 18 Desember 2019.

Fenomena ular kobra

Peneliti reptil dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, menjelaskan terdapat dua jenis ular kobra di Indonesia. "Kobra Sumatera atau Naja sumatrana yang terdapat di Sumatra dan Kalimantan serta kobra Jawa atau Naja sputatrix yang terdistribusi di Jawa, Bali, Lombok, Komodo, Rinca, Sumbawa, dan Flores," ujar Amir pada 12 Desember 2019.

Ular kobra Jawa menghuni tipe habitat seperti perbatasan hutan yang terbuka, savana, persawahan, dan pekarangan. Ular ini berukuran rata-rata 1,3 meter dan bisa mencapai ukuran panjang 1,8 meter. Sekali bertelur, induk betina ular kobra Jawa dapat menghasilkan 10-20 butir telur.

Telur-telur tersebut akan menetas dalam rentang waktu 3-4 bulan. Telur ular kobra diletakkan di lubang-lubang tanah atau di bawah serasah daun kering yang lembab. "Awal musim penghujan adalah waktu menetasnya telur ular. Fenomena ini wajar dan merupakan siklus alami," tutur Amir.

Ia menjelaskan, suhu ruangan yang hangat dan lembap cenderung disukai oleh ular untuk tempat menetaskan telur. Hampir semua jenis ular, termasuk induk ular kobra, pada periode tertentu akan meninggalkan telur-telurnya dan membiarkan telur tersebut menetas sendiri. "Begitu menetas, anakan kobra akan menyebar ke mana-mana," ujarnya.

Menurut Amir, untuk menghindari masuknya ular ke rumah, kebersihan rumah harus dijaga. "Gunakan pembersih lantai dengan aroma yang menyegat karena ular tidak suka dengan bau yang tajam," tuturnya. Selain itu, hindari meninggalkan sampah bekas makanan di rumah. "Sampah ini dapat mengundang tikus yang merupakan salah satu mangsa ular," katanya.

Amir juga mengingatkan untuk selalu membersihkan rumah dari tumpukan barang-barang, termasuk perkarangan rumah dari tumpukan daun-daun kering atau material. "Tempat tempat itu bisa menjadi tempat persembunyian ular," katanya.

Ia menambahkan, "Jika terjadi kasus gigitan ular kobra, penanganannya dapat mengikuti petunjuk terbaru dari WHO tentang Managemen Kasus Gigitan Ular. Antibisa kobra Jawa sudah tersedia di Indonesia sehingga masyarakat dapat memastikan ketersediaan tersebut dengan mengetahui letak rumah sakit terdekat yang memiliki stok antibisa."

Rumah sakit penyedia antibisa di Jakarta

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur mencatat beberapa rumah sakit penyedia serum antibisa ular (SABU). Berikut daftarnya:

- Jakarta Pusat: RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSPAD Gatot Subroto, RSUD Tarakan, RS Islam Cempaka Putih

- Jakarta Timur: RS Persahabatan, RS Haji Jakarta, dan RS Adhyaksa

- Jakarta Utara: RSPI Sulianti Saroso, RS Pantai Indah Kapuk

- Jakarta Barat: RSUD Cengkareng, RS Mitra Keluarga Kalideres

- Jakarta Selatan: RSUP Fatmawati, RSUD Pasar Minggu, RSUD Jati Padang, RS Suyoto

- Kepulauan Seribu: RSUD Kepulauan Seribu

Perbedaan bisa kobra dengan King Cobra

Dikutip dari laman Tirto.id, Ketua Komunitas Reptil Animal Owners Sociaty (AOS) Yogyakarta, Wanda Ariesta, ada perbedaan mendasar antara ular kobra dengan King Cobra.

Ular kobra yang biasa dijumpai di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, adalah jenis kobra Jawa atau Naja sputatrix. Jenis ini memiliki ciri khusus, yaitu didominasi warna hitam kelam dan dapat menyemburkan bisa.

"Bisa ular kobra Jawa ini dapat menyembur hingga satu meter. Kalau manusia yang tersembur bisa ini tidak ada luka di kulitnya ya biasa saja. Tapi kalau di kulitnya ada luka dan terkena semburan bisa, efeknya akan sama seperti digigit kobra Jawa," kata Wanda.

Menurut Wanda, bisa ular kobra Jawa sama berbahaya dan mematikannya dengan bisa King Cobra. Hanya saja, kadarnya lebih rendah bila dibandingkan dengan kadar bisa King Cobra.

Dalam arsip pemberitaan Tempo, ketua komunitas reptil Animal Education and Sozialitetion (Action), Rizky Maulana, mengatakan bahwa ular kobra Jawa lebih berbahaya daripada King Cobra ketika menyerang manusia.

"Kalau matuk, dia (kobra Jawa) langsung nyemburin bisa. Sementara King Cobra biasanya hanya menggigit kecuali benar-benar terancam," kata Rizky pada 9 Desember 2019.

Perbedaan lainnya, menurut Rizky, kobra Jawa berukuran jauh lebih kecil daripada King Cobra. Ular kobra Jawa umumnya memiliki panjang 1-2 meter. Adapun panjang King Cobra bisa mencapai 3-12 meter.

"King Cobra, jika berdiri, bisa seukuran manusia dewasa. Jika matuk ya bisa langsung ke jidat," kata Rizky. Sementara jika ular kobra Jawa berdiri, tingginya hanya selutut manusia.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, informasi bahwa bisa ular kobra dapat diatasi dengan bawang merah merupakan informasi yang keliru. Korban gigitan ular berbisa sebaiknya ditangani secara medis dengan memberikan serum antibisa ular yang tersedia di sejumlah rumah sakit. Penanganan yang keliru terhadap korban gigitan ular berbisa justru dapat mengancam keselamatan jiwa.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id