Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ada WNA Denmark yang Rusak Pelinggih di Bali?

Senin, 4 November 2019 13:39 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ada WNA Denmark yang Rusak Pelinggih di Bali?

Informasi yang menyebut bahwa seorang warga negara asing (WNA) asal Denmark merusak pelinggih penunggun karang di Bali viral di media sosial. Informasi itu diunggah oleh halaman Facebook jeg.bali pada Jumat, 18 Oktober 2019, yang dilengkapi dengan sebuah video berdurasi 36 detik.

Dalam video itu, terlihat pria berwajah bule tersebut menendang pelinggih, pura kecil yang biasa ditemukan di bangunan-bangunan di Bali. WNA yang mengenakan kemeja biru tua dan celana pendek merah muda itu menendang pelinggih yang ada di halaman sebuah rumah tersebut sebanyak tiga kali hingga roboh.

Gambar tangkapan layar unggahan halaman jeg.bali di Facebook.

Dalam unggahannya, halaman jeg.bali juga menuliskan narasi bahwa pria tersebut merusak pelinggih itu saat rumah tersebut dalam keadaan sepi. Berikut ini narasi lengkapnya:

"LAGI VIRAL! BULE DENMARK ROBOHKAN PELINGGIH PAKAI KAKI

Rekaman video berdurasi 36 detik, terlihat seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Denmark, bernisial LC merusak pelinggih penunggun karang yang ada di rumah Ni Luh Sukerasih (44), belakangan diketahui merupakan mantan istri LC.

Pelinggih penunggun karang dirusak dengan cara ditendang menggunakan kaki kanan hingga roboh. Perusakan ini juga disaksikan oleh salah seorang wanita, yang diduga merupakan istri baru LC, bernisial R. Seusai merusak pelinggih penunggun karang, LC bersama istrinya pun bergegas meninggalkan rumah tersebut. "Di video yang terlihat kan hanya saat dia sedang merusak pelinggih penunggun karang. Namun sejatinya, pelinggih ganesha saya juga dirusak. Daksina dan wastra yang ada di pelinggih penunggun karang dilempar ke kolam. Memang saat kejadian rumah dalam keadaan sepi," ucap Sukerasih didampingi kuasa hukumnya, Nengah Sukardika.

Tak terima dengan kejadian ini, Sukerasih pun langsung melaporkan kasus ini ke Mapolres Buleleng, pada Selasa (15/10) sekira pukul 17.00 WITA.

Video istimewa via @balipuspanews #bali #bulebali #heboh #trendingtopik #wna #tempatsuci #pelinggih"

Hingga kini, unggahan itu telah ditonton hingga lebih dari 1 juta kali, dibagikan sebanyak 795 kali, dan disukai hingga lebih dari 1.935 kali.

Benarkah WNA asal Denmark itu merusak pelinggih penunggun karang yang ada di rumah salah satu warga Bali?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim Cek Fakta Tempo.co menelusuri fakta video yang menyebut seorang WNA asal Denmark merusak pelinggih di Bali itu dengan memasukkan kata kunci "bule Denmark robohkan pelinggih pakai kaki" di mesin pencarian Google. Hasilnya, didapatkan berita terkait aksi itu di beberapa media arus utama.

Dikutip dari laman Radar Bali, aksi tersebut dilakukan oleh WNA asal Denmark yang bernama Lars Christensen, 52 tahun. Atas aksinya itu, dia diadukan oleh pemilik rumah di mana pelinggih itu berada, Ni Luh Sukerasih, 44 tahun, ke polisi. Warga Desa Kalibukbuk ini melaporkan Christensen ke Polres Buleleng, Bali, pada Rabu, 16 Oktober lalu.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Buleleng, Ajun Komisaris Vicky Tri Haryanto, menyatakan bahwa kepolisian sudah menerima laporan tersebut. “Kami masih melakukan pengumpulan saksi-saksi. Ini kan baru kemarin (Rabu) kami terima pengaduannya. Kalau WNA-nya, kami masih mintai keterangan. Masih dalam batas waktu 1x24 jam,” kata Vicky.

Dilansir dari situs Detik.com, Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Buleleng, Inspektur Satu I Gede Sumarjaya, menyebut bahwa peristiwa perobohan pelinggih itu terjadi pada Selasa, 15 Oktober 2019, pukul 15.40 WITA. Menurut Sumarjaya, rumah tersebut sebenarnya milik Christensen, namun diatasnamakan Ni Luh yang dulu merupakan istrinya.

"Awalnya, yang membuat dan mendirikan tempat sembahyang penungggu karang adalah terlapor sekaligus pemilik rumah yang dibeli sekitar sembilan tahun lalu. Rumah tersebut dibeli dengan harga Rp 400 juta yang saat pembelian menggunakan nama Ni Luh," kata Sumarjaya.

Tempo pun mengecek akun Facebook Lars Christensen. Pada 16 Oktober lalu atau sebelum video aksinya viral, Christensen mengunggah foto dirinya bersama seorang tukang bangunan yang sedang memperbaiki pelinggih itu. Dalam foto itu, Christensen mengenakan kemeja dan celana yang sama seperti yang terlihat dalam video yang diunggah halaman jeg.bali.

Dalam unggahan itu, Christensen pun menuliskan narasi bahwa ia sedang membangun pelinggih tersebut untuk mengusir roh jahat. Narasi lengkap Christensen adalah sebagai berikut: "Making 'Jro Gede' statue to take away bad spirit from house. Hopefully a potential forclosure will work now."

Gambar tangkapan layar unggahan akun Lars Christensen di Facebook.

Pada 18 Oktober pun, Christensen menggunggah dua video di akunnya untuk mengklarifikasi informasi yang beredar bahwa dirinya telah merusak pelinggih. Dalam video-video itu, dia menjelaskan kronologi yang sebenarnya dan menuliskan narasi, "This is reality and NOT 'Fake News'."

Penjelasan serupa juga disampaikan oleh Sumarjaya. Dia mengatakan bahwa Christensen merobohkan pelinggih penunggun karang tersebut lantaran ingin menggantinya dengan yang baru. Menurut Sumarjaya, Christensen juga ingin memperbaiki rumah tempat pelinggih itu berada karena sudah lama ditinggalkan dalam keadaan kosong.

"Tidak ada niat terlapor untuk melakukan perusakan secara masif. Jadi yang dilakukan adalah merobohkan bekas tempat pelinggih itu untuk diperbaiki lebih bagus. Pelinggih itu kan sudah diperbaiki tanggal 16 (Oktober), menjadi lebih bagus. Jadi bukan dirusak, tapi dirobohkan dengan menggunakan kaki. Itu bekas pelinggih, dan kemungkinan sudah tidak dipakai lagi," ujar Sumarjaya.

Jeg.bali pun mengunggah klarifikasi di akun Instagram-nya, @jeg.bali, bahwa kejadian itu merupakan sebuah kesalahpahaman. Akun itu menulis, "Sebab bule tersebut rupanya ingin memperbarui pelinggih itu. Dari FB Lars Christensen, ia memposting sejumlah foto hasil renovasi pelinggih."

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan di atas, informasi yang menyebut bahwa seorang WNA asal Denmark merusak pelinggih penunggun karang di Bali adalah sesat. Menurut polisi, WNA yang bernama Lars Christensen itu bukan merusak pelinggih, melainkan merobohkannya menggunakan kaki karena sudah tidak terpakai dan akan diperbaiki.

IBRAHIM ARSYAD

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekfakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id