[Fakta atau Hoaks] Benarkah Mahasiswa Medan dan Mahasiswa Palembang Meninggal dalam Demonstrasi 24 September?
Rabu, 25 September 2019 13:26 WIB
Dua unggahan di Facebook yang menyebut mahasiswa Medan dan mahasiswa Palembang meninggal dalam demonstrasi 24 September viral. Kedua unggahan itu sama-sama dibuat pada Selasa, 24 September 2019.
Unggahan pertama, terkait mahasiswa Medan yang meninggal, berasal dari akun Facebook Mouein Harahap. Akun itu menulis, "Mahasiswa UINSU meninggal dunia saat melaksanakan demo di Kota Medan. Bagaimana menurut kalian kekerasan yang dilakukan polisi kepada mahasiswa itu?"
Gambar tangkapan layar unggahan akun di Facebook yang menyebut mahasiswa Medan meninggal dalam demonstrasi 24 September.
Unggahan akun Mouein Harahap itu juga dilengkapi dengan video yang juga viral dalam beberapa terakhir. Video itu menampilkan pria berjas hijau dan pria berbaju kotak-kotak yang dipukuli dan ditendang oleh beberapa orang yang berseragam polisi.
Sementara unggahan kedua, terkait mahasiswa Palembang yang meninggal, berasal dari akun Facebook Abu Azizah Ulya Dissa. Akun itu menulis, "Innalillahi Wainnailai Rojiun. Palembang Berduka. Anak Bangsa (Mahasiswa) Berduka. Kabar Terbaru. Demo Berdarah. Telah Meninggal Satu Mahasiswa dari Universitas Sriwijaya, Palembang. Semoga Husnul Khotimah."
Gambar tangkapan layar unggahan akun di Facebook yang menyebut mahasiswa Palembang meninggal dalam demonstrasi 24 September.
Unggahan akun Abu Azizah itu juga dilengkapi dengan foto jenazah seorang pria. Dalam foto tersebut, terdapat tulisan, "Kami dari teman seperjuangan hari ini turut berduka kawan semoga engkau tenang kami akan melanjutkan perjuanganmu." Saat ini, akun tersebut sudah tidak ditemukan di Facebook.
PEMERIKSAAN FAKTA
Mahasiswa UINSU di Medan
Akun Instagram resmi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara atau UINSU menyatakan informasi yang menyebut bahwa mahasiswa UINSU meninggal dalam demonstrasi 24 September adalah hoaks. Dalam unggahan di Instagram Story-nya, akun UINSU menulis, "Hoax, ada yang menyebarkan mahasiswa UINSU meninggal."
Kepala Polrestabes Medan Komisaris Besar Dadang Hartanto juga menegaskan bahwa tidak ada mahasiswa yang meninggal saat berdemonstrasi di depan gedung DPRD Sumatera Utara, Medan. "Perlu saya ingatkan, jangan ada hoaks. Tidak ada yang meninggal dunia," ujar Dadang seperti dikutip dari laman Detik.com.
Sementara itu, terkait video dalam unggahan itu yang menampilkan dua pria dikeroyok oleh beberapa orang yang berseragam polisi, Polda Sumatera Utara berjanji akan menyelidikinya. Seperti dikutip dari situs CNNIndonesia.com, penyelidikan itu dilakukan untuk mengetahui apakah peristiwa dalam video itu benar terjadi.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara Komisaris Besar Tatan Dirzan Atmaja, polisi memiliki SOP dalam melaksanakan setiap tugasnya. Pengeroyokan terhadap dua pria yang diketahui sebagai mahasiswa pengunjuk rasa itu, kata dia, tidak sesuai dengan SOP pengamanan yang berlaku.
Tatan pun mengatakan, jika peristiwa dalam video itu benar terjadi, Polda Sumatera Utara akan memberikan sanksi kepada petugas yang melakukan pengeroyokan. "Lidik, proses yang tidak sesuai SOP," ujar Tatan.
Melalui akun Instagram resminya, UINSU juga mendesak kepolisian untuk memeriksa aparatnya yang memukuli dan menendang mahasiswa pengunjuk rasa. Dalam unggahannya pada Rabu, 25 September 2019, akun itu menulis, "Tolong oknum kepolisian ini bisa dikondisikan dan diberikan hukuman yang setimpal!"
Gambar tangkapan layar unggahan akun Instagram resmi UINSU (kiri) dan BEM UNSRI (kanan).
Mahasiswa UNSRI di Palembang
Akun Instagram resmi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sriwijaya atau UNSRI menyatakan tidak ada mahasiswa yang meninggal dalam demonstrasi 24 September di depan DPRD Sumatera Selatan, Palembang. Dalam unggahan di Instagram Story-nya, akun BEM UNSRI menulis, "Tidak ada yang meninggal dalam aksi Sumsel Melawan."
Dikutip dari laman JPNN.com, Presiden Mahasiswa UNSRI, Ni'matul Hakiki, juga membantah adanya mahasiswa yang meninggal dalam demonstrasi tersebut. Namun, dia memastikan bahwa ada 28 mahasiswa yang terluka dalam aksi itu. "Sebanyak 25 orang dirawat di RS RK Charitas dan tiga orang dirawat di RS AK Ghani," katanya.
Pernyataan itu diperkuat dengan keterangan dari Kepala Polresta Palembang Komisaris Besar Didi Hayamansyah. Menurut Didi, seperti dikutip dari situs Kompas.com, ada 28 mahasiswa yang dirawat di rumah sakit karena terkena gas air mata. Sebanyak 26 orang di antaranya sudah diizinkan kembali ke rumahnya masing-masing.
"Saya pastikan kabar mahasiswa meninggal saat ricuh itu hoaks. Itu kejadian di daerah lain, bukan Palembang. Sekarang, 26 siswa sudah diizinkan dokter untuk pulang. Sementara dua mahasiswa lagi masih dirawat," kata Didi.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, unggahan di Facebook yang menyebut mahasiswa Medan dan mahasiswa Palembang meninggal dalam demonstrasi 24 September keliru.
ANGELINA ANJAR SAWITRI
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekfakta ini? Kirimkan ke [email protected]