Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Menghilangkan Bau Mulut dengan Campuran Cengkeh, Pasta Gigi, dan Minyak Kayu Putih

Senin, 23 September 2024 17:57 WIB

Keliru, Klaim Menghilangkan Bau Mulut dengan Campuran Cengkeh, Pasta Gigi, dan Minyak Kayu Putih

Sebuah video pendek berisi klaim tentang penyembuhan bau mulut dengan mencampurkan pasta gigi, cengkeh, perasan jeruk nipis, dan dua tetes minyak kayu putih. Diunggah di Facebook [arsip], narator dalam video menyarankan untuk mencampurkan bahan-bahan tersebut ke dalam air panas. Setelah itu, bahan-bahan tersebut digunakan untuk berkumur agar bakteri penyebab bau mulut hilang dan tidak mudah sakit gigi.

Unggahan tersebut sudah disukai 12,6 ribu dan dibagikan 5 ribu kali. Benarkah campuran sejumlah bahan tersebut bisa menghilangkan bau mulut?

PEMERIKSAAN KLAIM

Tim Cek Fakta Tempo mengkonfirmasi klaim di atas dengan mewawancarai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau yang juga dokter spesialis gigi, drg. Sri Sadono Mulyanto, M.Han. Menurutnya, campuran cengkeh, pasta gigi, dan minyak kayu putih tidak dikenal dalam dunia kedokteran gigi sebagai ramuan untuk menghilangkan bau mulut. Belum ada penelitian ilmiah tentang hal tersebut.

“Kalau cengkeh memang ada kandungan yang bisa meredakan sakit gigi. Tapi kalau campuran odol, minyak kayu putih belum ada penelitian ilmiah bisa menghilangkan bau mulut,” kata Sri Sadono kepada Tempo, Sabtu, 20 September 2024.

Ada dua sumber bau mulut, lanjut Sri Sadono, dari rongga mulut dan dari pencernaan. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan guna mengatasi permasalahan bau mulut tersebut.

Menurut dokter spesialis gigi lainnya dari RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, drg. Budi Yanto, penyebab bau mulut yang timbul dari gigi, maka langkah penyembuhannya meliputi:

  • Pembersihan karang gigi dengan melakukan scalling;
  • Bila ada gigi karies, maka perlu dilakukan penambalan gigi;
  • Apabila ada gigi yang rusak, maka perlu perawatan saluran akar (PSA) lalu ditambal;
  • Dan jika ditemukan sisa akar gigi radiks maka harus dicabut.

“Dokter gigi akan mengambil tindakan sesuai kasus yang dialami pasien. Namun ada juga penyebab yang bukan berasal dari gigi tetapi dari dalam seperti gangguan lambung, ginjal, paru, hati atau ada penyakit-penyakit sistemik tertentu, diantaranya diabetes melitus,” kata dia.

Dikutip dari website resmi Ciputra Hospital, ragam penyebab mulut bau meliputi:

  • Makanan: Sisa makanan di mulut menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menghasilkan bau tidak sedap, terutama dari makanan seperti bawang putih, bawang merah, makanan pedas, olahan ikan, dan kopi.
  • Merokok: Rokok menurunkan produksi air liur, menyebabkan mulut kering dan bau mulut yang tidak sedap.
  • Tidak Menjaga Kebersihan Mulut: Kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut meningkatkan plak dan bakteri yang berkontribusi pada bau mulut.
  • Mulut Kering: Produksi air liur yang berkurang menyebabkan mulut kering, meningkatkan risiko bau mulut.
  • Konsumsi Obat: Beberapa obat, seperti antihistamin, dapat menyebabkan mulut kering dan berkontribusi pada bau mulut.
  • Infeksi Mulut: Infeksi seperti sakit gusi, sariawan atau gigi berlubang dapat menjadi penyebab bau mulut.
  • Kondisi Medis Lainnya: Beberapa kondisi medis seperti diabetes, sinusitis, atau kehamilan juga bisa menyebabkan bau mulut.

KESIMPULAN

Hasil verifikasi Tempo, klaim menghilangkan bau mulut dengan berkumur-kumur campuran cengkeh, pasta gigi, dan minyak kayu putih adalah keliru.

Ada sejumlah penyebab bau mulut dan untuk menghilangkannya, maka perlu penanganan pada sumber bau mulutnya.

TIM CEK FAKTA TEMPO 

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id