Sebagian Benar, Klaim tentang Penemuan Orang Utan di Daerah Tambang
Senin, 12 Agustus 2024 14:36 WIB
Video berdurasi dua menit tujuh detik viral yang memperlihatkan satu ekor orang utan berjalan di samping para pekerja tambang diklaim terjadi di Morowali, Sulawesi Tengah, beredar di media sosial Facebook.
Dalam video tersebut terlihat beberapa orang pekerja tambang mengabadikan seekor orang utan yang berjalan ditengah lokasi pertambangan. Beberapa pekerja bukan melempari makanan ke arah orang utan tersebut.
Hingga artikel ini ditulis video tersebut telah di tonton 602 ribu kali dan di komentari 371 kali. Lantas, benarkah video tersebut merupakan penemuan orang utan di daerah tambang Bahodopi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tempo mula-mula menelusuri informasi terkait penemuan orang utan di daerah tambang Bahodopi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah dari sumber kredibel. Hasilnya, tidak ditemukan informasi valid dan pernyataan resmi dari otoritas pemerintah daerah Sulawesi Tengah yang menyebutkan adanya penemuan orang utan di daerah tambang Bahodopi di Kabupaten Morowali.
Sebelumnya video serupa dengan klaim bahwa orang utan ditemukan di daerah tambang di Konawe, Sulawesi Tenggara pernah beredar pada September 2023. Informasi tersebut telah dinyatakan sebagai Informasi yang keliru. Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sultra Prihantoro memastikan informasi yang beredar luas di Medsos tersebut tidak terjadi di Sulawesi Tenggara karena Pulau Sulawesi bukanlah habitat dari orang utan atau kera besar tersebut.
Menurut Haruna, Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Pangi, BKSDA Sulawesi Tengah, video yang beredar dengan narasi penemuan orang utan di daerah tambang Bahodopi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah merupakan video lawas yang sudah pernah beredar dan merupakan informasi hoaks. Peristiwa ini tidak terjadi di wilayah Sulawesi Tengah.
“Video itu terjadi di wilayah Kalimantan. Tidak di Morowali. Itu video lama yang sebelumnya pernah beredar. Saya pastikan itu hoaks,” ujar Haruna saat dihubungi TEMPO, Selasa, 6 Agustus 2024.
Menurut Haruna, orang utan bukanlah habitat asli dari Pulau Sulawesi. Spesis ini lebih banyak tersebar di kawasan hutan di pulau Kalimantan. Video dengan narasi penemuan orang utan di Morowali dipastikan bukan terjadi di Sulawesi. “Karena itu saya minta masyarakat untuk teliti dan berhati-hati dalam menerima setiap informasi beredar. Pastikan ke pihak berwenang jika ragu,” ujar Haruna.
Dilansir dari Detik, orang utan merupakan spesies endemik indonesia yang berada di hutan Sumatera dan Kalimantan. Ada 4 spesies orang utan yang hidup di Indonesia, seperti orang utan Subspecies Pongo pygmaeus pygmaeus (Northwest Bornean orang utan). Jenis ini dapat ditemukan di Serawak (Malaysia) dan Kalimantan bagian barat laut.
Ada juga jenis Subspesies Pongo pygmaeus wurmbii (Central Bornean orang utan), terdapat di Kalimantan Tengah dan bagian selatan Kalimantan Barat. Dan jenis Subspesies Pongo pygmaeus morio (Northeast Bornean orang utan) dijumpai di Kalimantan Timur (Indonesia) dan Sabah (Malaysia) serta Spesies Pongo abelii alias orang utan Sumatera adalah fauna endemik Sumatera, yang hanya bisa dijumpai di Pulau Sumatera.
Orang utan di Kalimantan Timur
Video orang utan yang terlihat di lokasi tambang pernah dibagikan akun Instagram Info Kaltim, seperti yang ditulis oleh Kompas.com. Video itu direkam oleh seorang sopir dump truk pada 17 Mei 2021 saat melintas Jalan Hauling menuju pelabuhan batubara di Desa Sepaso Timur, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur.
Mengutip laman Borneo orang utan Survival (Bos) Foundation, seluruh spesies orang utan, Kalimantan, sumatra, dan tapanuli, kini sama-sama berstatus ‘sangat terancam punah’ oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dalam Red Data List tahun 2016. Ancaman kepunahan mereka berawal dari perburuan sejak ratusan tahun lalu, namun kini lebih disebabkan oleh deforestasi masif dan perubahan iklim.
Populasi orang utan Kalimantan saat ini diperkirakan sebesar 57.350 individu menurun drastis dibandingkan populasi tahun 1973 sebanyak 288.500, yang berarti terjadi penurunan sebanyak 80 persen dalam waktu kurang dari 50 tahun.
Penurunan tajam populasi orang utan Kalimantan ini utamanya disebabkan oleh kehilangan habitat hutan yang disebabkan pembukaan Kelapa sawit dan batu bara. Ini ditambah pembangunan kota yang terus berkembang, karhutla musiman, dan dampak negatif perubahan iklim, menyebabkan kehilangan hampir separuh hutan-hutan Indonesia sejak 1950-an.
Tanpa adanya tempat berlindung, orang utan kini bahkan lebih rentan, menyebabkan konflik dengan manusia yang kerap berakhir dengan pembunuhan ilegal orang utan demi mitigasi, terkadang untuk dikonsumsi. Dan di banyak kesempatan, bayi orang utan ditangkap untuk kepentingan perdagangan satwa eksotis.
KESIMPULAN
Hasil pemeriksaan fakta Tempo, video yang diklaim merupakan penemuan orang utan di Morowali, Sulawesi Tengah adalah sebagian benar.
Video tersebut merupakan video lama yang pernah beredar pada September 2023, namun lokasi diduga tidak berada di Sulawesi melainkan di Kalimantan.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Pangi, BKSDA Sulawesi Tengah Haruna mengatakan, Sulawesi bukan habitat orang utan atau kera besar. Habitat orang utan berada di Kalimantan dan Sumatera.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]