Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah KPU Umumkan Semua Provinsi Dikuasai Prabowo?

Kamis, 9 Mei 2019 13:55 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah KPU Umumkan Semua Provinsi Dikuasai Prabowo?

Narasi yang menyebutkan bahwa Komisi Pemilihan Umum telah mengumumkan paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menguasai perolehan suara di seluruh provinsi di Indonesia beredar di media sosial.

Narasi itu dibagikan oleh akun Setiawan Roni di grup Sahabat Prabowo pada 3 Mei 2019. Ia membagikan sejumlah gambar tangkapan layar yang menampilkan Ketua KPU Arief Budiman di Berita Satu TV dengan data grafis perolehan suara masing-masing paslon di setiap provinsi.

“KPU umumkan semua provinsi dikuasai Prabowo,” tulis akun Setiawan Roni. 

Sebuah akun membagikan 11 foto tangkapan layar yang menunjukkan Prabowo-Sandi mendapat perolehan suara lebih banyak dari Jokowi-Ma'ruf.

Gambar yang dibagikan menampilkan grafis perolehan suara di 11 provinsi yakni DKI Jakarta, Banten, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah, Maluku Utara, Aceh dan Bengkulu.

Di 11 provinsi itu tampak paslon 02 mendominasi perolehan suara. Misalnya di DKI Jakarta, paslon 02 mendapatkan 50,95% dan paslon 01 mendapat 49,05% suara, di Provinsi Sumatera Barat, paslon 02 mendapatkan 87,63% dan paslon 01 hanya 12,37% suara.

Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, paslon 01 mendapatkan 29,80% sementara paslon 02 memperoleh 70,20% suara.

Berikut kami tampilkan 11 foto yang dibagikan akun tersebut.

Foto-foto tangkapan layar yang dibagikan oleh akun Setiawan Roni ke grup Sahabat Prabowo. 

 

PEMERIKSAAN FAKTA

Tangkapan gambar yang beredar di media sosial itu berasal dari Berita Satu TV edisi 17 April 2019 dalam acara “2019 Pemilu Damai” yang ditayangkan secara live. Rekaman video berdurasi 11 menit 16 detik itu bisa disimak dalam channel Berita Satu di YouTube

Dalam program itu, Berita Satu menayangkan langsung konferensi pers KPU Pusat pasca pelaksanaan pemilu serentak 17 April 2019. Dalam acara tersebut, Ketua KPU Arief Budiman, antara lain menjelaskan mengenai 0,28 persen TPS yang tidak bisa melaksanakan pemungutan suara pada 17 April karena keterlambatan logistik dan bencana alam, tingkat partisipasi pemilih, perkembangan real count di Situng KPU, dan petugas KPPS yang meninggal dunia.

Mengiringi siaran konferensi pers, Berita Satu TV benar menampilkan data grafis perolehan suara. Akan tetapi, data grafis itu berdasarkan quick count dari lembaga sigi Charta Politica, bukan real count dari KPU.

Data grafis tersebut menampilkan hasil quick count secara total untuk kedua kandidat. Untuk paslon 01 memperoleh 54,86% dan untuk paslon 02 sebanyak 45,14% dengan jumlah data yang masuk sebesar 97,11 %.

Selain quick count secara general, Berita Satu juga menampilkan data grafis hasil quick count Charta Politica di 34 provinsi di Indonesia.

Nah, tangkapan gambar yang beredar di media sosial, hanya mencuplik hasil quick count di 11 provinsi dimana paslon 02 lebih unggul dibandikan paslon 01.

Sedangkan perolehan suara di provinsi-provinsi lainnya, terutama yang dikuasai oleh paslon 01 tak diunggah ke medsos. Misalnya di Provinsi Bali, yang dikuasai paslon 01 sebesar 92,12 % dan 02 hanya mendapatkan 7,88%. Atau di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dimana 01 memperoleh 92,46% dan 02 mendapat 7,54%.

Namun yang perlu dicatat, hasil quick count bukan menjadi acuan penetapan perolehan suara resmi. Penetapan perolehan suara Pemilu dan Pilpres ditentukan berdasarkan penghitungan suara manual yang bertahap dari tingkat TPS hingga KPU.

 

KESIMPULAN

Dari pemeriksaan fakta tersebut, bisa disimpulkan bahwa informasi KPU mengumumkan semua provinsi dikuasai Prabowo adalah keliru.

 

IKA NINGTYAS