Keliru, Video Berisi Klaim Pemulangan Pengungsi Rohingya Ke Negara Asalnya
Rabu, 24 Januari 2024 20:48 WIB
Sebuah video dengan narasi ‘orang Rohingya mau diantar ke tempat asalnya lagi’ menunjukkan orang-orang berjalan di lapangan terbuka dan mendapat pengawalan dari kepolisian. Video itu dibagikan di salah satu akun TikTok [Arsip] dan diberi keterangan berisi ajakan untuk melakukan pengawasan: Gitu baru Aceh, tegas. Ayok awasi terus.
Sejak diunggah pada 17 Desember 2023, video pendek tersebut sudah disukai 46 pengguna TikTok, 5 komentar, disebarluaskan sebanyak 1 kali dan satu kali diarsipkan.
Namun, benarkah video itu proses pemulangan pengungsi Rohingya ke negara asalnya?
PEMERIKSAAN FAKTA
Verifikasi Tempo menunjukkan, konten berisi orang-orang Rohingya itu bukan pemulangan ke negara asalnya, seperti klaim pengunggah video. Tetapi faktanya, video itu adalah upaya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Aceh untuk memindahkan pengungsi Rohingya dari area Tugu Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh ke UPTD Dinas Sosial Aceh di Ladong, Aceh Besar.
Video identik ditayangkan di channel YouTube Kompas TV Aceh pada 12 Desember 2023 dengan judul “Pengungsi Rohingya Dipindahkan ke UPTD Dinas Sosial Ladong”. Kompas TV mengatakan pengungsi Rohingya diangkut menggunakan 3 truk menuju UPTD Dinas Sosial Aceh di Ladong Aceh Besar, setelah tidak ada kepastian relokasi pasca warga Aceh Besar menolak kehadiran mereka.
Kabid Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP WH Aceh, Azmanto, mengaku pemerintah bersama pihak UNHCR menyepakati relokasi sementara pengungsi ke UPTD Dinas Sosial Ladong Aceh Besar.
Menurut Azman, Rohingya ditempatkan di UPTD Rumoh Seujahtera Beujroh Meukarya milik Dinas Sosial Aceh di Ladong untuk sementara waktu. Pihak terkait untuk mencari solusi lagi untuk penampungan mereka setelah batas waktu berakhir.
"Mereka ditempatkan di sana hanya seminggu. Nanti akan dicari lagi," jelasnya dikutip dari situs Detik.com berjudul "135 Rohingya Akhirnya Dipindahkan ke UPTD Dinsos Aceh Usai Ditolak Warga".
Jadi, video tersebut bukan pengantaran pengungsi Rohingya ke tempat asalnya, melainkan proses pemindahan dari taman tugu Ratu Safiatuddin menuju di UPTD Rumoh Seujahtera Beujroh Meukarya milik Dinas Sosial Aceh di Ladong.
Tentang Etnis Rohingya
Dalam situs United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dijelaskan pada bulan Agustus 2017, serangan bersenjata, kekerasan berskala besar, dan pelanggaran hak asasi manusia yang serius memaksa ribuan warga Rohingya meninggalkan rumah mereka di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
Banyak di antara mereka yang berjalan berhari-hari melewati hutan dan melakukan perjalanan laut yang berbahaya melintasi Teluk Benggala untuk mencapai tempat aman di Bangladesh. Kini, lebih dari 960.000 orang telah menemukan tempat aman di Bangladesh dan mayoritas tinggal di wilayah Cox Bazar, yang merupakan lokasi kamp pengungsi terbesar di dunia. PBB menggambarkan Rohingya sebagai “minoritas yang paling teraniaya di dunia”.
Siapakah orang Rohingya?
Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang telah tinggal selama berabad-abad di Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Buddha – yang sebelumnya dikenal sebagai Burma. Meskipun telah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi, etnis Rohingya tidak diakui sebagai kelompok etnis resmi dan tidak diberi kewarganegaraan sejak tahun 1982, menjadikan mereka populasi tanpa kewarganegaraan terbesar di dunia .
Sebagai populasi tanpa kewarganegaraan, keluarga-keluarga Rohingya tidak mendapatkan hak-hak dasar dan perlindungan serta sangat rentan terhadap eksploitasi, kekerasan seksual dan berbasis gender (SGBV) dan pelecehan.
Bagaimana awal mula krisis pengungsi Rohingya?
Rohingya mengalami kekerasan, diskriminasi dan penganiayaan selama puluhan tahun di Myanmar. Eksodus terbesar mereka dimulai pada Agustus 2017 setelah gelombang kekerasan besar-besaran terjadi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, yang memaksa lebih dari 742.000 orang – setengah dari mereka adalah anak-anak – mencari perlindungan di Bangladesh. Seluruh desa dibakar habis, ribuan keluarga terbunuh atau terpisah dan pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran dilaporkan.
Kemana pengungsi Rohingya mencari perlindungan?
Lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya melarikan diri dari kekerasan di Myanmar dalam gelombang pengungsian berturut-turut sejak tahun 1990an. Saat ini, lebih dari 960.000 pengungsi Rohingya tinggal di Bangladesh dan mayoritas menetap di dan sekitar kamp pengungsi Kutupalong dan Nayapara di wilayah Cox's Bazar Bangladesh – salah satu kamp pengungsi terbesar dan terpadat di dunia.
Lebih dari separuh pengungsi Rohingya di Bangladesh (52 persen) adalah anak-anak, sementara 51 persen terdiri dari perempuan dan anak perempuan. Populasi pengungsi saat ini berjumlah sepertiga dari total populasi di wilayah Cox's Bazar, sehingga dukungan terhadap komunitas tuan rumah sangat penting untuk hidup berdampingan secara damai.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi klaim pemulangan pengungsi Rohingya ke negara asalnya adalah keliru.
Video tersebut sebenarnya mengenai proses pemindahan 135 orang pengungsi Rohingya dari Tugu Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh ke UPTD Dinas Sosial Aceh di Ladong, Aceh Besar pada 11 Desember 2023.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]