Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebagian Benar, Klaim Ganjar Pranowo tentang Pembuatan Kapal Selam PT PAL dengan Korea Selatan

Senin, 8 Januari 2024 21:20 WIB

Sebagian Benar, Klaim Ganjar Pranowo tentang Pembuatan Kapal Selam PT PAL dengan Korea Selatan

Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dalam debat capres sesi 3 menyebutkan, pembatalan kerja sama pembuatan kapal selam PT PAL dengan Korea Selatan dilakukan oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

“........di mana agar kita bisa konsisten dalam perencanaan pembangunan termasuk ketika kita membuat kapal selam, yang sudah dimulai dari bapak, yang kalau tidak salah bapak batalkan dengan Korea Selatan. Tolong pak kalau saya keliru ini kesempatan, tantangannya sampai dengan terkait dengan deretan kerja sama dengan Korea Selatan. Apa semua produk jadi, nanti gitu?”

Lantas benarkah pembatalan kerjasama pembuatan kapal selam PT PAL dengan Korea Selatan dilakukan oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto?

PEMERIKSAAN FAKTA

Menurut Prasetia Anugrah Pratama, peneliti Data dan Democracy Research Hub Monash University-Indonesia, memang benar bila Indonesia sedang dihadapkan pada tuduhan meninggalkan kontrak kerja sama untuk 3 kapal selam. Situs Asian Military Review menuding kontrak kerja sama senilai $1,02 miliar itu ditinggalkan demi beralih ke jenis kapal selam Scorpene produksi Naval Group (Prancis). 

Namun informasi terkait pembatalan kerja sama pembuatan kapal selam PT PAL dengan Korea Selatan karena Prabowo Subianto, menurut Prasetia, agak menyesatkan. Sebab pada tahun 2021, Indonesia melalui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto diketahui masih menerima hasil kerja sama PT PAL dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korea Selatan yakni kapal selam Alugoro-405.  

“Dengan adanya serah terima satu kapal selam pada tahun 2021 maka dapat dianggap bahwa Indonesia tidaklah sepenuhnya meninggalkan kontrak kerjasama yang ditandatangani pada tahun 2019 tersebut,” kata Prasetia. 

Dikutip dari Kompas.com, pada pada Senin, 16 Januari 2023 Laksamana Muhammad Ali, Kepala Staf AL (KSAL) di Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara mengatakan bahwa kerja sama pembuatan kapal selam  Indonesia dengan Korea Selatan masih dibahas kembali. TNI Angkatan Laut (AL) masih berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) terkait lanjutan kerja sama batch ke-2 pembuatan kapal selam bersama Korea Selatan (Korsel). 

Sebelumnya, kerja sama pembuatan kapal antara Indonesia dengan Korea Selatan telah diselesaikan tahap pertama, yakni KRI Nagapasa-403, KRI Ardadeli-404, dan KRI Alugoro-405.  Ketiga kapal selam itu merupakan kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Korsel lewat perusahaan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Co Ltd. 

Kapal selam terakhir yang diresmikan, yaitu KRI Alugoro-405. Alugoro resmi menjadi alutsista TNI AL setelah diresmikan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di PT PAL Indonesia (Persero), Surabaya, Jawa Timur, pada 17 Maret 2021. 

Dilansir dari CNBC Indonesia, Utario Esna Putra, Kadep Humas PT PAL Indonesia (Persero) menjelaskan, rencananya kapal selam terbaru hasil kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan akan diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan untuk digunakan oleh TNI AL pada Desember 2020. Namun rencana itu tertunda dan baru bisa dikirim pada Januari 2021. 

Acara seremoni penyerahan kapal selam dari PT PAL sebagai perakit ke Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengalami pergeseran waktu pelaksanaan. "Lebih tepatnya acara seremonial serah-terima digeser tanggal 15 Januari 2021,” kata Utario, 21 Desember 2020. 

Sebuah studi dari Jurnal Diplomasi Pertahanan Volume Sepuluh UPN Veteran Jawa Timur menyebutkan bahwa kerja sama bilateral dalam industri pertahanan antara Indonesia dengan Korea Selatan, merupakan bentuk tindak lanjut penandatanganan tender untuk proyek tiga kapal selam pada tahun 2011 antara Indonesia dan Daewoo Shipbuilding Co. 

Dalam penelitian yang ditulis oleh Clara Lucia Marghanita itu, kerja sama dinilai sesuai dengan proses-proses yang telah disepakati sesuai kontrak. Yakni melakukan peralihan teknologi, penguasaan ilmu, pembangunan konstruksi dengan konsep OJT, shared cost sesuai kesepakatan, dan final assembly pembangunan kapal selam.  

KESIMPULAN 

Klaim Ganjar Pranowo dalam debat capres yang menyebutkan pembatalan kerjasama pembuatan kapal selam PT. PAL dengan Korea Selatan oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, adalah sebagian benar. 

Sebab pada tahun 2021, Indonesia masih menerima menerima hasil kerjasama PT PAL dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korea Selatan yakni kapal selam Alugoro-405. 

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id

Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 19 media di Indonesia.