Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyesatkan, Klaim Air Garam Dapat Menyalakan Listrik

Jumat, 1 September 2023 13:50 WIB

Menyesatkan, Klaim Air Garam Dapat Menyalakan Listrik

Video seseorang tengah mendemonstrasikan produk dengan judul "Lampu Air Garam" beredar di media sosial Facebook. Video tersebut dibagikan dengan klaim bahwa air garam dapat menyalakan listrik.

Sebuah akun membagikan video tersebut pada 27 Agustus 2023. Dalam video tampak seseorang memasukkan air yang dicampur garam ke dalam tabung lampu LED. Lampu itu pun menyala.

Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 1,4 juta kali dan mendapat lebih dari 5.500 komentar. Apa benar garam dapat menyalakan listrik?

PEMERIKSAAN FAKTA

Kepala Laboratorium Teknik Elektrokimia University of the Philippines Diliman, Joey D. Ocon, Ph.D., menyatakan aliran elektron (yaitu listrik) bukan dihasilkan oleh garam atau larutan garam, melainkan dihasilkan dari reaksi di dalam baterai, yang terletak di dalam wadah lampu. 

Oleh karena itu, tidak bertanggung jawab untuk menyebutnya sebagai lampu air asin karena hal ini memicu kebingungan dan merupakan klaim yang menyesatkan.

Untuk memverifikasi klaim dari video di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri pemberitaan terkait melalui sejumlah media dan situs kredibel.

"Lampu Air Garam" atau "Lampu Air Asin" telah diperkenalkan di Filipina pada 2015 oleh seorang Insinyur bernama Aisa Mijena. Kepada Techinasia.com, Aisa Mijeno mengatakan terinspirasi ketika ia tinggal bersama suku Butbut di Buscalan, Kalinga selama masa KKN pada tahun 2011.

"Orang-orang tidak memiliki akses ke listrik dan harus berjalan kaki selama 12 jam untuk mencapai Bontoc, sebuah kota yang berjarak sekitar 50 kilometer, untuk mendapatkan minyak tanah sebagai bahan bakar lampu mereka," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan Tech in Asia.

Mijeno, seorang insinyur yang telah terlibat dalam pekerjaan sosial, mengatakan bahwa pengalamannya di Kalinga memotivasinya untuk menciptakan sistem pencahayaan alternatif.

Kepala Laboratorium Teknik Elektrokimia University of the Philippines Diliman, Joey D. Ocon, Ph.D., menyatakan "Lampu Air Garam" atau "Lampu Air Asin" seperti temuan Mijeno ini tidak didukung oleh disosiasi garam dalam air karena tidak menghasilkan elektron yang dibutuhkan untuk penerangan.

"Aliran elektron (yaitu listrik) dihasilkan dari reaksi di dalam baterai, yang terletak di dalam wadah lampu. Oleh karena itu, tidak bertanggung jawab untuk menyebutnya sebagai lampu air asin karena hal ini memicu kebingungan dan klaim yang menyesatkan," kata Joey D. Ocon seperti dikutip dari Rappler.com.

"Saya harap SALt mencoba untuk mengoreksi media dalam wawancara ketika mereka menyebutnya sebagai lampu air asin. Bagaimanapun, mereka lebih mengetahui hal ini dan secara moral bertanggung jawab untuk menghindari pernyataan yang tidak ilmiah," Joey menambahkan.

Menurut Joey, semua jenis baterai, baik yang dapat diisi ulang maupun tidak, dapat menyalakan lampu selama memenuhi persyaratan voltase dan arusnya, dan tidak hanya terbatas pada baterai logam-udara yang mereka gunakan.

Air asin 'hanya' sebuah elektrolit

Situs teachengineering.org menampilkan video yang memperlihatkan bagaimana cara kerja sirkuit air asin, yaitu sirkuit listrik yang menggunakan air asin sebagai bagian dari sirkuit. Siswa menyelidiki konduktivitas air asin, dan mengembangkan pemahaman tentang bagaimana jumlah garam dalam larutan berdampak pada seberapa banyak arus listrik yang mengalir melalui sirkuit. Salah satu komponen utama dari dari sirkuit air asin itu adalah baterai.

Mengutip ourffuture.energy, lampu air garam adalah contoh sel elektrokimia. Sel elektrokimia adalah baterai atau perangkat yang dapat menghasilkan energi listrik dari reaksi kimia. Hal ini juga dapat terjadi sebaliknya, dengan memasukkan energi listrik untuk memulai reaksi kimia, seperti halnya baterai isi ulang.

Elektrolit adalah cairan yang menghantarkan listrik, dalam hal ini, air garam yang ditemukan dalam lampu. Elektrolit menutup sirkuit dalam sel (atau baterai).

Elektroda adalah sepotong bahan yang menghantarkan listrik ketika menyentuh bagian non-logam dari suatu sirkuit, yaitu air garam dalam lampu. Elektroda biasanya berupa batang logam, seperti seng dan tembaga.

Dua elektroda ditemukan dalam lampu air garam, satu berfungsi sebagai anoda, dan satu lagi sebagai katoda, seperti yang Anda temukan dalam baterai biasa.

Setelah air garam ditambahkan, sirkuit ditutup dan baterai (atau sel) dapat menyalakan lampu untuk menghasilkan cahaya.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa garam dapat menyalakan listrik adalah menyesatkan.

Kepala Laboratorium Teknik Elektrokimia University of the Philippines Diliman, Joey D. Ocon, Ph.D., menyatakan aliran elektron (yaitu listrik) bukan dihasilkan oleh garam atau larutan garam, melainkan dihasilkan dari reaksi di dalam baterai, yang terletak di dalam wadah lampu.

Elektrolit adalah cairan yang menghantarkan listrik. Dalam hal ini, air garam yang ditemukan dalam lampu.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id