Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyesatkan, Foto-foto Terkini India Usai 24 Ribu Orang Tewas Akibat Gelombang Panas

Kamis, 4 Mei 2023 16:13 WIB

Menyesatkan, Foto-foto Terkini India Usai 24 Ribu Orang Tewas Akibat Gelombang Panas

Video dengan narasi kondisi terkini India usai 24 ribu orang tewas karena gelombang panas beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan akun ini pada 28 April 2023, memperlihatkan foto-foto kerumunan warga India di luar ruangan

Akun Instagram itu menuliskan narasi, "Selamat pagi, bagaimana mendengar berita begini pagi ini".

Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah mendapat lebih dari 6.000 komentar. Apa benar ini foto-foto kondisi terkini India usai 24 orang tewas akibat gelombang panas?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri jejak digital foto-foto dalam video tersebut menggunakan tools Source dan reverse image Google. 

Hasilnya, kedua foto diambil dalam rentang waktu dan peristiwa berbeda. Foto pertama diambil pada 16 April 2023, sedangkan foto kedua diambil pada 20 Mei 2022. Sementara klaim jumlah korban tewas akibat gelombang panas di India yang mencapai 24 ribu orang merupakan akumulasi dalam rentang waktu 30 Tahun terakhir.

Foto Pertama

Foto yang identik pernah dimuat situs berita arabnews.com pada 17 April 2023. Foto tersebut dimuat dengang keterangan: "Dalam foto yang diambil pada 16 April 2023 ini, orang-orang berkumpul untuk menghadiri upacara penghargaan di pinggiran kota Mumbai. Heatstroke menewaskan 11 orang di India setelah sekitar satu juta penonton menunggu berjam-jam di bawah sinar matahari pada upacara penghargaan yang disponsori pemerintah, kata para pejabat saat suhu awal musim panas melonjak. (Foto oleh AFP)".

Foto yang sama juga dimuat situs berita lainnya, livemint.com pada 19 April 2023. Disebutkan dalam keterangannya, "Maharashtra: Heatstroke menewaskan 11 orang di India setelah sekitar satu juta penonton menunggu berjam-jam di bawah sinar matahari pada upacara penghargaan yang disponsori pemerintah (AFP)".

Menurut laporan Hindustan Times, berita tentang 11 orang meninggal dan 50 dirawat di rumah sakit karena dehidrasi, pusing, mual, dan nyeri dada setelah menghadiri acara penghargaan Maharashtra Bhushan di Khargar, Navi Mumbai telah menyebar ke seluruh negeri.

Sekitar 600 peserta dilaporkan mengalami heatstroke pada hari Minggu dimana kondisi beberapa orang yang dirawat di rumah sakit kritis karena mereka mengalami gangguan jantung dan fluktuasi kadar gula darah, yang dapat meningkatkan jumlah korban. Sebagian besar korban adalah wanita lanjut usia.

Sunstroke atau heatstroke adalah keadaan darurat medis yang serius yang terjadi ketika tubuh Anda terlalu panas dan tidak dapat menjadi dingin dan kondisi kesehatan ini dapat mengancam jiwa dan memerlukan perhatian medis segera.

Dalam sebuah wawancara dengan HT Lifestyle, Dr Nikhil Varge, Konsultan Ahli Penyakit Dalam di Rumah Sakit Medicover di Navi Mumbai, mengungkapkan, “Serangan panas dapat disebabkan oleh paparan suhu tinggi untuk waktu yang lama, terutama dalam kombinasi dengan kelembaban tinggi. Ini juga dapat disebabkan oleh aktivitas fisik dalam cuaca panas, yang dapat menyebabkan dehidrasi dan peningkatan risiko serangan panas.”

Foto Kedua

Foto berikutnya memperlihatkan puluhan tuna wisma tidur di bawah jembatan penyebrangan. Foto ini dimuat situs apnews.com pada 28 Maret 2023. Berikut keterangannya:

"Tunawisma tidur di bawah naungan jembatan penyeberangan untuk mengatasi gelombang panas di New Delhi, 20 Mei 2022. Otoritas India membutuhkan lebih banyak sumber daya dan persiapan yang lebih baik untuk menghadapi panas yang membakar, terutama bagi komunitas yang paling rentan di seluruh negeri, kata sebuah lembaga yang berbasis di New Delhi. (Foto AP/Manish Swarup, File)."

Foto tersebut juga dimuat situs berita nbcnews.com pada 13 Januari 2023 dennen keterangan bahwa Tunawisma tidur di bawah naungan jembatan Mei lalu selama panas ekstrim di New Delhi. Foto: Manish Swarup / file AP.

Korban Gelombang Panas di India

Situs berita AP mencatat, setidaknya 26.000 orang tewas akibat panas dalam 30 tahun terakhir di India saja, menurut laporan baru-baru ini. Penduduk daerah kumuh perkotaan, orang dengan masalah kesehatan yang sudah lama, orang lanjut usia atau hamil, pekerja di ruang kecil tertutup, petani dan pekerja konstruksi termasuk yang paling rentan.

Sementara cnbcindonesia.com menyebutkan, 24.000 orang telah meninggal akibat panas di India dalam 30 tahun terakhir. Perubahan iklim telah memicu gelombang panas di sana dan di negara tetangga Pakistan dan suhu diperkirakan akan memecahkan rekor setiap tiga tahun, sesuatu yang hanya akan terjadi sekali setiap 312 tahun jika iklim tidak mengalami perubahan radikal seperti itu.

Di India, gelombang panas biasanya terjadi antara Maret dan Juli. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, suhu panas kian intens dengan durasi yang lebih sering dan panjang.

Tahun lalu, India bahkan pernah mengalami gelombang panas mengerikan, di mana suhu di sebagian negara itu mencapai 49 derajat Celcius pada Mei.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, foto-foto dengan klaim kondisi terkini India usai 24 ribu orang tewas karena gelombang panas adalah menyesatkan

Kedua foto mamang terkait dengan gelombang panas di India, namun diambil dalam rentang waktu dan peristiwa berbeda. Foto pertama diambil pada 16 April 2023, sedangkan foto kedua diambil pada 20 Mei 2022.

Sementara klaim jumlah korban tewas akibat gelombang panas di India yang mencapai 24 ribu orang merupakan akumulasi angka perkiraan dalam rentang waktu 30 Tahun terakhir.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id