Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Video dengan Klaim Warga Australia Demo Tolak Invasi Indonesia

Rabu, 22 Februari 2023 20:25 WIB

Keliru, Video dengan Klaim Warga Australia Demo Tolak Invasi Indonesia

Sebuah akun YouTube mengunggah video dengan judul “Demo Pecah dengan Aparat Kepolisian, Aksi Gila Warga Australia Tolak Invasi dari Indonesia” pada 29 Desember 2022. 

Video ini memuat narasi bahwa 90.000 warga Australia saat ini tidak bisa tenang karena TNI dan para sekutunya sudah mengepung negaranya. Ribuan warga Australia turun ke jalan dan meminta Indonesia dan sekutunya untuk menghentikan rencana invasi.

Pembuat video mengklaim sumber berita tersebut berasal dari Kantor Berita Reuters yang menyebut Angkatan Bersenjata sudah siap dikerahkan untuk mengusir setiap invasi atau serangan yang masuk. Keterangan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Australia pada Rabu 28 Desember waktu setempat.

Sejak diunggah, video tersebut telah disukai 1,2 ribu dan ditonton disaksikan 207,921 kali oleh pengguna YouTube. Namun benarkah, warga Australia menggelar aksi unjuk rasa menolak invasi Indonesia? Berikut pemeriksaan faktanya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tempo, saat ini hubungan Indonesia dan Australia dalam kondisi normal dan baik. Tidak ada rencana atau invasi yang dilakukan oleh TNI ke wilayah teritorial Australia. Video unjuk rasa sebagaimana yang diunggah tersebut adalah saat warga beberapa negara bagian di Australia memprotes kebijakan penguncian (lockdown) dan wajib vaksin selama pandemi Covid-19 pada 2021.

Untuk memverifikasi kebenaran klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video itu menjadi gambar menggunakan keyframe dan menelusurinya memakai Yandex Image Search dan Google Search. Juga menelusuri pemberitaan media-media yang kredibel yang berkaitan dengan narasi tersebut.

Fakta 1

Pada detik ke-10, fragmen video ini menampilkan seorang reporter ABC News. Di belakang reporter tersebut berdiri sekelompok polisi berseragam biru tua.

Berdasarkan penelusuran Tempo, fragmen video ini identik dengan berita yang diunggah ABC News di YouTube tanggal 21 Agustus 2021. Dilansir ABC, beberapa pengunjuk rasa anti lockdown ditangkap polisi dalam aksi unjuk rasa di Sydney dan Melbourne.

Dalam aksi yang diikuti 4000 orang lebih tersebut, 218 orang ditangkap dan enam orang polisi dirawat di rumah sakit setelah aksi berlangsung anarkis. Kekerasan terjadi di beberapa titik, satu diantaranya di kawasan Flinders Street.

Dilansir Guardian, di Sydney, lebih dari 1.500 petugas polisi dikerahkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa. Aksi ini dipicu keputusan pemerintah yang akan memberlakukan lockdown seiring meningkatnya kasus Covid-19. Aksi serupa juga terjadi di Melbourne dan Brisbane.

Berdasarkan penelusuran Google Map, posisi Reporter ABC saat melaporkan berita ini adalah di Victory Park, tepatnya di seberang pertokoan Broadway Street, Glebe, New South Wales, Sidney.

Video 2

Pada menit ke-2:38, fragmen video menampilkan sejumlah besar orang berkumpul di halaman sebuah gedung.

Berdasarkan penelusuran Tempo, fragmen tersebut identik dengan berita yang diunggah 9 News Australia, tanggal 22 September 2021. Dilansir 9 News Australia, pengunjuk rasa anti vaksin menduduki Shrine of Remembrance, Birdwood Ave, Melbourne. Monumen ini dianggap sakral, untuk mengenang prajurit wanita dan pria yang meninggal saat Perang Dunia I.

Dilansir ABC News, lebih dari 200 pengunjuk rasa telah ditangkap setelah bentrok dengan polisi di Shrine of Remembrance. Dua orang petugas polisi menderita luka-luka dalam bentrok tersebut. Unjuk rasa ini terkait kebijakan lockdown dan wajib vaksin dalam rangka menangani Covid-19.

Video 3

Pada menit ke-3:55, fragmen video menampilkan sejumlah besar orang berkumpul dan tengah mereka tampak cahaya dan asap berwarna merah.

Berdasarkan penelusuran Tempo, fragmen video tersebut identik dengan berita ABC News yang diunggah di YouTube tanggal 21 Agustus 2021. Reporter ABC menyebutkan saat berlangsung aksi unjuk rasa anti lockdown di Melbourne, pengunjuk rasa melemparkan suar (flare) ke arah polisi.

Dilansir ABC, para pengunjuk rasa menerobos barikade polisi di dekat Gedung Parlemen, Spring Street. Kekerasan terjadi setelah pengunjuk rasa yang tidak bermasker menembakkan flare ke arah polisi. Polisi membalas dengan menyemprotkan merica ke arah pengunjuk rasa.

Hubungan Indonesia-Australia

Hubungan Indonesia dan Australia memang pernah memanas terutama pasca  jajak pendapat Timor Leste tahun 1999. Juga sempat memanas saat mencuatnya isu penyadapan yang dilakukan intelijen Australia terhadap Presiden SBY tahun 2013.

Menurut Rizka Prabaningtyas, peneliti Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada, dalam sejarah hubungan diplomatis akan berlangsung dalam situasi love-hate relationship. Walaupun beberapa kali memanas, dalam sejarah tidak pernah terjadi rencana atau aksi militer antara kedua negara.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video berjudul “Demo Pecah dengan Aparat Kepolisian, Aksi Gila Warga Australia Tolak Invasi dari Indonesia” adalah keliru.

Aksi unjuk rasa yang terjadi Sidney, Melbourne, Brisbane, dan beberapa kota lain di Australia tanggal 21 Agustus 2021 dan 22 September 2021 berkaitan dengan penolakan warga Australia terhadap kebijakan lockdown. Serta penolakan terhadap peraturan wajib vaksin yang ditetapkan pemerintah untuk mencegah Covid-19.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id