Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebagian Benar, Klaim Sekolah di Jepang Larang Siswa Perempuan Gunakan Gaya Rambut Kuncir Kuda

Senin, 8 Agustus 2022 16:19 WIB

Sebagian Benar, Klaim Sekolah di Jepang Larang Siswa Perempuan Gunakan Gaya Rambut Kuncir Kuda

Beredar unggahan kolase foto di media sosial Instagram dengan klaim bahwa sekolah-sekolah di Jepang telah melarang siswa perempuannya untuk memakai gaya rambut yang dikuncir kuda. Gaya rambut kuncir kuda yang menunjukkan tengkuk leher, diklaim dapat membangkitkan birahi lawan jenis. 

Akun tersebut juga mengutip pemberitaan CNBC Indonesia. Selain larangan di atas, mereka juga tidak boleh mewarnai rambut. Apabila warna atau gaya alami rambut bukan hitam atau lurus, maka murid diharuskan untuk membuktikan fakta itu.

Tangkapan layar akun Instagram yang mengklaim larangan menguncir rambut dengan gaya tertentu bagi siswa di Jepang.

Hingga artikel ini diturunkan, unggahan pada 29 Juli 2022 tersebut sudah disukai 44,7 ribu lebih.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim, Tim Cek Fata Tempo mengunjungi situs CNBC Indonesia, sebagai sumber yang dikutip akun di atas. Tempo menemukan berita berjudul “Sekolah Jepang Larang Rambut Siswi Dikuncir Kuda, Kenapa?” yang diunggah pada 14 Maret 2022. 

Paragraf pertama dan kedua identik dengan kalimat yang ditulis akun di postingannya. Seperti di bawah ini:

Beberapa sekolah di Jepang telah menerapkan peraturan yang cukup unik, yakni melarang para siswi mengikat rambut dengan gaya ekor kuda. Bukan tanpa sebab, hal itu dianggap dapat meningkatkan gairah seksual para murid pria di Jepang.

Akun ini juga mengutip New York Post, tentang mantan guru sekolah menengah Jepang Motoki Sugiyama, yang telah mengajar selama 11 tahun. Berdasarkan informasi yang didapatnya dari otoritas sekolah, gaya rambut kuncir kuda yang menunjukkan tengkuk leher bisa membangkitkan gairah dari lawan jenis.

Paragraf lain yang juga dikutip adalah:

"Larangan kuncir ekor kuda bukan satu-satunya yang harus diikuti oleh siswi di Jepang. Peraturan lain juga mencakup pengawasan ketat pada warna pakaian dalam, warna kaus kaki, dan bentuk alis.”

Dalam sebuah artikel berjudul “Aturan Absurd di Sekolah Jepang: Rambut Murid Perempuan Dilarang Dikuncir Kuda” di Vice.com, seorang guru di Jepang Bernama Motoki Sugiyama mengaku telah menyaksikan langsung betapa anehnya peraturan-peraturan yang berlaku di tempatnya mengajar dulu. Dari lima sekolah di prefektur Shizuoka, berjarak 144 kilometer arah barat daya Tokyo, semuanya tidak mengizinkan siswi mengikat rambut gaya kuncir kuda. Alasannya? Karena khawatir leher para murid “mengundang” syahwat.

“Pihak sekolah khawatir murid laki-laki tidak bisa berhenti ngeliatin perempuan. Alasannya mirip aturan pakaian dalam berwarna putih,” terangnya kepada VICE World News. Di Jepang, murid perempuan wajib mengenakan pakaian dalam putih agar tidak terawang dan mencegah hal yang tidak-tidak.

Namun tidak ada data statistik yang menunjukkan berapa banyak sekolah di seluruh Jepang yang masih menerapkan larangan gaya rambut kuncir kuda. Akan tetapi, survei tahun 2020 menemukan satu dari 10 sekolah di prefektur Fukuoka belum mencabut peraturan tersebut.

Media Inggris, the Guardian, menyebutkan dalam laporannya bahwa aturan kontroversial tentang gaya rambut dan pakaian dalam akan dihapus di sekolah menengah yang dikelola oleh pemerintah metropolitan Tokyo, setelah mendapat tekanan dari siswa.

Hampir 200 sekolah menengah umum dan lembaga pendidikan lainnya akan mencabut lima peraturan, termasuk satu peraturan yang mengharuskan siswa berambut hitam, mulai April, kata Mainichi Shimbun, mengutip sumber resmi.

Surat kabar itu mengatakan aturan yang menentukan warna pakaian dalam siswa dan larangan gaya rambut "dua blok" - pendek di belakang dan samping dan lebih panjang di atas - juga akan dibatalkan.

Sementara itu dilansir dari CNN, perubahan kebijakan mulai berlaku pada awal tahun ajaran baru pada 1 April 2022. Langkah itu dilakukan setelah dewan pendidikan Tokyo melakukan survei tahun lalu yang menanyakan pandangan sekolah, siswa, dan orang tua tentang kebijakan tersebut.

Sekolah-sekolah di Fukuoka, di pulau Kyushu, juga memiliki peraturan yang membatasi gaya rambut siswa dan mendikte warna dan pola pakaian dalam mereka, menurut surat kabar Jepang Asahi Shimbun.

Seperti Tokyo, Fukuoka melakukan survei publik tahun lalu, media Jepang Asahi Shimbun melaporkan bahwa siswa aturan berpakaian menyebabkan mereka stres dan membatasi ekspresi diri mereka.

Pemeriksaan Foto

Tim Cek Fakta Tempo juga menelusuri foto yang diunggah akun Instagram di atas. Foto tersebut adalah dua foto berbeda yang diedit menjadi sebuah foto dan diberi narasi. 

Menggunakan Yandex Image dan Google Lens, Tempo menemukan bahwa foto pertama pernah diunggah di Galeri Foto laman situs berbahasa Korea Ruliweb.com pada 22 November 2015. Situs ini adalah situs hobby khususnya para gamer.

Foto kedua adalah foto pemilik akun Instagram yang diunggah pada 11 Mei 2021. “Saat suhu naik ketegangan saya meningkat,” demikian keterangan foto berbahasa Jepang tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa  sekolah-sekolah di Jepang telah melarang siswa perempuannya untuk memakai gaya rambut yang dikuncir kuda adalah sebagian benar.

Setidaknya ada lima sekolah di prefektur Shizuoka, berjarak 144 kilometer arah barat daya Tokyo yang tidak mengizinkan siswinya mengikat rambut gaya kuncir kuda.

Belum ada data statistik terkini yang menunjukkan berapa banyak sekolah di seluruh Jepang yang masih menerapkan larangan gaya rambut kuncir kuda. Namun survei pada tahun 2020 menemukan satu dari 10 sekolah di prefektur Fukuoka belum mencabut peraturan tersebut.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami.