Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sesat, Unggahan Video Cina Buka Kantor Polisi di Indonesia

Rabu, 8 September 2021 22:17 WIB

Sesat, Unggahan Video Cina Buka Kantor Polisi di Indonesia

Sebuah video pendek “Heboh China Buka Kantor Polisi” beredar di Facebook dan Youtube. Video itu memuat berita dari TVOne dengan judul yang sama. Di Facebook video tersebut diunggah pada 1 September 2021. 

Video TVOne tersebut memuat seremonial pembukaan kantor yang dihadiri oleh kepolisian Indonesia dan Cina. Terlihat juga plakat kerja sama dua institusi bernama Kantor Polisi Bersama.Video ini viral di Facebook hingga mendapatkan lebih dari 6 ribu komentar dan telah ditonton 658 ribu kali.  

Di Youtube, video tersebut dimuat pada 6 September 2021 dengan judul Heboh! Ternyata China Buka Kantor Polisi di Indonesia

Tangkapan layar unggahan dengan klaim Cina Buka Kantor Polisi di Indonesia

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil penelusuran Tempo menunjukkan bahwa peristiwa dalam video itu terjadi pada 2018. Tempo menelusuri video tersebut melalui akun TVOne di Youtube dengan memasukkan judul "Heboh Cina Buka Kantor Polisi". Hasilnya, video yang beredar di Facebook dan Youtube berdurasi 1:22 menit adalah hasil potongan dari video asli yang berdurasi 12:19.

TVOne memuat video itu dalam program talk show Apa Kabar Indonesia Malam edisi 13 Juli 2018.  Talk show itu menghadirkan Juru Bicara Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Slamet Pribadi.

 Berita mengenai Cina membuka kantor polisi di Indonesia dalam video tersebut, bermula dari unggahan warganet yang kemudian menjadi viral. Warganet tersebut membagikan tujuh buah foto. Salah satunya, foto plakat Kantor Polisi Bersama, Kapolres Ketapang, AKBP Sunario berjabat tangan dengan perwakilan Biro Keamanan Publik Republik Rakyat Tiongkok Provinsi Jiangsu Resor Suzhou.

Dalam talk show tersebut, Slamet Pribadi menjelaskan, bahwa peristiwa itu masih diselidiki oleh Mabes Polri. Sebab seharusnya kerja sama dengan pemerintah luar negeri lain harus melalui pemerintah pusat.  

Dikutip dari Tempo.co, Kapolres Ketapang Ajun Komisaris Besar Sunario saat itu, membantah adanya kantor polisi bersama antara Polres Ketapang dengan perwakilan Biro Keamanan Publik RRT (Republik Rakyat Tiongkok) Provinsi Jiangsu Resor Suzho. Menurut Sunario dalam keterangan tertulisnya di Pontianak mengatakan tidak benar bahwa kantor polisi bersama tersebut sudah diresmikan dan plakat juga sudah di pasang di kantor bersama.

"Plakat yang viral di media sosial, hanya sebuah tanda perkenalan pertemuan antara polisi RRT dengan Polres Ketapang. Tulisan kantor bersama adalah bahasa kantor itu menjadi tempat pertemuan bersama. Tidak benar akan ada kantor polisi RRT di Ketapang," kata Sunario dalam rilisnya Jumat, 13 Juli 2018. 

Sunario menjelaskan, saat ini plakat sudah diamankan di Polres Ketapang, karena dikhawatirkan bisa disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Ia menambahkan memang benar pada Kamis, 12 Juli 2018 ada kunjungan dari kepolisian Suzho ke PT BSM yang ada di Ketapang, dan mereka juga mengajak Polres Ketapang untuk bersama-sama ke perusahaan tersebut.

Rupanya, apapun penjelasan, Sunario tetap dianggap bersalah. Sebagai Kapolres ia harus bertanggung jawab. Akibat peristiwa tersebut, Sunario diberhentikan dari jabatannya. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal mengatakan pencopotan Kapolres Ketapang dan langsung dimutasi sebagai perwira menengah di Polda Kalimantan Barat.

 KESIMPULAN

Dari pemeriksaan fakta di atas, unggahan video berjudul heboh Cina buka kantor polisi adalah menyesatkan. Video dalam peristiwa itu terjadi pada Juli 2018, bukan 2021. Saat itu kepolisian Suzho berkunjung ke PT BSM  di Kabupaten Ketapang. Mereka mengajak Polres Ketapang untuk bersama-sama ke perusahaan tersebut. Kapolres Ketapang saat itu membantah adanya kantor bersama. Foto plakat yang beredar dianggap sebagai tempat pertemuan bersama. Meski begitu, Mabes Polri kemudian mencopot Kapolres Ketapang, tidak lama setelah peristiwa tersebut.

Tim Cek Fakta Tempo