Keliru, Video dan Pesan Suara yang Diklaim dari Direktur RS Medika Bondowoso dr. Yahya Amar

Selasa, 10 Agustus 2021 13:35 WIB

Keliru, Video dan Pesan Suara yang Diklaim dari Direktur RS Medika Bondowoso dr. Yahya Amar

Sebuah video dan pesan suara yang diklaim berasal dari dr. Yahya Amar, Direktur RS Medika Bondowoso, Jawa Timur, menjadi pesan berantai di aplikasi WhatsApp dalam sepekan terakhir. Isi video itu berisi klaim bahwa virus Corona yang saat ini menyerang lambung bisa diobati dengan jamu AVC.

Video berdurasi 4:38 menit tersebut berisi teks dari suara seorang pria yang diklaim dr Yahya Amar. Narasi itu memuat beberapa klaim berikut ini:

  1. Corona saat ini menyerang lambung. Sehingga kalau malas makan, posisi lambung sudah dikuasai virus corona.
  2. Saat badan panas dingin, malas makan, harus diperangi makan biar muntah. Kalau muntah virusnya ikut keluar.
  3. Semakin tingginya virus corona di lambung, maka naik ke paru-paru dan jantung.
  4. Kalau perut kita kenyang, maka virus Corona tidak ada tempat untuk berkembang biak.
  5. Kalau perut kenyang, dibantu dengan minum AVC, maka segera tuntas dan selesai.

Tangkapan layar pesan berantai yang diklaim sebagai pesan suara dari dr. Yahya Amar, Direktur RS Medika Bondowoso

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo menghasilkan bahwa video tersebut bukan berasal dari Direktur RS Medika, dr. Yahya Amar. Sejumlah klaim dalam video itu juga tidak sesuai fakta.

Melalui akun Instagram @rsmitramedika, RS Mitra Medika Bondowoso membantah bahwa pesan suara dan video yang beredar di Whatsapp berasal dr Yahya Amar. “Kami tegaskan suara yg ada dalam audio/video tersebut bukanlah suara beliau,” tulis RS Mitra Medika, 26 Juli 2021.

Mereka juga menerbitkan video dr. Yahya Amar agar publik bisa membedakan suara asli pemilik RS Mitra Medika Bondowoso tersebut, dengan suara yang beredar di Whatsapp.

“Ini adalah video dari dr.Yahya Amar, Sp.PD,FINASIM. Dimana sejak hari Jumat tanggal 23 Juli 2021, banyak sekali yg bertanya kepada kami dan ke rekan-rekan kami terkait keaslian audio/video yg beredar via Whatsapp. dimana audio/video tersebut bertuliskan (ini info dari dr.Yahya Amar.Sp.PD Pemilik RS Mitra Medika Bondowoso)," seperti dikutip dari narasi dalam video asli dr. Yahya Amar.

Tempo menghubungi dr. Yahya Amar melalui telepon pada Senin, 9 Agustus 2021. Dia kembali menegaskan tidak pernah membuat pernyataan bahwa jamu AVC bisa menyembuhkan virus Corona yang menyerang lambung. “Itu seperti iklan jamu, mencatut nama saya,” kata dia.

Menurut Yahya, klaim-klaim dalam suara tersebut juga tidak sesuai, misalnya klaim bahwa virus Corona saat ini menyerang lambung. Menurut dia, serangan utama SARS-Cov-2 adalah saluran pernapasan dan paru-paru. Namun dalam infeksi berikutnya, virus tersebut dapat berkembang menyerang ke lambung, syaraf maupun jantung.

Klaim berikutnya bahwa muntah dapat mengeluarkan virus penyebab penyakit Covid-19 itu juga keliru. Sebab virus tidak serta merta keluar bersama muntah. Selain itu, gejala tidak enak makan bukan hanya dialami saat menderita Covid-19, tapi juga terjadi saat seseorang dilanda kecemasan yang berlebihan atau mengidap penyakit lain seperti typus, demam berdarah hingga penyakit sistemik lain.

Dalam artikel ilmiah yang ditulis Titong Sugihartono dkk dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga berjudul COVID-19 dan Manifestasinya pada Saluran Cerna, meskipun virus SARS-CoV-2 lebih banyak menyerang saluran napas, sekitar 11,4 persen pasien COVID-19 ditemukan gangguan pada sistem saluran cerna.

Adanya manifestasi selain dari sistem pernapasan diduga karena virus SARS-CoV-2 masuk ke dalam sel melalui reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2). Reseptor ini berada hampir di seluruh tubuh termasuk sel epitel esophageal serta enterosit pada ileum dan kolon sehingga infeksi COVID-19 ini dapat menimbulkan manifestasi pada saluran cerna. Manifestasi pada saluran cerna yaitu berupa penurunan nafsu makan, diare, muntah dan nyeri perut.

Jamu AVC belum jadi obat Covid-19

Jamu Anti Virus Corona (AVC) diklaim sebagai obat Covid-19 sejak Mei 2020. Namun hingga Agustus 2021, Badan Pengawasan Obat dan Makanan belum menerbitkan izin pada jamu AVC sebagai obat untuk pasien Covid-19 yang bergejala gangguan pencernaan. 

Dalam penelitian Titong Sugihartono dkk dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang diterbitkan di New Armenian Medical Journal Vol.14 (2020), No 4, p. 70-81, menjelaskan belum ada pengobatan khusus untuk penderita Covid-19 dengan gejala pencernaan (gastrointestinal).

Semua perawatan bersifat suportif tergantung kondisi pasien. Pada pasien yang muncul diare tahap awal, biasanya diberikan cairan yang cukup. Sedangkan pada pasien yang mengalami nyeri perut diberikan obat antispasmodik. 

Dikutip dari Liputan6.com, dr Virly Nanda Muzelina, SpPD, menjelaskan tentang beberapa cara yang dapat diikuti ketika seseorang memiliki keluhan pada saluran pencernaan di masa pandemi. Di antaranya dengan meminum banyak air putih; mengurangi makan makanan yang dapat mengganggu dan memperberat kerja saluran cerna seperti makanan tinggi lemak, tinggi gula, makanan berpengawet yang berlebihan, makanan terlalu pedas dan asam, serta minuman berkafein dan beralkohol.

"Untuk menjaga daya tahan tubuh, tetap dianjurkan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Komposisi karbohidrat, protein dan lemak diatur lebih sedikit agar aman untuk lambung," jelas Virly. 

KESIMPULAN

Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan bahwa video dan pesan suara yang diklaim milik dr. Yahya Amar, Direktur RS Medika Bondowoso adalah keliru. RS Mitra Medika Bondowoso dan dr Yahya Amar telah membantah video tersebut. Selain itu, klaim bahwa virus Corona yang saat ini menyerang lambung bisa diobati dengan jamu AVC juga keliru. BPOM belum memberikan izin pada jamu AVC sebagai obat Covid-19.

Tim Cek Fakta Tempo