Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Pejabat Denmark Meninggal karena Diracun saat Umumkan Larangan Vaksin AstraZeneca

Selasa, 20 April 2021 16:23 WIB

Keliru, Pejabat Denmark Meninggal karena Diracun saat Umumkan Larangan Vaksin AstraZeneca

Klaim bahwa pejabat pemerintah Denmark meninggal karena diracun saat mengumumkan larangan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca beredar di Facebook. Klaim itu terdapat dalam video berdurasi 15 detik yang menunjukkan momen saat seorang perempuan terjatuh di hadapan peserta sebuah forum.

Video itu memuat teks yang berbunyi: "Denmark melarang vaksin AstraZeneca dan selama pengumuman berlangsung salah satu pejabat pemerintah pingsan dan meninggal." Akun ini membagikan video itu pada 16 April 2021 dengan narasi sebagai berikut:

"Ini risikonya kalau berani melawan ndoro globe. Kemarin presiden Tanzania yg sempat 1 minggu menghilang dan dinyatakan meninggal akibat serangan jantung. Sekarang salah satu pejabat pemerintah Denmark meregang nyawa saat mengumumkan pelarangan vax astrazeneca. Mungkin di racun."

Video yang diunggah di Facebook yang memperlihatkan jatuhnya seorang pejabat Denmark saat mengumumkan penghentian penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Video ini disebarkan dengan klaim keliru, bahwa pejabat tersebut meninggal karena diracun.

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil verifikasi Tim CekFakta Tempo menemukan bahwa perempuan yang terjatuh dalam video tersebut adalah Kepala Badan Obat-obatan Denmark, Tanja Erichsen. Namun, ketika itu, Erichsen hanya pingsan, tidak meninggal karena diracun. Kondisinya pun telah membaik setelah menjalani perawatan.

Video tumbangnya Erichsen ini pernah dipublikasikan oleh sejumlah media. Media Inggris, The Sun, memuat video itu dalam artikelnya yang berjudul "Dramatic moment Danish vaccine chief FAINTS during a Covid conference announcing the permanent ban of AstraZeneca jab" pada 15 April 2021.

Erichsen pingsan dalam sebuah konferensi pers yang mengumumkan larangan permanen Denmark terhadap vaksin Covid-19 AstraZeneca. Namun, menurut The Sun, pemerintah Denmark mengumumkan bahwa Erichsen sudah sadar dan telah dilarikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Klaim-klaim palsu terkait pingsannya Tanja Erichsen itu tidak hanya beredar di Indonesia, tapi juga di Eropa. Di sana, menyebar klaim yang menyebut bahwa dia pingsan setelah menerima vaksin Astrazeneca.

Dilansir dari Associated Press, Direktur Jenderal Otoritas Kesehatan Denmark Soren Brostrom mengatakan bahwa Erichsen baik-baik saja. Brostrom menjelaskan bahwa Erichsen pingsan karena terlalu banyak bekerja dan berdiri terlalu lama. Juru bicara Badan Obat-obatan Denmark Kim Voigt Ostrom juga mengatakan bahwa Erichsen belum menerima vaksin Covid-19.

Lewat akun pribadinya di Twitter, pada 19 April 2021, Tanja Erichsen pun menyatakan bahwa pemulihannya berjalan dengan baik.

"Terima kasih banyak atas perhatian dan salam Anda. Ini adalah pukulan keras yang harus saya terima, tapi untungnya saya dalam pemulihan yang baik sekarang. Ini sangat berarti bagi saya, dengan dukungan besar yang saya terima, baik di sini di Twitter maupun di platform lain. Terima kasih banyak," kata Erichsen dalam bahasa Denmark.

Dikutip dari BBC, pemerintah Denmark menjadi negara pertama yang melarang sepenuhnya penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca pada 15 April 2021. Upaya ini diambil menyusul terbitnya hasil penelitian Otoritas Kesehatan Denmark, yang menunjukkan frekuensi pembekuan darah yang lebih tinggi dari yang diharapkan, dengan perbandingan sekitar satu dari 40 ribu orang.

Sebelumnya, terjadi dua kasus trombosis di Denmark yang dikaitkan dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Satu kasus di antaranya terjadi pada seorang wanita berusia 60 tahun dan berakibat fatal. Direktur Jenderal Otoritas Kesehatan Denmark Soren Brostrom mengatakan bahwa ini adalah keputusan yang sulit, tapi Denmark memiliki vaksin lain dan pandemi di sana saat ini terkendali.

Meskipun begitu, dia mengatakan bahwa tidak tertutup kemungkinan vaksin AstraZeneca akan digunakan di masa mendatang. Selain Denmark, beberapa negara di Eropa sempat menangguhkan vaksin itu. Saat ini, sebagian besar di antaranya telah melanjutkan penggunaan vaksin AstraZeneca, meski dengan batasan tertentu bagi kelompok usia yang lebih tua.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa seorang pejabat pemerintah Denmark, Tanja Erichsen, meninggal karena diracun saat mengumumkan larangan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca, keliru. Dalam video yang digunakan untuk menyebarkan klaim itu, Erichsen yang merupakan Kepala Badan Obat-obatan Denmark hanya pingsan karena kelelahan, bukan meninggal karena diracun. Kini, Erichsen telah pulih, seperti yang ia nyatakan dalam cuitannya di Twitter.

TIM CEK FAKTA TEMPO

Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id