Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Ini Video Antrian Masuk Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet

Senin, 11 Januari 2021 13:12 WIB

Keliru, Klaim Ini Video Antrian Masuk Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet

Video yang diklaim sebagai video antrian masuk pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Jakarta, beredar di Facebook. Dalam video itu, terlihat sebuah gedung yang dipenuhi dengan ratusan orang yang mengenakan masker. Terlihat pula puluhan tempat tidur yang dipenuhi pasien. Di beberapa titik, terdapat sejumlah petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD).

Salah satu akun yang membagikan video beserta klaim itu adalah akun Lutfiyah Mufid, tepatnya pada 9 Januari 2021. Akun ini menulis, "Ini bukan antrian bandara, ini antrian masuk ke wisma atlet.. hati2 ikut protokol kesehatan.. Kemarin tembus 10rb lebih kasus confirm baru. Kopas : drg.afifuddin (Dari grup Dinas kesehatan kab Pasuruan)."

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Lutfiyah Mufid yang berisi klaim keliru terkait video yang diunggahnya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim itu, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video di atas menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Lalu, gambar-gambar itu ditelusuri dengan reverse image tool Google. Hasilnya, ditemukan bahwa video tersebut bukan diambil di RSD Wisma Atlet, Jakarta, melainkan di Pusat Kuarantin dan Rawatan Covid-19 Berisiko Rendah (PKRC) Taman Ekspo Pertanian Malaysia (MAEPS) di Serdang, Selangor, Malaysia.

Video yang sama dengan durasi yang lebih panjang pernah diunggah oleh kanal YouTube Dia BossKu pada 7 Januari 2021 dengan judul "Info Terkini || Pusat Kuarantin MAEPS SERDANG". Dalam keterangannya, tertulis bahwa video itu menunjukkan kondisi PKRC MAEPS di Serdang. Kanal ini pun menulis bahwa video itu berasal dari unggahan sebuah halaman di Facebook.

Halaman Facebook yang dimaksud adalah halaman milik organisasi non-pemerintah We Are Malaysians. Halaman ini mengunggah video tersebut pada 7 Januari 2021. Video itu diberi keterangan "Quarantine Centre. MAEPS, Serdang Quarantine Centre. #stayathome #COVID19".

Tempo kemudian menelusuri pemberitaan terkait kondisi PKRC MAEPS di Serdang, Malaysia. Dilansir dari mStar, video itu memang viral di Malaysia baru-baru ini. Video tersebut disebarkan dengan narasi bahwa PKRC MAEPS penuh, serta fasilitas dan perawatan yang diberikan kepada pasien Covid-19 kurang memuaskan. Kondisi ini sempat menimbulkan kepanikan warganet, apalagi dengan peningkatan kasus harian Covid-19 di Malaysia yang mencapai angka 3 ribu.

Namun, salah satu pasien Covid-19 yang ditampung di MAEPS berbagi pengalaman yang jauh berbeda dengan yang diklaim di media sosial. Kepada mStar, Muhamad Afifie Chan mengatakan dia dirawat di MAEPS sejak 7 Januari 2021 setelah terkonfirmasi positif Covid-19. "Video yang tersebar di media sosial menunjukkan bahwa banyak orang yang antri, tapi bukan ingin masuk ke aula, melainkan dipulangkan karena sudah sembuh," ujarnya.

"Sebenarnya tidak ramai sampai aula penuh. Lebih banyak tempat tidur yang kosong. Saya dan yang lainnya ditempatkan di tempat tidur sendiri-sendiri. Tidak ada yang menakutkan di aula MAEPS ini. Situasi di sini tenang, nyaman, dan bersih," kata Afifie. Pria berusia 30 tahun itu juga menjelaskan bahwa para petugas sangat ramah dan selalu memberikan semangat kepada pasien. "Makanan juga diberikan tiga kali sehari," ujar Afifie.

Dikutip dari Sinar Harian, seorang pasien juga mengatakan bahwa PKRC MAEPS tidak penuh dan ramai seperti yang dibayangkan. Banyak tempat tidur yang masih kosong. "Kalau untuk tempat karantina bagi warga lokal, hanya setengah dari jumlah tempat tidur yang terpakai. Separuh lainnya masih kosong," ujar pasien tersebut.

Pasien itu menyarankan pemerintah Malaysia untuk membuat pusat karantina yang tidak ber-AC dan terbuka. Menurut dia, PKRC MAEPS juga tidak menerapkan jarak sosial antar pasien. "Di sini, saya harus pakai masker karena kita berada dalam ruang ber-AC. Rasanya tidak nyaman, tapi bisa diterima karena rumah sakit telah penuh dengan pasien Covid-19, dan pemerintah juga telah melakukan yang terbaik bagi kami," katanya.

Dilansir dari The Star, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Malaysia (NADMA) pun telah menyatakan bahwa video yang viral tersebut tidak mencerminkan situasi yang sebenarnya di PKRC MAEPS. Kepala unit komunikasi NADMA, Nur Daliza Dohat, mengatakan video itu tidak menunjukkan gambaran keseluruhan aula, tempat pasien Covid-19 ditampung.

Menurut Daliza, PKRC MAEPS memiliki 8 ribu tempat tidur, dan mampu menampung hingga 10 ribu tempat tidur. Hingga 8 Januari 2021, PKCR MAEPS merawat 2.863 pasien. "Artinya, masih ada 5.137 tempat tidur yang kosong. Situasi yang ditampilkan dalam video itu membingungkan. Apa yang terlihat dalam video tersebut adalah situasi normal selama proses pemulangan harian," ujarnya.

Daliza mengatakan, meski tidak ada sekat di aula, jarak fisik pasien Covid-19 tetap diterapkan sesuai standar prosedur operasi (SOP). Tidak adanya sekat memungkinkan para petugas memantau pasien secara efektif, katanya, seraya menambahkan bahwa saat ini terdapat 1.170 petugas dari berbagai instansi yang ditempatkan di PKRC MAEPS.

MAEPS diaktifkan kembali sebagai PKRC pada 9 Desember 2020 setelah ditutup pada 15 Juli 2020. PKRC MAEPS pertama kali dibuka pada 16 April 2020. PKRC MAEPS diaktifkan kembali sebagai tempat perawatan pasien Covid-19 tanpa gejala, untuk memastikan tempat tidur di rumah sakit memadai bagi pasien yang bergejala. Sementara itu, jumlah kumulatif pasien Covid-19 yang dirawat di PKRC MAEPS sejak dibuka adalah sebanyak 19.121 orang.

Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet

Berdasarkan arsip berita Tempo, RSD Wisma Atlet, Jakarta, terus mencatatkan penambahan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat. Pasien Covid-19 yang menjalani rawat inap di RS tersebut pada 11 Januari 2021 mencapai 4.331 orang. Pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang ini dirawat inap di Tower 4, 5, 6, dan 7 Wisma Atlet.

"Hari ini, dilaporkan pasien yang menjalani rawat inap bertambah 76 orang," kata juru bicara RSD Wisma Atlet Kolonel Mar Aris Mudian pada 11 Januari 2021. Pada 8 Januari 2021 lalu, RSD Wisma Atlet mencatat pasien Covid-19 yang menjalani rawat inap bertambah 147 orang. "Total pasien yang dirawat inap saat ini sebanyak 4.240 orang," kata Aris.

Adapun total pasien yang menjalani perawatan di RSD Wisma Atlet sejak 23 Maret 2020 hingga saat ini mencapai 45.234 orang. Sebanyak 40.903 orang sudah keluar, di mana 40.316 orang telah dinyatakan sembuh dan 566 orang dirujuk ke RS rujukan Covid-19 karena menunjukkan gejala berat.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas adalah video antrian masuk pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet, Jakarta, keliru. Video itu menunjukkan suasana di Pusat Kuarantin dan Rawatan Covid-19 Berisiko Rendah (PKRC) Taman Ekspo Pertanian Malaysia (MAEPS) di Serdang, Selangor, Malaysia. Menurut otoritas Malaysia, video itu memperlihatkan proses pemulangan pasien Covid-19 dari pusat karantina tersebut.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id