Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tuduhan Covid-19 Hanya Konspirasi karena Hasil Tes Positif pada Pepaya dan Kambing di Tanzania Tidak Terbukti

Selasa, 17 November 2020 13:31 WIB

Tuduhan Covid-19 Hanya Konspirasi karena Hasil Tes Positif pada Pepaya dan Kambing di Tanzania Tidak Terbukti

KLAIM

Klaim bahwa "hasil tes positif Covid-19 pada pepaya dan kambing di Tanzania menunjukkan penyakit tersebut hanyalah konspirasi" beredar di Facebook. Klaim itu terdapat dalam unggahan akun M Ulum pada 15 November 2020. Akun tersebut membagikan gambar yang memuat foto Presiden Tanzania John Magufuli.

Dalam gambar itu, terdapat pula teks yang berbunyi, "Presiden Tanzania, John Magufuli, sengaja mengimpor test kit yang disediakan WHO untuk menguji keabsahan alat tersebut. Hasilnya, buah pepaya, kambing, hingga oli dinyatakan positif corona!” Akun M Ulum pun menulis, "Waduh kalau begini semua bisa terinfeksi virus corona dong, corona sebenarnya konspirasi atau beneran?”

Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah mendapatkan lebih dari 1.700 reaksi dan 434 komentar serta dibagikan sebanyak 95 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook M Ulum.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo membandingkannya dengan pemberitaan media asing yang kredibel. Dikutip dari kantor berita Reuters, pada 3 Mei 2020, Presiden Tanzania John Magufuli memang menyatakan bahwa alat tes Covid-19 yang diimpor oleh negaranya mengalami kesalahan teknis karena mendeteksi kambing dan pepaya positif Covid-19.

Pernyataan itu disampaikan Magufuli dalam sebuah acara di Chato, barat laut Tanzania. Magufuli telah menginstruksikan pasukan keamanan Tanzania untuk memeriksa kualitas alat tes. Secara acak, mereka mengumpulkan beberapa sampel non-manusia, termasuk pepaya, kambing, dan domba, namun ditulis dengan nama dan usia manusia.

Sampel-sampel ini kemudian dikirim ke laboratorium Tanzania untuk diuji Covid-19. Teknisi laboratorium tidak mengetahui asal-usul sampel tersebut. Sampel dari pepaya dan kambing kemudian dinyatakan positif Covid-19, dan hal ini dikaitkan dengan adanya kemungkinan beberapa orang yang dikonfirmasi positif padahal tidak terinfeksi virus Corona.

Sehari setelah menyatakan hal itu, Magufuli melakukan skorsing terhadap kepala laboratorium kesehatan nasional yang bertanggung jawab atas pengujian Covid-19, seperti dilansir dari Al Jazeera. Magufuli mencurigai adanya “permainan kotor” di laboratorium dan memerintahkan penyelidikan dengan membentuk tim yang beranggotakan 10 orang pada 4 Mei 2020.

Masalahnya, Magufuli tidak terbuka mengenai merek dan asal alat tes Covid-19 tersebut diimpor. Al Jazeera menulis bahwa pemerintahan Magufuli konsisten meremehkan virus Corona. Dia banyak menerima kritik karena sebelumnya merahasiakan pandemi Covid-19 dan meminta rakyat Tanzania berdoa untuk menyingkirkan virus Corona.

Pihak oposisi di Tanzania menuduh pemerintahan Magufuli menyembunyikan informasi dan gagal menangani penyakit itu dengan serius. Sekolah dan universitas telah ditutup, tapi pasar, halte bus, dan toko ramai seperti biasanya. Bahkan, Magufuli mendesak warga untuk terus bekerja keras dan tetap pergi ke gereja atau masjid.

Tanzania mengumumkan kasus Covid-19 pertamanya pada 16 Maret 2020, dan telah mencatatkan 480 kasus serta 16 kematian pada awal Mei 2020. Infeksi dan kematian Covid-19 yang dilaporkan di seluruh Afrika memang relatif rendah dibandingkan dengan di Amerika Serikat atau sebagian Asia dan Eropa. Tapi Afrika juga memiliki tingkat pengujian yang sangat rendah, hanya sekitar 500 tes per satu juta orang.

Hasil Investigasi

Dilansir dari kantor berita Xinhua, hasil investigasi terhadap laboratorium kesehatan nasional Tanzania dipublikasikan pada 24 Mei 2020. Menurut menteri kesehatan setempat, Ummy Mwalimu, hasil penyelidikan menunjukkan beberapa kekurangan, termasuk mesin yang rusak untuk menguji sampel Covid-19.

Kekurangan lain yang diidentifikasi oleh tim penyelidikan antara lain adalah kurangnya pengawasan teknis untuk pengujian sampel Covid-19, buruknya kualitas hasil tes Covid-19, dan jeleknya penyimpanan sampel yang diuji untuk tes Covid-19. Tim juga mengungkap laboratorium yang didirikan pada 1968 itu kekurangan tenaga profesional di bidang bioteknologi dan biologi molekuler.

Menindaklanjuti temuan itu, Kementerian Kesehatan Tanzania memindahkan pengujian sampel Covid-19 ke laboratorium kesehatan nasional yang baru, yang selesai dibangun pada Mei 2020. Laboratorium yang dilengkapi dengan fasilitas berteknologi tinggi ini berada di kawasan Mabibo, Dar es Salaam.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa "hasil tes positif Covid-19 pada pepaya dan kambing di Tanzania menunjukkan penyakit tersebut hanyalah konspirasi" tidak terbukti. Pertama, tidak ada informasi bahwa alat tes yang digunakan di Tanzania tersebut diimpor dari WHO mengingat, sebagai organisasi kesehatan di bawah PBB, mereka tidak menangani penjualan alat tes Covid-19. Kedua, hasil penyelidikan tim Kementerian Kesehatan Tanzania menemukan kerusakan pada mesin tes Covid-19, kurangnya pengawasan teknis untuk pengujian sampel Covid-19, buruknya kualitas hasil tes Covid-19, dan jeleknya penyimpanan sampel yang diuji untuk tes Covid-19 di laboratorium kesehatan nasional mereka yang dibangun pada 1968. Faktor-faktor ini mempengaruhi hasil positif Covid-19 pada pepaya dan kambing.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id