Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Pesepeda di Denpasar Ini Meninggal Karena Pakai Masker?

Selasa, 6 Oktober 2020 10:57 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Pesepeda di Denpasar Ini Meninggal Karena Pakai Masker?

Klaim bahwa seorang pesepeda meninggal karena memakai masker kembali beredar di Facebook. Kali ini, peristiwa itu disebut terjadi di Denpasar, Bali. Klaim ini dibagikan bersama sejumlah foto yang memperlihatkan seorang pesepeda sedang tergeletak di trotoar, dan maskernya yang berwarna hijau sudah diturunkan ke dagu.

Salah satu akun yang membagikan klaim beserta foto-foto tersebut adalah akun Made In Bali, tepatnya pada 3 Oktober 2020. Akun ini pun menulis narasi sebagai berikut:

"AMOR ING ACINTYABERSEPEDA PAKAI MASKER, MAKAN KORBAN JIWA DI DENPASAR.Diduga bermasker saat bersepeda, seorang pengendara sepeda meregang nyawa di jalan.Orqngnya jatuh sendiri di depan banjar Panti Sanur, dinyatakan telah meninggal dunia.Kejadian pada Sabtu 03/10/20 pkl. 06.40 wita, selanjutnya korbanatas nama ***. Alamat; ***, Br. Danginpeken Sanur-Denpasar Selatan, dievakuasi menggunakan bantuan dari Ambulans BPBD kota Denpasar."

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Made In Bali.

Apa benar pesepeda di Denpasar itu meninggal karena memakai masker?

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, pengendara sepeda yang berinisial INS, 56 tahun, itu memang ditemukan meninggal di Jalan Danau Beratan, tepatnya di depan Banjar Pantai Sanur, Denpasar, pada 3 Oktober 2020 usai terjatuh dari sepedanya. Namun, hal itu disebabkan oleh adanya riwayat penyakit jantung yang dimiliki oleh INS.

Dilansir dari Kumparan.com, Koordinator Ambulans Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Denpasar, Dewa Mahendra, mengatakan INS meninggal setelah terjatuh dari sepedanya sekitar pukul 06.30 WITA. INS pun dievakuasi oleh petugas ambulans Public Safety Center (PSC) BPBD Pos Juanda. "Setelah dilakukan pemeriksaan, rupanya korban terserang penyakit jantung," ujar Dewa.

INS kemudian dibawa ke kediamannya yang terletak di Sanur, Bali. "Atas permintaan dari keluarga, korban langsung dievakuasi ke kediamannya," kata Dewa. Menurut keterangan keluarga korban, INS memang memiliki riwayat penyakit jantung. "Kemarin masih aktif kontrol ke rumah sakit," tuturnya.

Peristiwa ini juga diberitakan oleh Tribun Bali. Dilansir dari Tribun Bali, menurut Ni Putu Isma Diarthi, petugas medis PSC BPBD Denpasar yang menangani korban di lokasi kejadian, menjelaskan bahwa korban memang memiliki riwayat penyakit jantung.

Hal itu dibenarkan oleh pihak keluarga. Sebelum meninggal pun, korban masih aktif kontrol ke rumah sakit. "Informasi dari keluarga, almarhum INS memiliki riwayat sakit jantung, kemarin masih aktif kontrol ke rumah sakit," katanya. Sebelum meninggal, INS sempat mengalami napas tersendat dan mengap-mengap.

Isu soal adanya orang yang meninggal ketika bersepeda menggunakan masker bukan kali ini saja beredar. Pada awal Juni 2020, terdapat isu serupa yang menyebar. Pesepeda yang meninggal ketika itu pun memiliki riwayat penyakit jantung. Menanggapi isu ini, dilansir dari Kompas.com, dokter spesialis kedokteran olahraga Michael Triangto menjelaskan, jika memang ada gangguan jantung yang dimiliki oleh pesepeda tersebut, kemungkinkan terbesar itulah penyebabnya, bukan karena penggunaan masker.

Menurut Michael, orang dengan riwayat gangguan jantung tentu berisiko terkena serangan jantung kapan pun, terlepas menggunakan masker atau tidak. Bahkan, ia bisa mengalami serangan jantung ketika tidur maupun sedang berolahraga. Michael menyatakan, ketimbang berdiam diri saja, risiko kematian bagi orang dengan riwayat penyakit jantung tentu akan meningkat ketika melakukan aktivitas seperti berolahraga. Ini dikarenakan jantung bekerja lebih berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Namun, bukan berarti orang dengan gangguan jantung tidak bisa berolahraga. Sebaliknya, menurut Michael, mereka diwajibkan berolahraga, dengan catatan disesuaikan dengan kapasitas tubuh sehingga tidak memicu kerja jantung yang terlalu berat. Michael menjelaskan menggunakan masker ketika berolahraga memang akan mempengaruhi sirkulasi udara. Namun, bukan berarti seseorang bakal meninggal karena kehabisan napas lantaran berolahraga menggunakan masker.

Jika merasa tidak nyaman, seseorang pasti akan merespons dengan melepas masker tersebut. "Kalau mulai pusing (karena sulit bernapas), kenapa enggak dibuka? Masak kamu enggak mampu untuk buka masker sendiri yang jadi penyebab itu (sulit bernapas)," katanya. Michael pun menambahkan, di tengah pandemi Covid-19, kita tetap bisa berolahraga menggunakan masker selama itu ringan. Menurut dia, olahraga berat umumnya hanya dilakukan oleh atlet, yang tentunya berada di lokasi khusus dan tidak perlu mengenakan masker.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa pesepeda di Denpasar dalam foto di atas meninggal karena memakai masker, keliru. Pengendara sepeda yang berinisial INS itu meninggal usai terjatuh dari sepedanya karena mengalami serangan jantung. Menurut pihak keluarga, INS memang memiliki riwayat penyakit jantung. Menurut ahli, risiko kematian bagi orang dengan riwayat penyakit jantung akan meningkat ketika melakukan aktivitas seperti berolahraga.

SITI AISAH

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id