Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Video Indonesia Berhasil Taklukkan Pasukan Australia di Pulau Pasir

Selasa, 15 November 2022 18:07 WIB

Keliru, Video Indonesia Berhasil Taklukkan Pasukan Australia di Pulau Pasir

Klaim bahwa Indonesia berhasil menaklukkan pasukan Australia di Pulau Pasir beredar di media sosial. Klaim tersebut dibagikan bersama sebuah video yang memperlihatkan aksi sejumlah armada perang angkatan laut.

Di Facebook, video tersebut dibagikan akun ini pada 9 November 2022. Akun tersebut menuliskan narasi, “Merah Putih Sudah Berkibar Di Pulau Pasir - Indonesia Berhasil Taklukan Pasukan Australia”.

Tangkapan layar kaver pembuka video yang beredar di Facebook dengan narasi Indonesia berhasil menaklukkan Australia di Pulau Pasir

Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 29 ribu kali dan mendapat 47 komentar. Apa benar ini video Indonesia berhasil menaklukkan pasukan Australia di Pulau Pasir?

PEMERIKSAAN FAKTA

Video di atas bukanlah aksi penaklukan Indonesia atas pasukan Australia di Pulau Pasir, melainkan gabungan video dari beberapa latihan perang berbeda antara Cina, Rusia maupun Indonesia.

Untuk memverifikasi sumber video, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video di atas dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya penelusuran jejak digital dilakukan tengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex.

Sumber Video

Fragmen 1

Mula-mula video di atas memperlihatkan armada angkutan laut Rusia saat menggelar latihan di Krimea dan Laut Hitam. Video yang identik perdah dimuat akun berbahasa Rusia YouTube Crimea.Realities pada 1 Desember 2016. Cuplikan video yang identik terlihat pada detik ke-15 hingga detik ke-16.

“Pasukan pertahanan udara Rusia di Krimea dipindahkan ke mode layanan yang ditingkatkan,” bunyi keterangan video tersebut.

Fragmen 2

Bagian selanjutnya dari video di atas, tepatnya pada detik ke-26 hingga detik ke-27 memperlihatkan tank amfibi angkatan laut Cina. Video yang identik pernah dimuat oleh kanal CCTV Video News Agency pada 27 Juli 2021 dengan judul, “Chinese Army Conducts Live-fire Landing Exercise in Southeast Coastal Area”. Cuplikan yang identik terlihat pada menit ke 1:21 hingga menit ke 1:23.

Menurut CCTV, Brigade pasukan lapis baja amfibi di bawah Kelompok ke-73 Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengadakan latihan pendaratan menjelang Hari Angkatan Darat, yang jatuh pada 1 Agustus, di wilayah pesisir tenggara untuk meningkatkan kemampuan tempur dan pertahanan.

Fragmen 3

Video di atas juga memuat cuplikan latihan perang angkatan laut Indonesia. Konfigurasi kapal perang TNI AL yang diperlihatkan pada menit ke-8:55 hingga menit ke-8:58 identik dengan video yang pernah diunggah ke YouTube oleh kanal KOMPAS TV pada 14 Desember 2021 dengan judul, “4300 Prajurit Diterjunkan Dalam Operasi Amfibi - CERITA MILITER.”

Cuplikan Pulau yang terlihat dalam video di atas tepatnya pada menit 1:24 hingga menit ke 1:28 bukanlah Pulau Pasir, melainkan Pulau Dabo, Singkep, Kepulauan Riau.

Fragmen 4

Menurut Kompas TV, TNI Angkatan Laut sebagai garda terdepan memiliki tanggung jawab untuk menjaga laut indonesia.Salah satunya dengan latihan operasi amfibi atau lat opsfib yang dilakukan di Dabo Singkep.

Dalam latihan ini para prajurit melakukan berbagai macam latihan. Dari latihan kombatan sampai latihan teknis.

Skenario-skenario perang disiapkan selama latihan ini, salah satunya penembakan ex kapal Pulau Rempang sampai pengisian ulang logistik. Hingga sampai akhirnya di puncak latihan, yaitu pendaratan amfibi pasukan marinir satu di Pantai Todak, Dabo Singkep.

Tentang Pulau Pasir

Berdasarkan arsip berita Tempo, Kementerian Luar Negeri RI buka suara mengenai perdebatan teritorial Pulau Pasir. Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Abdul Kadir Jailani menjelaskan wilayah tersebut memang milik Australia dan tidak pernah menjadi bagian Nusa Tenggara Timur.

"Pulau Pasir merupakan pulau yang dimiliki Australia berdasarkan warisan dari Inggris. Pulau tersebut dimiliki oleh Inggris berdasarkan Ashmore and Cartier Acceptance Act, 1933, dan dimasukkan ke dalam wilayah administrasi Negara Bagian Australia Barat pada tahun 1942," tulis Abdul Kadir di Twitter seperti dikutip Selasa, 25 Oktober 2022.

Abdul Kadir menyebut, menurut Hukum Internasional, wilayah NKRI sebatas wilayah bekas Hindia Belanda. Pulau Pasir tidak pernah termasuk dalam administrasi Hindia Belanda. Dengan demikian, Pulau Pasir tidak pernah masuk dalam wilayah NKRI.

Sebelumnya, Pemegang Mandat Hak Ulayat Masyarakat Adat Laut, Timor Ferdi Tanoni mengancam melayangkan gugatan kepemilikan Pulau Pasir oleh Australia ke Pengadilan Commonwealth Australia di Canberra. 

"Kalau Australia tidak mau keluar dari gugusan Pulau Pasir, kami terpaksa membawa kasus tentang hak masyarakat adat kami ke Pengadilan Commonwealth Australia di Canberra," ujar Ferdi dikutip dari Antara, Selasa, 25 Oktober 2022.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim Indonesia berhasil menaklukkan pasukan Australia di Pulau Pasir adalah keliru

Tidak ada penaklukan pasukan Australia di Pulau Pasir. Video di atas hanyalah hasil suntingan yang menggabungkan beberapa video latihan perang angkatan laut Rusia di Laut Hitam pada 2016, latihan perang Cina pada 2021 dan latihan perang TNI Angkatan Laut di pesisir pantai Dabo Singkep, Kepulauan Riau, pada 2021.

Kementerian Luar Negeri RI buka suara mengenai perdebatan teritorial Pulau Pasir. Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Abdul Kadir Jailani menjelaskan wilayah tersebut memang milik Australia dan tidak pernah menjadi bagian Nusa Tenggara Timur.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id