Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Suntik KB Bisa Sebabkan Penyakit Kista Ovarium?

Rabu, 12 Agustus 2020 09:52 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Suntik KB Bisa Sebabkan Penyakit Kista Ovarium?

Sebuah tulisan panjang yang menyebut suntik KB setiap tiga bulan bisa menyebabkan penyakit kista ovarium beredar di media sosial. Menurut tulisan tersebut, kista ovarium disebabkan oleh penimbunan darah kotor atau darah haid dalam jangka panjang. Penimbunan darah kotor ini diklaim terjadi karena, setelah suntik KB, darah haid berhenti total.

"Coba ibu-ibu bayangkan, ke manakah larinya darah kotor (haid) jika tidak keluar pada waktunya. Serem ya mak... Darah kotor bakal berhenti di dinding rahim, terus dan terus menumpuk. Jika sudah menumpuk, darah haid bisa berlari ke sel-sel darah aktif. Penyakit ini (kista ovarium) akan dirasakan pada jangka panjang nanti," demikian klaim dalam tulisan itu.

Di Facebook, tulisan tersebut dibagikan salah satunya oleh akun ED Jaya Grosir Jombang, yakni pada 7 Agustus 2020. Dalam unggahannya, akun ini pun menyertakan kolase yang berisi tiga foto yang diklaim sebagai foto pengangkatan kista ovarium seberat 2 kilogram.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook ED Jaya Grosir Jombang.

Namun, apa benar suntik KB bisa menyebabkan penyakit kista ovarium?

PEMERIKSAAN FAKTA

Dilansir dari situs kesehatan Halodoc, setiap metode kontrasepsi, termasuk yang berjenis hormonal, memiliki efek samping. Suntik KB setiap tiga bulan merupakan salah satu alat kontrasepsi hormonal yang mengandung progestin, yakni hormon yang menyerupai hormon progesteron yang diproduksi oleh ovarium.

Salah satu efek samping suntik KB adalah perubahan siklus menstruasi, baik menjadi lebih panjang maupun lebih pendek. Pada penggunaan pertama, terjadi haid berkepanjangan, flek, lalu haid akan menjadi jarang atau berhenti sama sekali. Sekitar 40 persen pengguna suntik KB berhenti haid setelah satu tahun pemakaian.

Namun, ini adalah efek samping yang tidak berbahaya sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Berhentinya haid tidak berarti darah kotor menstruasi menumpuk. Alat kontrasepsi hormonal menekan penebalan dinding rahim yang biasanya luruh dalam bentuk darah menstruasi, sehingga tidak ada darah yang harus diluruhkan.

Hal serupa juga dijelaskan oleh dokter Christian Chandra di situs kesehatan Alodokter. Menurut dia, terkait penumpukan darah kotor setelah suntik KB, hal itu biasanya tidak terjadi. "Dalam beberapa sumber yang diketahui pun, tidak pernah dituliskan bahwa salah satu efek samping dari suntik KB setiap tiga bulan dapat menimbulkan kondisi di mana terjadinya penumpukan darah kotor pada rahim," ujarnya.

Christian menuturkan bahwa kondisi itu mungkin saja terjadi jika terdapat penyakit lain yang menyertai saat sedang menggunakan alat kontrasepsi ini. "Sehingga, pada keadaan ini, disalahartikan bahwa suntik KB-lah yang menjadi dasar dari timbulnya permasalahan tersebut," kata Christian.

Dilansir dari Liputan6.com, dokter spesialis ginekologi dan onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais, Muhammad Yusuf, pun menyatakan klaim bahwa suntik KB bisa menyebabkan kista ovarium tidak benar. Justru, menurut dia, KB merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko terkena kista ovarium. "Penelitian menunjukkan risikonya sangat rendah dibandingkan dengan wanita yang bukan KB," ujar Yusuf pada 29 Juni 2020.

Hal ini juga dijelaskan oleh ahli madya kebidanan Ema Prima Hartiningtyas dalam artikel di situs resmi RSUP Dokter Soeradji Klaten serta dokter spesialis obstetri dan ginekologi Boy Abidin dalam berita di CNN Indonesia. Keduanya menuturkan bahwa menggunakan pil KB merupakan salah satu cara untuk menurunkan risiko terkena kista ovarium.

Dikutip dari situs Bedsider, salah satu cara utama metode kontrasepsi hormonal, termasuk suntik dan pil KB, mencegah kehamilan adalah dengan menghentikan ovulasi. Dengan demikian, metode ini dapat mengurangi terbentuknya kista ovarium, karena proses ovulasilah yang menyebabkan terbentuknya kista. Meskipun begitu, dikutip dari situs Pandia Health, pil KB tidak akan menghilangkan kista yang sudah ada.

Dilansir dari situs kesehatan Halodoc, terdapat sejumlah pemicu timbulnya kista ovarium. Beberapa di antaranya adalah gangguan hormon, haid dini, kolesterol tinggi, stres, konsumsi obat subur, merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan terinfeksi parasit, kuman, atau bakteri pada organ intim.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa suntik KB bisa menyebabkan penyakit kista ovarium keliru. Justru, KB merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko terkena kista ovarium. Suntik KB memang bisa menimbulkan perubahan siklus menstruasi, termasuk berhenti haid. Namun, berhentinya haid tidak berarti darah kotor menstruasi menumpuk. Alat kontrasepsi hormonal menekan penebalan dinding rahim yang biasanya luruh dalam bentuk darah menstruasi, sehingga tidak ada darah yang harus diluruhkan.

IBRAHIM ARSYAD | ANGELINA ANJAR SAWITRI

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id