[Fakta atau Hoaks] Benarkah Gereja Christ Cathedral yang Terbakar adalah Dapur Tempat Masak Nasi Anjing?
Jumat, 1 Mei 2020 15:15 WIB
Narasi bahwa Gereja Christ Cathedral di Serpong, Tangerang, yang terbakar adalah dapur tempat memasak nasi anjing beredar di media sosial. Narasi itu dibagikan bersama gambar tangkapan layar sebuah unggahan Instagram yang memuat foto Gereja Christ Cathedral yang terbakar.
Salah satu akun di Facebook yang membagikan narasi itu adalah akun M Mukidi, yakni pada Senin, 27 April 2020. Berikut narasi lengkap gambar tangkapan layar yang dibagikan akun M Mukidi:
"Langsung di bayar tunai oleh Allah!!DAPUR TEMPAT MASAK NASI ANJING TERBAKAR!!GOSONG SAMPAI KE TIANG JEMURANNYA."
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook M Mukidi.
Sebelumnya, di media sosial, beredar video yang memperlihatkan nasi bungkus yang diberi nama "nasi anjing". Di bungkusan nasi itu, tercetak pula gambar kepala anjing dengan tulisan "nasi anjing, nasi orang kecil, bersahabat dengan nasi kucing". Nasi ini ditemukan di Tanjung Priok, Jakarta.
Apa benar Gereja Christ Cathedral yang terbakar adalah tempat memasak nasi anjing?
PEMERIKSAAN FAKTA
Kebakaran Gereja
Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo dengan tool Source, foto Gereja Christ Cathedral di Serpong, Tangerang, yang terbakar itu pernah dimuat di situs media lokal Banten, SuaraBantenNews, pada 27 April 2020. Foto tersebut terdapat dalam berita yang berjudul "Terbakar, Atap Gereja Katedral Gading Serpong Runtuh".
Menurut berita itu, kebakaran gereja yang terletak di kawasan Gading Serpong, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, ini terjadi pada 27 April 2020. Kebakaran itu pun mengakibatkan atap gereja terbesar di Kabupaten Tangerang tersebut runtuh. “Semuanya runtuh,” kata Dedi, warga yang melihat kejadian itu, kepada SuaraBantenNews.
Berdasarkan arsip pemberitaan Tempo pada 27 April 2020, kebakaran Gereja Bethel Indonesia (GBI) Basilea Christ Cathedral Summarecon itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Kesiapsiagaan BPBD Pemadam Kebakaran Kabupaten Tangerang, Kosrudin, mengatakan kebakaran ini diduga terjadi karena korsleting listrik. Dia pun menambahkan bahwa api melahap hampir seluruh lantai bangunan. "Sepertinya sudah tidak bisa digunakan lagi," tuturnya.
Nasi Anjing
Dilansir dari Tirto, kontroversi mengenai nasi anjing bermula dari beredarnya sebuah video yang berisi pengakuan seorang ibu-ibu yang mendapat bungkusan "nasi anjing". Di bungkusan nasi itu, terdapat logo kepala anjing dengan tulisan "nasi anjing, nasi orang kecil, bersahabat dengan nasi kucing". Tercetak pula tagar #Jakartatahanbanting.
"Nasi anjing" ini setidaknya telah dibagikan di RT 01 RW 07 Kelurahan Papanggo dan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, kata Suarno 48 tahun, Ketua RT 01, kepada Tirto pada 27 April 2020. RT-nya dan Warakas bersebelahan. Menurut Suarno, si pembagi menggunakan mobil Toyota Avanza untuk membagikan nasi itu pada 25 April 2020.
Diperkirakan, terdapat 25 bungkus nasi yang dibagi di Papanggo. Sementara di Warakas, sekitar 30 bungkus. Suarno mengatakan, di daerahnya, memang banyak dermawan yang kerap memberi makan gratis, terutama di hari Jumat. Namun, setelah dibagi, beberapa warga sadar dengan nama "nasi anjing" itu. Anjing, dalam tradisi Islam, adalah hewan yang air liurnya saja najis untuk disentuh.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Yusri Yunus, menegaskan bahwa ribut-ribut ini terjadi karena salah persepsi antara pemberi, ARK Qahal Family, dengan penerima. "Mereka (ARK Qahal) mengaku tidak ada maksud merendahkan dan menghina pihak mana pun dan tidak ada tujuan lain selain hanya sekedar membantu," katanya. Perwakilan yayasan pun telah meminta maaf.
Dikutip dari Detik.com, Yusri menyatakan bahwa Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara telah menyelidiki kasus "nasi anjing" itu. Polisi juga sudah mendatangi lokasi pembuatan nasi tersebut. "Mendapati bahwa pembuatan nasi dengan bahan halal," kata Yusri pada 27 April 2020.
Yusri menyebut pembuat nasi bungkus itu juga telah menjelaskan alasannya memilih diksi "nasi anjing", yakni karena anjing dianggap sebagai hewan yang setia. Selain itu, porsinya sedikit lebih besar ketimbang nasi kucing dan diperuntukkan bagi orang kecil. "Bahan yang digunakan adalah cumi, sosis sapi, teri, dan lain-lain," kata Yusri.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi yang dibagikan oleh akun Facebook M Mukidi, bahwa Gereja Christ Chatedral di Serpong, Tangerang, yang terbakar merupakan tempat memasak nasi anjing, menyesatkan. "Nasi anjing" itu dibuat oleh yayasan bernama ARK Qahal Family, bukan oleh Gereja Christ Chatedral. Gereja ini pun tidak terkait dengan pembuatan maupun pembagian "nasi anjing". Selain itu, "nasi anjing" dimasak dengan bahan-bahan yang halal.
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id