Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Erdogan Kirim Pasukan ke India Karena Muslim Dianiaya?

Jumat, 6 Maret 2020 12:58 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Erdogan Kirim Pasukan ke India Karena Muslim Dianiaya?

Video dengan narasi bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengirim 5 ribu tentara ke India beredar di YouTube. Pengiriman pasukan tersebut diklaim sebagai respon Erdogan atas penganiayaan yang dialami oleh kaum muslim di India.

Pada 23 Februari 2020 lalu, memang terjadi bentrokan antara kelompok yang pro dan yang kontra terhadap pemberlakukan amandemen Undang-Undang Kewarganegaraan India. UU Kewarganegaraan ini memudahkan non muslim dari negara tetangga untuk mendapatkan status kewarganegaraan dari pemerintah India. Mereka yang menolak menyatakan UU ini bias terhadap muslim.

Salah satu kanal YouTube yang membagikan video berdurasi 3 menit 11 detik itu adalah kanal Daftar Fakta, yakni pada Rabu, 4 Maret 2020. Video ini merupakan kompilasi dari foto Erdogan, foto ulama Zakir Naik, foto Menteri Agama Fachrul Razi, serta berbagai cuplikan video parade militer Turki.

Gambar tangkapan layar unggahan kanal YouTube Daftar Fakta yang memuat narasi keliru mengenai pengiriman pasukan oleh Presiden Turki.

Adapun narasi lengkap yang terdapat dalam video itu adalah sebagai berikut:

Presiden Turki Erdogan kirim 5 ribu pasukan ke India. Presiden Turki Recep Tayyip langsung meradang saat mengetahui kabar pembantaian berdarah yang dialami warga muslim di India, beberapa hari lalu. Maklum, Erdogan selama ini dikenal sebagai simbol kebangkitan negara Islam. "India saat ini menjadi negara dimana pembantaian telah meluas. Pembantaian apa? Pembantaian muslim. Oleh siapa? Hindu," kata Erdogan,

Tidak hanya itu, dokter Zakir Naik juga menyerukan kepada para pemimpin-pemimpin muslim dunia untuk tidak diam saja melihat penganiyaan yang dialami oleh muslim India di New Dehli. Ia mengatakan lebih dari 30 muslim telah terbunuh dan lebih dari 250 orang lainnya terluka, kebanyakan karena serangan peluru.

Bahkan, penyerang juga mengabaikan bayi dan menghancurkan rumah, toko, dan tempat ibadah lumat muslim. Melihat kondisi tersebut, Zakir mengajak seluruh umat muslim untuk berjuang sesuai dengan kemampuan melawan tindak penganiayaan yang terus meningkat.

India memang tengah menjadi sorotan dunia setelah meletus kerusuhan berdarah di New Delhi yang menewaskan puluhan korban jiwa tak berdosa. Data terakhir korban meninggal mencapai lebih dari 42 orang. Korban luka mencapai ratusan. Kerusuhan yang meletus di New Delhi dipicu dengan pro-kontra UU Kewarganegaraan yang antimuslim. Dan ini menjadi kerusuhan berlatar belakang agama yang terburuk setelah tahun 2002 dimana saat itu lebih dari seribu orang meninggal.

Aksi keji di New Delhi tersebut juga mendapat reaksi keras di Indonesia. Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi prihatin dan mengecam keras peristiwa kekerasan atas nama agama tersebut. Menag mengimbau agar umat beragama di India tidak merusak nilai kemanusiaan atas nama agama.

Sedangkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU meminta pemerintah India melakukan langkah-langkah yang strategis untuk segera mendamaikan masalah-masalah di dalam negerinya terkait bentrokan antara muslim dan kaum Hindu garis keras yang merupakan mayoritas.

Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah ditonton lebih dari 85 ribu kali.

Apa benar Presiden Turki Erdogan mengirim pasukan ke India karena muslim di sana dianiaya?

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo dengan plagiarism-checker tool, ditemukan bahwa narasi pada video tersebut merupakan saduran dari dua artikel berbeda yang dimuat oleh situs Viva.co.id dan situs Minanews.net. Namun, kedua artikel yang narasinya dibacakan oleh narator dalam video itu digabungkan secara tidak berurutan.

Gambar tangkapan layar penelusuran dengan dengan plagiarism-checker tool.

Di bagian awal, narator membacakan paragraf pertama dan kedua artikel Viva. Selanjutnya, narator membacakan artikel Minanews secara utuh. Kemudian, narator membacakan kembali isi artikel Viva, dari paragraf ketiga hingga selesai.

Artikel Viva yang dikutip oleh video itu berjudul "Kemarahan Besar Erdogan Melihat Pembantaian Umat Muslim di India", dimuat pada 29 Februari 2020. Sementara artikel Minanews yang disadur oleh video itu berjudul "Zakir Naik Serukan Pemimpin Muslim Dunia Bela Muslim India", dimuat pada 1 Maret 2020.

Setelah kedua artikel itu diperiksa secara menyeluruh, tidak ditemukan informasi bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengirim 5 ribu tentara ke India karena muslim di sana dianiaya. Saat dicek di mesin pencarian Google, tidak ditemukan pula pemberitaan mengenai pengiriman pasukan oleh Erdogan ke India.

Artikel Viva hanya memuat berita mengenai reaksi Erdogan ketika mengetahui kabar pembantaian berdarah yang dialami kaum muslim di India. "India saat ini menjadi negara dimana pembantaian telah meluas. Pembantaian apa? Pembantaian muslim. Oleh siapa? Hindu," kata Erdogan di Ankara seperti dilansir Middle East Monitor pada 28 Februari 2020.

Selain itu, artikel Viva memberitakan pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi terkait peristiwa yang terjadi di India tersebut. Fachrul mengimbau umat beragama di India tidak merusak nilai kemanusiaan atas nama agama. Artikel ini pun memuat permintaan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kepada pemerintah India untuk segera mendamaikan bentrokan antara muslim dan kaum Hindu di sana.

Sementara artikel Minanews mempublikasikan seruan Zakir Naik kepada para pemimpin muslim dunia untuk tidak tinggal diam melihat penganiyaan terhadap kaum muslim di India. "Seruan tulus kepada para muslim di seluruh dunia untuk berbicara menentang penganiayaan terhadap saudara-saudari muslim kita di New Delhi, India," ujar Zakir Naik di Facebook pada 29 Februari 2020.

Zakir naik juga mengajak seluruh umat muslim berjuang sesuai kemampuan untuk melawan tindak penganiayaan yang terus meningkat. "Mari kita semua melakukan segalanya sesuai kemampuan kita untuk membela yang tertindas dan berbicara menentang ketidakadilan ini," ujarnya. Ia lantas mengutip sebuah, "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh menindas dan meninggalkan (yang sedang tertindas)."

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, narasi bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengirim pasukan ke India karena muslim di sana dianiaya keliru. Dalam artikel yang dikutip oleh video yang memuat narasi itu, tidak ditemukan informasi bahwa Erdogan mengirim 5 ribu tentara ke India karena muslim di sana dianiaya. Tidak ditemukan pula pemberitaan mengenai pengiriman pasukan oleh Erdogan ke India.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id