Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Puan Maharani Salahkan Rakyat yang Rutin Makan atas Kenaikan Harga Beras?

Senin, 16 September 2019 19:47 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Puan Maharani Salahkan Rakyat yang Rutin Makan atas Kenaikan Harga Beras?

Sebuah artikel yang menyebut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, menyalahkan rakyat yang rutin makan atas kenaikan harga beras beredar dalam beberapa hari terakhir. Artikel itu dimuat dalam blog Merdekaind dengan judul "Harga Semua Beras Bakal Naik, Puan Malah Salahkan Rakyat karena Rutin Makan".

Gambar tangkapan layar artikel di blog Merdekaind tentang Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani.

Dikutip dari blog itu, Puan menuturkan bahwa harga beras semua kualitas, baik premium, medium, hingga rendah, di penggilingan naik pada 2019. "Dibanding 2018, rata-rata harga beras di penggilingan untuk kualitas premium, medium, dan rendah mengalami kenaikan masing-masing 0,76 persen, 0,56 persen, dan 0,79 persen," kata Puan.

Blog itu juga menyebut, harga gabah juga naik selama Agustus 2019. Rerata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik 3,04 persen menjadi Rp 4.759 per kilogram. Di tingkat penggilingan, harga GKP juga naik 3,04 persen menjadi Rp 4.856 per kilogram.

"Selain itu, rata-rata harga gabah kering giling di tingkat petani naik 0,60 persen menjadi Rp 5.309 per kilogram dan di tingkat penggilingan naik 0,71 persen menjadi Rp 5.423 per kilogram," ujar Puan.

Dalam artikel itu, tertulis pula bahwa Puan, dengan nada kesal dan berseloroh, meminta rakyat miskin untuk tidak terlalu rutin makan. "Dietlah, jangan makan terus," ujar Puan.

Menurut Puan, pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini tengah berupaya mengurangi impor beras. Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi pangan alternatif yang tidak hanya berasal dari beras.

Puan menyebut masalah kemiskinan di Indonesia juga terjadi karena banyaknya beras untuk rumah tangga miskin atau raskin yang disalahgunakan dan dipolitisasi.

Sejak diunggah pada 13 September 2019, artikel itu telah disukai dan dibagikan masing-masing hingga 282 ribu kali.

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, data-data yang digunakan blog Merdekaind identik dengan data yang disajikan oleh situs Kompas.com dalam berita yang berjudul “Agustus 2019, Harga Beras Semua Kualitas Terpantau Naik.”

Bedanya, artikel dalam blog Merdekaind menggunakan nama Puan Maharani sebagai narasumber. Sementara berita di situs Kompas.com bersumber dari Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto.

Adapun perkataan Puan yang meminta rakyat miskin agar tak rutin makan seperti yang ditulis oleh blog Merdekaind memiliki kesamaan dengan kutipan dalam berita berjudul "Menteri Puan Minta Orang Miskin Diet dan Tak Banyak Makan" di laman Merdeka.com pada 29 Januari 2016.

Gambar tangkapan layar berita di Merdeka.com.

Saat itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta Puan untuk menambah alokasi raskin di Bali. "Tadi saya sudah berkonsultasi dengan DPRD Bali dan Bappeda Bali untuk menambah kuota raskin di Bali karena, dari data yang dikeluarkan oleh BPS Bali, jumlah orang miskin naik dari 4,7 persen menjadi 5,2 persen," ujar Pastika dalam acara penyaluran raskin periode 2016 di Bali.

Puan yang hadir dalam acara itu pun menjawab permintaan Pastika dengan berseloroh. Ia meminta rakyat miskin untuk diet dan tidak makan terlalu banyak. "Jangan banyak-banyak makanlah, diet sedikit tidak apa-apa," gurau Puan.

Dalam berita itu, terdapat pula pernyataan Puan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi saat ini tengah berupaya mengurangi impor beras. Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi pangan alternatif yang tidak hanya berasal dari beras.

Menurut data BPS Bali, angka kemiskinan di Bali meningkat karena mahalnya harga beras di pasaran. Produksi beras semakin menurun karena badai Silikon. Selain itu, jumlah raskin sebanyak 15 kilogram per bulan dinilai tidak cukup. Puan juga menyebut masalah kemiskinan di Bali dan daerah lainnya terjadi karena banyaknya raskin yang disalahgunakan dan dipolitisasi.

KESIMPULAN

Pemeriksaan fakta di atas menunjukkan, berdasarkan sumber yang ada, pernyataan ini menggunakan fakta dan data yang benar. Namun, cara penyampaian atau kesimpulannya keliru serta mengarahkan ke tafsir yang salah.

Pada Agustus 2019, harga beras di penggilingan memang mengalami kenaikan. Namun, pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala BPS Suhariyanto. Sementara itu, permintaan Puan Maharani kepada rakyat miskin untuk diet dan tidak makan terlalu banyak tidak berkaitan dengan kenaikan harga beras. Seloroh itu terlontar saat Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta Puan menaikkan alokasi raskin di Bali.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekfakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id