Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Video Berisi Klaim Minum Air Sambil Berdiri Berbahaya bagi Kesehatan

Kamis, 26 September 2024 20:12 WIB

Keliru, Video Berisi Klaim Minum Air Sambil Berdiri Berbahaya bagi Kesehatan

Sebuah akun Facebook [arsip] membagikan video reels yang menjelaskan tentang efek minum air sambil berdiri. Hal itu disebut akan berdampak pada menurunnya kualitas kesehatan.

Lima dampak yang bisa terjadi, menurut konten tersebut, di antaranya mengurangi kesehatan ginjal dan sendi, syaraf menegang, mengganggu saluran pencernaan, dapat menyebabkan arthritis dan radang sendi.

Sejak diunggah, video sudah ditonton 1,9 juta kali, 8,3 ribuan kali disukai, 54 komentar dan 1,3 ribuan kali dibagikan ulang. Namun, benarkah minum sambil berdiri berbahaya?

PEMERIKSAAN FAKTA

Dokter umum dari Poliklinik Universitas Sumatera Utara (USU), dr. Adit Muhammad Prasetya Hutagalung, mengatakan, sejauh ini tidak ada penelitian ilmiah yang mengungkapkan tentang dampak karena mengkonsumsi air minum sambil berdiri.  

Menurut dia, minum air sambil berdiri, tidak akan serta-merta menyebabkan dampak terhadap kesehatan terjadi seperti klaim konten tersebut.

“Sampai saat ini belum ada penelitian yang mengatakan bahwa minum sambil berdiri berbahaya bagi ginjal dan sendi,” kata Adit kepada Tempo saat dihubungi pada Rabu, 25 September 2024.

Klaim bahwa minum tidak boleh dengan posisi berdiri sebenarnya pernah beredar di media sosial pada 2011. Saat itu Detik.com, mewawancarai dokter spesialis Urologi dari RS Cipto Mangunkusumo, dr Ponco Birowo, SpU.PhD. Menurut Ponco,  sikap minum, baik sambil duduk atau berdiri, tidak mempengaruhi waktu tempuh air sampai ke ginjal.  “Air tetap butuh waktu berjam-jam untuk sampai ginjal,” kata dia. 

Menurut Ponco, penyaringan air minum tidak terjadi di dalam saluran menuju ginjal. Saat masuk kerongkongan, minuman jenis apapun akan akan ditampung terlebih dahulu, lalu diserap oleh lambung yang prosesnya bisa berjam-jam.

Terkait anggapan bahwa ada semacam katup atau sphincter yang menjadi tidak aktif saat berdiri, Ponco membantah klaim tersebut. Menurut dia, selama tidak ada gangguan kesehatan pada saluran kemih, katup akan tetap berfungsi baik dalam posisi duduk maupun berdiri.

"Lagipula fungsi sphincter adalah mengatur keluarnya air kencing, bukan untuk menyaring air minum yang masuk ke ginjal. Bayangkan saja kalau benar sphincter hanya aktif saat duduk, seharusnya kita jadi ngompol terus kalau berdiri," kata Ponco.   

Narasi serupa juga beredar di India awal 2024. Situs media Financial Express yang mewawancara Konsultan Penyakit Dalam, Fortis Escorts, Okhla Road, New Delhi, Dr. Sunil Chaudhary, menjelaskan, meski ada praktik tradisional yang menunjukkan efeknya pada pencernaan, tapi bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut masih terbatas.

"Tidak ada aturan ketat tentang apakah seseorang harus minum air sambil berdiri atau duduk, kuncinya adalah tetap terhidrasi."

Dokter Tushar Tayal, Konsultan Utama, Departemen Penyakit Dalam, Rumah Sakit CK Birla, Gurugram, menjelaskan tentang asupan air minum bagi laki-laki dan perempuan. Mengutip National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, menyarankan agar setiap hari wanita mendapatkan total sekitar 2,7 liter (L), atau 11 gelas, cairan dan pria mendapatkan sekitar 3,7 L (16 gelas). 

“Sekitar 20% dari asupan cairan harian biasanya berasal dari makanan dan sisanya dari minuman,” kata dia.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi klaim minum air sambil berdiri berbahaya, adalah keliru.

Tidak ada aturan ketat tentang apakah seseorang harus minum air sambil berdiri atau duduk. Hal paling penting adalah tubuh manusia harus tetap terhidrasi.

TIM CEK FAKTA TEMPO 

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]