[Fakta atau Hoaks] Benarkah HUT PKI Sama dengan Pleno KPU Pusat, 22 Mei?

Jumat, 17 Mei 2019 00:23 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah HUT PKI Sama dengan Pleno KPU Pusat, 22 Mei?

Narasi yang mengaitkan hari ulang tahun Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 22 Mei dengan pleno penetapan hasil Pemilu dan Pilpres 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) beredar di media sosial.

Tangkapan layar unggahan akun Jhoni S di Facebook tentang HUT PKI dengan pengumuman KPU pusat yang tanggalnya sama.

Narasi itu dibagikan akun Jhoni S di Facebook pada 12 Mei 2019. “Mungkin Sebagian Orang Indonesia Tidak Ada Yang Tahu kalau tanggal 22 Mei Itu Merupakan HUT PKI, Yang Bertepatan Dengan Pengumuman KPU Pusat,” tulisnya. 

Ia mendasarkan narasi itu dengan naskah pidato Sekretaris Jenderal Komite Sentral PKI D.N Aidit yang dipublikasikan dalam brosur Menudju Indonesia Baru. Di situ tertulis, bahwa naskah pidato D.N Aidit itu untuk memperingati ulang tahun PKI ke-33 yang diucapkan pada malam tanggal 22 Mei 1953 di Gedung Kesenian Jakarta.

Selain naskah pidato Aidit, akun Jhoni juga membagikan tangkapan layar beberapa judul artikel. Antara lain dua artikel dari Geloranews berjudul “Sejarah Pemilu 1955: Panitia Pemilihan Diculik dan Dibunuh” dan “Forum Pancasila: PKI Bantai Pemuda Anshor yang Sudah Diracuni Gerwani” serta artikel dari MusliModerat.net dengan judul “Mengenang Kejamnya PKI dan Gerwani yang Meracuni Puluhan Pemuda Anshor Lalu Membunuhnya”. 

Narasi ini telah dibagikan 3,5 ribu kali hingga 16 Mei 2019. Namun sebelum narasi dari Jhoni ini beredar, lebih dulu ada narasi yang identik disebarkan oleh Iwan Adi Sucipto. Iwan sendiri telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka UU Informasi dan Transaksi Elektronik pada 13 Mei 2019, seperti dilaporkan oleh detik.com

Video viral Iwan Adi Sucipto yang juga berisi narasi yang menyinggung sentimen PKI. Iwan kini telah dijerat dengan UU ITE.

Benarkah HUT PKI 22 Mei, bukan 23 Mei?

 

PEMERIKSAAN FAKTA

Situs majalah sejarah online Indonesia, Historia, dalam artikelnya “HUT PKI dan Pengumuman Pilpres” edisi 13 Mei 2019, menulis bahwa hari ulang tahun PKI sesungguhnya adalah tanggal 23 Mei.

PKI didirikan pada 23 Mei 1920 sebagai perubahan dari ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging). ISDV didirikan oleh Henk Sneevliet, pembawa komunisme ke Indonesia dari Belanda, bersama sekira 60 orang sosialis demokrat di Hindia Belanda.

Perubahan ISDV menjadi PKI karena Sneevliet menganjurkan agar ISDV menjadi anggota Komintern (Komunis Internasional). “Untuk itu harus dipenuhi 21 syarat antara lain memakai nama terang partai komunis dan menyebut nama negaranya,” tulis Soe Hok Gie dalam Di Bawah Lentera Merah, sebagaimana dikutip dari historia.id.

Awalnya bernama Perserikatan Komunis Hindia. Ia menjadi partai komunis pertama di Asia dan organisasi komunis terbesar di luar blok Cina-Uni Soviet. Kongres II Juni 1924 memutuskan mengubah namanya menjadi Partai Komunis Indonesia, sehingga menjadi partai pertama yang menggunakan nama “Indonesia".

Laman Tirto mengutip catatan Soewarsono dalam artikel berjudul Berbareng Bergerak: Sepenggal Riwayat dan Pemikiran Semaoen (2000), bahwa Pendirian PKI berlangsung pada Kongres VII ISDV 23 Mei 1920 di Gedung SI Semarang dengan tetap menggunakan statuten lama ISDV. 

Saat itu, Semaoen terpilih sebagai Ketua, Darsono Wakil Ketua, Piet Bergsma sebagai Sekretaris, dan H.W. Dekker sebagai Bendahara. Adolf Baars, J. Stam, Dengah, C. Kraan, dan Soegono menjadi komisaris partai. 

Keterangan tersebut juga sama dengan yang tertulis di buku Ruth T. McVey berjudul “Kemunculan Komunisme Indonesia” (2010). Perubahan nama ISDV menjadi Perserikatan Komunist di Hindia didiskusikan pada kongres ketujuh. Alasan pergantian nama itu karena ingin memiliki organisasi dengan nama dalam bahasa sendiri serta menghindari masalah huruf “f”.

“Pada 23 Mei 1920, ISDV berubah menjadi Partai Komunis Indonesia —organisasi komunis pertama di wilayah Asia yang tidak berbatasan secara geografis dengan Kekaisaran Rusia,” tulis McVey di halaman 78.

 

Naskah Pidato Aidit

Naskah pidato D.N Aidit yang diunggah akun Jhoni bersumber dari situs marxists.org seksi bahasa Indonesia. Hanya saja pada unggahannya, Jhoni mengganti warna menjadi kecoklatan untuk memberi kesan bahwa itu adalah arsip dari tahun 1953.

Pidato tersebut adalah pidato pertama yang diucapkan D. N. Aidit sekembalinya ke tanah air dari peninjauan yang setengah tahun lamanya ke luar negeri. Pidato itu merupakan puncak dari pidato-pidato yang beratus-ratus banyaknya diucapkan di seluruh Indonesia untuk menyambut ulang tahun PKI yang ke-33.

Dalam teks pidato itu, D.N Aidit menulis tentang sejarah PKI sebagai berikut:

“Atas inisiatif pemimpin-pemimpin ISDV yang revolusioner, pada tanggal 23 Mei 1920 digantilah nama ISDV menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI), yaitu nama yang sesuai dengan nama Partai Lenin dan Stalin. Jadi, tanggal 23 Mei adalah hari kelahiran PKI. Pada bulan Desember 1920 PKI menggabungkan diri pada Komintern.”

Dengan demikian jelas bahwa HUT PKI adalah tanggal 23 Mei, bukan 22 Mei sebagaimana narasi yang beredar.

 

Akhir Riwayat PKI

PKI telah berakhir setelah muncul aksi Gerakan 30 September 1965, disusul pembantaian besar-besaran pada anggota dan simpatisan PKI sepanjang periode 1966-1967. Bahkan kemudian pembubaran PKI dituangkan dalam Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sejak saat itu tidak ada lagi aktivitas PKI di Indonesia, alih-alih merayakan ulang tahunnya pada Mei 2019.

 

KESIMPULAN

HUT PKI yang disebut tanggal 22 Mei adalah keliru, sebab faktanya PKI lahir pada 23 Mei 1920. Mengkaitkan HUT PKI dengan pengumuman KPU atas hasil Pemilu dan Pilpres 2019 juga tidak relevan. Selain karena antara KPU dan PKI tidak berkaitan, PKI sendiri telah dibubarkan sejak 1966. 

 

IKA NINGTYAS