Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Etnis Rohingya ke Indonesia Hanya Berakting Sebagai Pengungsi

Jumat, 26 Januari 2024 21:34 WIB

Keliru, Etnis Rohingya ke Indonesia Hanya Berakting Sebagai Pengungsi

Sebuah narasi beredar di WhatsApp dan Facebook akun ini, ini, ini, dan ini, yang mengatakan bahwa kelompok etnis Rohingya yang datang ke Indonesia hanya berakting sebagai pengungsi yang berusaha menyelamatkan diri.

Sebagian unggahan itu memperlihatkan foto pria yang dikatakan sebagai aktor dari kelompok Rohingya yang berakting mengungsi ke Indonesia untuk mencari keselamatan. Konten itu memuat narasi yang menganjurkan kekerasan pada pengungsi Rohingya.

Namun, benarkah kedatangan kelompok etnis Rohingya ke Indonesia hanya berakting sebagai pengungsi yang mencari keselamatan?

PEMERIKSAAN FAKTA

Laporan Majalah Tempo edisi 24 Desember 2024 menyatakan bahwa pengungsi Rohingya yang mendarat di Aceh akhir tahun 2023, berasal dari kamp pengungsi Cox Bazar, Bangladesh, tempat mereka mencari perlindungan dari serangan militer Myanmar tahun 2017 lalu.

Mereka terpaksa mencari keselamatan ke luar Bangladesh setelah berbagai aksi kriminal seperti penculikan dan pembunuhan menargetkan pengungsi Rohingya. Menurut Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) terdapat 1.400 laporan kejahatan selama 2023 di kamp-kamp pengungsian Rohingya di wilayah Cox Bazar.

Perempuan-perempuan di tempat itu kerap menjadi target kejahatan dan obyek kekerasan seksual. Pengungsi Rohingya yang tiba di Aceh mengatakan, kepolisian di sana tidak bisa menjaga keamanan, bahkan bekerja sama dengan para preman yang suka memalak para pengungsi Rohingya.

Dilansir The New Humanitarian, organisasi kemanusian independen, kamp-kamp pengungsian etnis Rohingya di Cox Bazar, menjadi surga bagi belasan kelompok bersenjata untuk berbuat onar. Mereka seakan mendapat keleluasaan menculik dan memeras para pengungsi. Kejahatan tersebut tidak diadili atau pelaku mendapatkan impunitas. 

Aparat pemerintah Bangladesh yang dibentuk untuk menjaga keamanan kawasan pengungsian dituding gagal memberikan tindakan yang tepat atas kondisi itu.

Kebakaran gubuk-gubuk pengungsian saat tahun baru dan tanggal 7 Januari 2024, juga diduga akibat dari ulah para kelompok kriminal tersebut. Geng-geng lokal kerap menggunakan ancaman pembakaran untuk memeras para pengungsi Rohingya.

South China Morning Post memberitakan bahwa perempuan Rohingya di Cox Bazar banyak menjadi korban kekerasan seksual dan perdagangan orang. Tempat yang banyak dituju untuk menjual perempuan-perempuan itu ialah India.

Rayuan Penyelundup

Dilansir Detik.com, Kepolisian RI menyatakan bahwa aktor penyelundupan para pengungsi Rohingya dari Cox Bazar ke Indonesia, adalah anak buah kapal (ABK) yang membawa mereka sampai ke Aceh.

Mereka menawarkan jasa transportasi ilegal tersebut, menentukan tarif, membeli kapal dan perbekalan, lalu mengoperasikan kapal selama perjalanan. Tarif yang dipatok per orang ialah 20.000-100.000 Taka atau Rp3 sampai 15 juta.

Demikian juga diberitakan BBC, 23 November 2023, para penyelundup memanfaatkan ancaman bahaya dan kekacauan di Cox Bazar untuk menawarkan perjalanan ke Malaysia atau Indonesia dengan tarif tertentu.

Direktur Arakan Project Chris Lewa menjelaskan bahwa kondisi keamanan di Cox Bazar yang terus memburuk membuat pengungsi semakin putus asa, hingga mau menerima tawaran para penyelundup itu.

Diduga, penyelundup juga menyebarkan rumor bahwa terdapat hunian di Indonesia dan Malaysia yang nantinya bisa ditempati para pengungsi. Kesaksian salah satu pengungsi Rohingya mengatakan para penyelundup tampak terlatih dan memiliki trik menghindari patroli laut negara tujuan.

Menurut pemantauan Arakan Project pula, terjadi perbedaan orang-orang Rohingya yang berusaha keluar dari Cox Bazar. Dahulu didominasi pemuda yang mencari pekerjaan ke Malaysia, namun mulai akhir 2023, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.

"Itu menunjukkan bahwa faktor (keamanan) mendorong mereka untuk keluar dari Bangladesh sudah lebih kuat dibanding faktor ekonomi yang selama ini menarik mereka ke Malaysia. Yang penting mereka bisa keluar dari kamp," kata Lewa.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan orang-orang etnis Rohingya yang datang ke Indonesia, melakukan akting atau pura-pura menjadi pengungsi, adalah klaim yang keliru.

Motivasi pengungsi Rohingya menuju Indonesia akhir 2023 ialah keamanan yang terus memburuk di tempat tinggal mereka sebelumnya di Cox Bazar, Bangladesh. Di sana terdapat belasan kelompok bersenjata yang bebas berbuat onar sebagaimana diberitakan berbagai media.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id