Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benar, Klaim Ganjar Pranowo soal Anggaran Pertahanan Indonesia Belum Mencapai 1-2 persen Dari PDB

Minggu, 7 Januari 2024 20:04 WIB

Benar, Klaim Ganjar Pranowo soal Anggaran Pertahanan Indonesia Belum Mencapai 1-2 persen Dari PDB

Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengatakan anggaran pertahanan Indonesia belum mencapai 1-2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).  

Pertahanan rakyat semesta musti kita dorong kita lapisi dengan pertahanan yang betul betul berlapis dan kita jadikan benteng pertahanan nusantara sebagai sebuah satu kesatuan. Dan kita perlu melakukan penataan gelar pasukan karena IKN menjadi pusat gravitasi baru dan ini bagian dari antisipasi terhadap pertarungan global antara amerika serikat dan tiongkok.  Untuk itulah pertahanan kita mesti masuk pada wilayah 5.0 dengan teknologi sakti dengan rudal hipersonik, senjata cyber sensor kuantum dan sistem senjata otonom  dan itu bisa dilakukan kalau anggaran dari kemenhan itu 1 sampai 2 persen dari PDB sehingga ya kita bisa tercapai

Lantas Benarkah anggaran pertahanan Indonesia belum mencapai 1-2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) ?

PEMERIKSAAN KLAIM

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, pemerintah mengalokasikan anggaran belanja fungsi pertahanan atau belanja militer sebesar Rp 139,1 triliun. Nilainya berkurang sekitar Rp 5,6 triliun atau turun 3,9 persen dibanding outlook realisasi anggaran 2023.

Kendati ada penurunan, anggaran pertahanan pada penghujung era Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini masih tergolong tinggi dibanding Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Selama periode pertama pemerintahan SBY (2005-2009), belanja militer atau anggaran pertahanan nasional hanya berkisar Rp 9 triliun—Rp 30 triliun per tahun. Kemudian pada periode kedua SBY (2010-2014) anggarannya mulai naik ke kisaran Rp 17 triliun- Rp 87 triliun per tahun.

Nilainya pun meningkat lagi setelah Presiden Jokowi menjabat. Pada periode pertama Jokowi (2015-2019), belanja militer atau anggaran pertahanan nasional mencapai rentang Rp 98 triliun—Rp 117 triliun per tahun. Kemudian pada periode kedua Jokowi (2020-2024) angkanya naik ke kisaran Rp125 triliun—Rp 150 triliun per tahun, dengan rincian seperti terlihat pada grafik.

Meski anggaran pertahanan era Jokowi lebih tinggi ketimbang SBY, rasionya terhadap produk domestik bruto (PDB) tak berubah signifikan, masih tetap di bawah 1%.

Rasio anggaran pertahanan atau belanja militer terhadap PDB era SBY berkisar 0,2—0,9% per tahun, sedangkan era Jokowi 0,7—0,9% per tahun. 

Anggaran Pertahanan Indonesia Belum Mencapai 1-2 persen Dari PDB

Menurut ?Ludiro Madu, Dosen Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta anggaran pertahanan Indonesia memang betul belum mencapai 2 persen dari PDB. Meski demikian, tidak ada persentase ideal mengenai hal ini. Data dari beberapa negara bahkan berbeda. 

Negara-negara anggota NATO misalnya telah sepakat untuk mendedikasikan 2 persen PDB mereka untuk belanja pertahanan. Target ini telah dikritik oleh beberapa pihak karena merupakan patokan yang sewenang-wenang dan oleh pihak lain dianggap tidak memadai dalam kondisi keamanan saat ini.

“Belanja pertahanan rata-rata global saat ini berada pada kisaran 2,2% PDB. Namun, angka ini bervariasi secara signifikan dari satu negara ke negara lain, mulai dari di bawah 1 persen hingga di atas 7 persen,”kata Ludiro.

KESIMPULAN

Hasil pemeriksaan fakta Tempo klaim Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengatakan anggaran pertahanan Indonesia belum mencapai 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) adalah benar. Meski anggaran pertahanan era Jokowi lebih tinggi ketimbang SBY, namun rasionya terhadap produk domestik bruto (PDB) tak berubah signifikan, masih tetap di bawah 1 persen. Rasio anggaran pertahanan atau belanja militer terhadap PDB era SBY berkisar 0,2—0,9% per tahun, sedangkan era Jokowi 0,7—0,9% per tahun.

TIM CEKFAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id

Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 19 media di Indonesia