Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Video Memperlihatkan Kuburan Massal yang Ditemukan di Ponpes Al Zaytun

Rabu, 23 Agustus 2023 13:37 WIB

Keliru, Video Memperlihatkan Kuburan Massal yang Ditemukan di Ponpes Al Zaytun

Sebuah video beredar di Facebook [arsip] berisi narasi tentang ditemukannya kuburan massal dalam kompleks Ponpes Al Zaytun, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kuburan massal itu diduga berisi ratusan tengkorak santri yang hilang sepuluh tahun lalu.

Narator juga menjelaskan bahwa klaim itu berkaitan dengan kesaksian Saifudin Ibrahim, yang dulu seorang muslim dan mengajar di Ponpes Al Zaytun, kemudian memeluk agama Kristen, dan mejadi pendeta.

Narator mengatakan, pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang, sering menyuruh Saifudin Ibrahim melakukan tugas berat saat masih tinggal di sana, termasuk dalam hal berkelahi dan membawa mayat. Namun, benarkah klaim-klaim yang dikatakan video tersebut?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo menverifikasi unggahan itu menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google dan Yandex serta menelusuri narasi yang digunakan menggunakan mesin pencari. Hasilnya video yang diklaim penemuan kuburan massal adalah tidak sesuai fakta. 

Video 1

Thumbnail video di Facebook itu memperlihatkan penggalian kuburan massal yang disaksikan banyak orang. Foto itu diklaim sebagai kuburan massal yang ditemukan di Ponpes Al Zaytun.

Padahal sesungguhnya foto itu memperlihatkan penggalian kuburan massal yang berlangsung di Taman Pemakaman Umum (TPU) Legoso, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Minggu 11 Februari 2018. Jenazah yang akan dimakamkan adalah korban kecelakaan Tanjakan Emen yang terjadi satu hari sebelumnya, sebagaimana diberitakan Detik.com.

Video 2

Pada detik ke-13 video yang beredar, memperlihatkan sosok Saifudin Ibrahim yang menceritakan kondisi Ponpes Al Zaytun saat dia tinggal di sana dahulu. Video itu bersumber dari akun YouTube miliknya. Setelah disimak hingga selesai, dalam video itu, Saifudin Ibrahim tidak mengatakan adanya kuburan massal, pun tidak ada keterangannya tentang kasus santri hilang ataupun penyimpanan banyak tengkorak manusia.

Video 3

Pada menit ke-7:01, video yang beredar di Facebook juga memperlihatkan Panji Gumilang dan rombongannya berjalan di balik pagar kawat berduri. Sesungguhnya video itu juga bukan tentang kuburan massal atau tengkorak manusia.

Foto yang juga memperlihatkan kondisi itu bersumber dari Inilah.com. Foto itu saat Panji Gumilang sedang mendatangi massa pendukungnya di depan pesantren, untuk menandingi demonstran yang menuntut pemidanaan terhadapnya pada Kamis 22 Juni 2023.

Verifikasi atas Narasi

Narator video sebenarnya membacakan artikel dari website Sumeks.co tentang pengalaman Saifudin Ibrahim saat bekerja di Ponpes Al Zaytun. Saifudin Ibrahim alias Abraham Bin Moses, adalah orang yang pernah dipenjara atas kasus penistaan agama tahun 2018. Ia kini mengaku berada di Amerika Serikat sembari terus menyiarkan klaim-klaimnya atas keagamaan di Indonesia.

Sementara terkait klaim penemuan ribuan tengkorak manusia,  berasal dari informasi yang keliru. Cek Fakta Tempo telah membantah klaim tersebut dalam artikel sebelumnya.

Dilansir dari Antara, Bareskrim Polri memang menggeledah Ponpes Al Zaytun atas dua dugaan pidana, yakni penistaan agama dan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Terduga pelaku yang terseret adalah Panji Gumilang. Polisi tidak pernah mengatakan adanya kuburan massal ataupun banyak tengkorak di kompleks pesantren tersebut.  

KESIMPULAN

Berdasarkan verifikasi Tempo, narasi yang mengatakan ditemukan kuburan massal dan ratusan tengkorak manusia di Ponpes Al Zaytun adalah klaim keliru.  

Selain itu, foto dan video yang digunakan untuk menyebarkan narasi itu, sesungguhnya bukan terkait kuburan massal ataupun penemuan ratusan tengkorak. Namun, telah dimanipulasi untuk mendukung klaim keliru yang ingin disebarkan.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id