Keliru, Dokumen Rahasia Pfizer Ungkap Kandungan Grafena Oksida dalam Vaksin Covid-19
Rabu, 10 Mei 2023 13:39 WIB
Sejumlah unggahan di Facebook mengaitkan bahwa vaksin Covid-19, utamanya Pfizer, mengandung zat kimia Grafena Oksida atau Graphene Oxide. Unggahan itu dibagikan sejak awal April oleh akun ini dan ini. Salah satu akun menyebutkan dokumen rahasia Pfizer telah mengungkap adanya kandungan grafena oksida.
Sedangkan pada gambar kedua terlihat darah yang menggumpal sebagai dampak suntikan vaksin yang mengandung graphene oksida, dengan klaim bahwa itu adalah korban vaksin.
Benarkah vaksin Covid-19 terkait dengan Grafena Oksida?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tidak ada bukti-bukti yang bisa mendukung bahwa foto darah membeku tersebut adalah karena suntikan vaksin. Pada hasil verifikasi Cek Fakta Tempo sebelumnya telah membantah bahwa Pfizer mengandung graphene oksida, zat kimia yang biasanya untuk membuat bahan seperti memperkuat kertas, membran, lapisan tipis, dan bahan komposit.
Klaim bahwa Graphene oxide terdapat dalam vaksin Covid-19, pertama kali ditujukan pada Pfizer. Klaim ini didasarkan pada riset Prof. Dr. Pablo Campra dari Universidad de Almería pada November 2021. Dilansir Reuters, Senior Associate of Global Media Relations Pfizer mengatakan Graphene oxide tidak digunakan dalam pembuatan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech. Medicines & Healthcare products Regulatory Agency Inggris juga pernah mempublikasikan laporan penilaian publik yang tidak ditemukan penggunaan Graphene oxide untuk vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech.
Kepada AP, Allen Myerson, seorang profesor teknik kimia di Massachusetts Institute of Technology mengatakan "Itu (Graphene oxide) tidak ada dalam daftar bahan dan tidak mungkin ada,". Dilansir AFP, Hong Byung-hee, pakar nanomaterial dari Universitas Nasional Seoul, mengatakan bahwa klaim adanya vaksin yang dibuat dari grafena oksida, tidak akurat.
Klaim: Dokumen rahasia Pfizer mengungkap bahan Graphene Oxide dalam vaksinnya
Fakta: Menurut Badan Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (USA FDA), graphene oxide bukanlah bahan dalam vaksin. Terbaru pada 12 April 2023, FDA mengeluarkan pernyataan di Twitter untuk menjawab klaim dari warganet. Dokumen Pfizer yang diserahkan ke FDA terdiri dari 14 halaman, "Karakterisasi Struktural dan Biofisik Glikoprotein Lonjakan SARS-CoV-2 (P2 S) sebagai Antigen Vaksin."
Graphene Oxide disertakan dalam sebuah kalimat di halaman 7 dalam konteks untuk menjelaskan, sebagian, prosedur laboratorium yang berkaitan dengan studi karakterisasi struktural protein lonjakan SARS-CoV-2 menggunakan jenis mikroskop tertentu. Grafena oksida adalah bahan untuk membantu menampilkan protein di bawah mikroskop.
Menurut USA Today, dokumen tersebut merupakan salah satu dari lebih dari 600 dokumen yang diperoleh Informed Consent Action Network melalui permintaan Undang-Undang Kebebasan Informasi dari FDA. Sama seperti pernyataan FDA, dokumen tersebut tidak menjelaskan bahwa Graphene Oxide menjadi bahan vaksin.
Dokumen tersebut sebenarnya menjelaskan proses validasi vaksin di laboratorium. Pada halaman 7, dokumen tersebut menjelaskan proses untuk menguji apakah mRNA dalam vaksin dapat mengarah pada produksi protein spike atau tidak.
Proses yang dijelaskan menggunakan kisi-kisi jaring emas yang dilapisi dengan Graphene Oxide untuk membantu memvisualisasikan protein di bawah mikroskop. Proses validasi tersebut sepenuhnya terpisah dari pembuatan vaksin.
Sedangkan berdasarkan penelitian dan dokumen persetujuan vaksin Covid-19 yang dikeluarkan WHO atau Badan Kesehatan Dunia, tidak ditemukan penggunaan Graphene Oxide (GO) sebagai komponen vaksin Covid-19 yang selama ini beredar.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tim Cek Fakta Tempo, unggahan dengan klaim bahwa darah orang yang sudah divaksinasi mengandung Grafena Oksida adalah keliru.
Berdasarkan riset dan penelitian, Graphene Oxide tidak ditemukan dalam vaksin Covid-19 yang saat ini beredar. Saat ini penggunaan Graphene Oxide masih dalam tahap percobaan dan belum menjadi komponen vaksin apapun.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]