Keliru, Jutaan Warga Uni Eropa Kecam Dan Protes Menentang Amerika Serikat
Jumat, 16 September 2022 18:21 WIB
Video dengan narasi jutaan Uni Eropa mengecam dan memprotes Amerika Serikat, beredar di Facebook dan YouTube sejak 11 September 2022.
Video tersebut menarasikan Eropa terancam membeku dan Rusia mengatakan hal itu adalah kesalahan Amerika Serikat. Disebutkan, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Amerika Serikat telah memicu krisis pasokan gas Eropa dengan mendorong pejabat Eropa melakukan langkah bunuh diri.
Tangkapan layar video yang beredar di Facebook tentang warga Eropa memprotes Amerika Serikat
Video yang diunggah tanggal 12 September 2022 ini, telah disukai 1,8 ribu kali, 133 komentar dan ditonton 58 ribu kali oleh pengguna Facebook.
PEMERIKSAAN FAKTA
Hasil verifikasi Tim Cek Fakta Tempo menemukan bahwa video tersebut tidak berisi tentang jutaan warga Eropa yang mengecam dan memprotes Amerika Serikat terkait terhentinya pasokan gas dari Rusia.
Saat ini Rusia merespon sanksi ekonomi yang dikenakan oleh negara Eropa dan Amerika Serikat dengan rencana menghentikan pasokan gas dari perusahaan Rusia kepada anggota Uni Eropa.
Sementara itu Komisi Uni Eropa telah mengambil langkah terkait krisis gas dengan membuat kesepakatan untuk mengurangi penggunaan listrik, membatasi pendapatan perusahaan energi, dan rencana subsidi untuk membantu rumah tangga yang rentan.
Untuk penelusuran fragmen video, Tempo menggunakan Fake News Debunker by InVid, Yandex, dan Google Reverse Images. Untuk terjemahan bahasa asing menggunakan Google dan Yandex Translate.
Fragmen 1
Potongan video 1
Pada detik ke 0:52, fragmen video menampilkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bersama dua orang lainnya berjalan dan berdiri di dalam sebuah ruangan dengan latar bendera AS dan Belgia.
Fragmen ini diberi narasi bahwa dorongan AS terhadap negara Uni Eropa untuk memotong kerjasama dengan Rusia membuat Eropa mengalami krisis gas terburuk sepanjang sejarah.
Hasil penelusuran Tempo menunjukan pertemuan yang terjadi pada tanggal 15 Juni 2021 tersebut merupakan pertemuan Joe Biden, Raja Belgia Philippe, dan Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo di Istana Kerajaan Brussels.
Dilansir Euronews, resepsi kerajaan tersebut dilaksanakan setelah pertemuan KTT NATO-G7.
Pertemuan ini untuk memulihkan hubungan dengan Uni Eropa yang dirusak oleh Presiden AS sebelumnya Donald Trump. Selama pertemuan di KTT NATO-G7, Amerika dan sekutunya mengumumkan untuk memperkuat kehadiran mereka di panggung dunia.
Fragmen 2
Potongan video 2
Pada menit ke 2:37, fragmen video menampilkan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula Von der Leyen, dan Ketua Parlemen Uni Roberta Metsola.
Pencarian Tempo menemukan fragmen ini identik dengan foto yang dirilis situs jual beli foto Shutterstock. Keterangan foto menuliskan Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam konferensi pers setelah sesi penutupan Konferensi tentang Masa Depan Eropa dan rilis laporan proposal reformasi di Parlemen Uni Eropa. Konferensi pers ini berlangsung tanggal 9 Mei 2022 di Strasbourg, Prancis.
Dilansir laman resmi Kepresidenan Prancis, konferensi pers ini berlangsung setelah sesi penutupan konferensi tentang Masa Depan Eropa. Dalam pertemuan itu, Macron memaparkan gagasan tentang komunitas demokrasi Eropa yang lebih luas yang akan memungkinkan kerja sama yang lebih dalam antara blok 27-anggota dan negara-negara non-UE.
Gagasan ini memungkinkan negara-negara seperti Ukraina, dan bahkan Inggris pasca-Brexit, dapat menjalin hubungan yang lebih dalam tanpa secara resmi bergabung dengan UE.
Pertemuan ini menyepakati perjanjian reformasi sehingga lembaga Uni Eropa memperluas kekuasaan mereka ke bidang yang saat ini terbatas, seperti pertahanan dan kesehatan masyarakat.
Fragmen 3
Potongan video 3
Pada menit ke-8:07, fragmen video menampilkan Presiden Amerika Joe Biden tampak bersalaman dengan sejumlah orang dalam ruangan.
Hasil penelusuran Tempo menunjukan, para pemimpin negara-negara anggota NATO bertemu untuk KTT luar biasa di Brussels untuk membahas perang di Ukraina.
Dilansir AFP, Pertemuan tersebut berlangsung tanggal 24 Maret 2022. Dalam pertemuan tersebut NATO bertujuan untuk menaikkan sanksi bagi Rusia dan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai respon atas invasi Rusia ke Ukraina. Negara anggota NATO juga akan meningkatkan pasokan senjata ke Kyiv dan memperkuat sayap timur aliansi pertahanan.
Krisis Gas Eropa
Dilansir CNBC, Eropa sedang menghadapi krisis energi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Krisis ini juga mendorong ekonomi lebih dekat ke resesi. Krisis gas ini juga membuat masyarakat bertanya tentang ambisi perubahan iklim di kawasan itu.
Rusia telah secara signifikan mengurangi pasokan gas alam ke Eropa sejak negara-negara Barat memberlakukan sanksi keras menyusul peristiwa Rusia invasi Ukraina pada tanggal 24 Februari 2022 lalu.
Namun, Rusia menyangkal menggunakan gas sebagai senjata. Berkurangnya pasokan gas dari Rusia menjadi masalah besar bagi negara-negara UE. Rusia merupakan pemasok 40 persen gas ke Eropa.
Dilansir Markets Insider, Uni Eropa (UE) berkeinginan menaikkan €140 miliar ($139,7 miliar) pajak tak terduga untuk produsen listrik berbiaya rendah, untuk membantu warga menghadapi kenaikan harga gas akibat terhentinya pasokan dari Rusia.
Dilansir Financial Times UE mengatakan ambang batas wajib akan ditetapkan untuk harga yang dikenakan oleh perusahaan yang memproduksi energi murah dari sumber non-gas, seperti nuklir dan energi terbarukan.
Komisi Eropa juga mengusulkan "kontribusi krisis" dari perusahaan minyak, gas, dan batu bara besar dan ingin pengguna listrik mengurangi konsumsi mereka setidaknya 5 persen selama jam harga puncak tertentu.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta, narasi jutaan warga Eropa kecam dan protes menentang Amerika adalah keliru.
Video itu sendiri tidak berisi tentang protes seluruh jutaan warga Eropa ke Amerika Serikat terkait pasokan gas. Saat ini, Eropa diketahui mengalami krisis gas akibat terhentinya pasokan gas dari Rusia.
Namun Uni Eropa sudah mengambil langkah antisipatif untuk mengatasi krisis ini. Di antaranya penghematan gas dan kontribusi melalui pajak dari perusahaan energi.
TIM CEK FAKTA TEMPO
** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]