Benar: Peneliti Cina Mengembangkan Rumah Sakit Berbasis Kecerdasan Buatan
Jumat, 16 Mei 2025 06:30 WIB

SEBUAH narasi beredar di WhatsApp [arsip] yang mengklaim sekelompok peneliti Cina telah mengembangkan rumah sakit tanpa melibatkan manusia. Rumah sakit itu disebut sepenuhnya berbasis kecerdasan buatan (AI).
Unggahan itu disertai gambar yang memperlihatkan robot berwarna putih yang sedang merawat seorang pasien di ruang rawat inap rumah sakit. “Tiongkok resmi mengoperasikan rumah sakit berbasis AI tanpa dokter manusia,” tulis narasi dalam konten.
Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah Cina telah membuka rumah sakit AI yang pelayanannya tidak melibatkan dokter manusia?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tempo memverifikasi narasi itu membandingkan dengan pemberitaan dari media kredibel. Hasilnya, memang Cina mengembangkan rumah sakit virtual yang berbasis AI. Salah satu tujuan pembuatannya sebagai media pembelajaran dokter dan masyarakat umum tentang pelayanan rumah sakit, diagnosa penyakit, serta tindakan yang bisa diambil.
Konten digital tersebut menuliskan sumber informasi berasal “cosmi.dev”. Nama ini merupakan akun Instagram yang pertama mengunggah konten tersebut. Akun tersebut menjelaskan, mereka mengutip informasi tersebut The Sun.
The Sun dalam artikelnya menjelaskan mereka mengutip dari Global Times yang berkantor di Beijing, Cina. Berita yang terbit tanggal 29 Mei 2024 itu bersumber dari wawancara terhadap beberapa peneliti di Universitas Tsinghua yang terlibat dalam pengembangan rumah sakit virtual.
Simulasi rumah sakit yang diberi nama Agent Hospital itu dikembangkan secara virtual. Peneliti menciptakan karakter dokter, perawat, dan pasien menggunakan AI.
Pembuatan rumah sakit virtual tersebut sesungguhnya sebagai media pembelajaran, baik bagi dokter dan masyarakat umum. Sehingga mereka bisa belajar mengenai pelayanan rumah sakit, diagnosa penyakit, serta tindakan yang bisa diambil. Simulasi yang tersedia di rumah sakit AI diharapkan bisa menambah pengalaman para dokter. Informasi yang sama diberitakan South China Morning Post (SCMP).
Menciptakan Agent Hospital adalah salah satu proyek pelibatan AI dalam pendidikan kesehatan medis di Cina. Pelayanan kesehatan di negeri Tirai Bambu tersebut dalam beberapa tahun terakhir terus meningkatkan AI dalam layanan kesehatan.
Namun, kritik terhadap langkah tersebut juga banyak bermunculan, SCMP melaporkan.
Misalnya sekelompok tim peneliti dari Universitas Tsinghua, memperingatkan risiko bahaya pelibatan Deepseek dalam pelayanan pengobatan yang terlalu cepat. Pendapat mereka tertuang dalam laporan ilmiah yang terbit di jurnal ilmiah di bidang medis, JAMA.
Jurnal tersebut berisi kekhawatiran atas penggunaan DeepSeek yang berlebihan oleh Cina di bidang kesehatan. Risiko yang bisa muncul di antaranya dapat mengakibatkan kesalahan diagnosis atau bias pengobatan. Selain itu, dokter yang terlalu berhati-hati bisa mendapat beban tambahan untuk memverifikasi hasil AI dalam pengaturan klinis yang sensitif terhadap waktu
Kesenjangan sebaran teknologi, keamanan siber, privasi, sistem Deepseek yang terpusat, serta efektivitas pengawasannya, menjadi tantangan lain dalam pelaksanaannya.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Cina telah membangun rumah sakit AI yang tidak melibatkan dokter manusia adalah kalim yang benar.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]