Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Video Pembuatan Permen Yupi dari Kulit Babi

Senin, 24 Januari 2022 15:53 WIB

Keliru,  Video Pembuatan Permen Yupi dari Kulit Babi

Sebuah video yang memperlihatkan proses pembuatan permen berbahan kulit babi beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan klaim bahwa terbukti permen Yupi terbuat dari kulit babi.

Di Facebook, video berdurasi satu menit lima detik tersebut dibagikan akun ini pada 10 Januari 2022. Akun inipun menuliskan narasi, “Info ny bukan cuma yupi, tp permen" yg bertekstur kenyal lainnya.” Selain di Facebook, video serupa juga tersebar di TikTok.

Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah mendapat 417 komentar dan dibagikan lebih dari 300 kali. Apa benar ini video pembuatan permen Yupi dari kulit babi?

Tangkapan layar unggahan video yang diklaim sebagai proses pembuatan permen yupi dari bahan dasar babi.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menggunakan tool InVid. Selanjutnya penelusuran dilakukan dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex.

Hasilnya, video tersebut dibuat jurnalis asal Belgia, Alina Kneepkens, untuk memperlihatkan bagaimana secara umum proses pembuatan permen kenyal berbahan gelatin yang diambil dari kulit babi. Namun, film pendek tersebut tidak menyebut secara spesifik salah satu merek permen, termasuk merek Yupi.

Perusahaan yang memproduksi permen Yupi, PT Yupi Indo Jelly Gum, menyatakan gelatin yang mereka gunakan berasal dari sapi.

Video yang identik dengan kualitas yang lebih baik pernah dimuat situs Boredpanda.com pada 2 September 2016 dengan judul, “After Seeing How Gummies Are Made, You’ll Probably Never Eat Them Again.”

Menurut Boredpanda, video tersebut dibuat jurnalis lepas asal Belgia bernama Alina Kneepkens. Ia mendokumentasikan pembuatan permen karet. Video tersebut menunjukkan seluruh proses dari awal hingga akhir (cerita terbalik) tanpa memotong bagian yang tidak nyaman.

Video tersebut memperlihatkan bagaimana permen lezat itu dibuat dari campuran sisa-sisa hewan yang dicincang, bahan kimia yang direbus, dan berton-ton gula. Hasil akhirnya manis, tapi realita pembuatannya meninggalkan rasa asam di mulut kita. 

Menurut The Sun, Alina Kneepkens mengubah proses pembuatan permen dengan memfilmkannya secara mundur untuk video yang mengganggu ini.

Dimulai dengan makanan kenyal yang dimakan, film memutar waktu untuk menunjukkan bagaimana mereka dibuat, diakhiri dengan gambar babi dari dekat yang memilukan.

Gelatin, bahan pembentuk gel utama dalam manisan, terbuat dari kulit dan tulang binatang - bahan-bahan berdarah yang ditunjukkan dalam video yang tidak menyenangkan. Video itu diakhiri dengan foto seekor babi yang menatap kamera dengan tatapan sedih.

Dilansir dari Mirror.co.uk, Gelatin adalah bahan pembentuk gel yang terbuat dari kulit dan tulang hewan. Produk-produknya terutama terbuat dari bahan hewani yang ditinggalkan oleh industri daging.

Mereka kemudian dilapisi dengan pewarna, gula dan pemanis lainnya untuk menghasilkan manisan lezat yang dinikmati oleh jutaan orang setiap hari.

Film pendek Kneepkens adalah salah satu dari serangkaian video mengocok perut yang mendokumentasikan cara makanan kita dibuat.

Menurut Live Science, gelatin adalah "kumpulan protein hewani yang panjang dan berserat yang disebut kolagen, yang terikat bersama dalam struktur heliks tiga untai - mirip dengan heliks dua untai DNA."

Untuk membuat gelatin, bagian hewan seperti tulang, tanduk, dan kulit direbus dalam waktu lama.

Kolagen dalam gelatin memang berasal dari tulang yang direbus dan kulit hewan yang diproses untuk diambil dagingnya (biasanya sapi dan babi). Tapi kuku terdiri dari protein yang berbeda, keratin, yang tidak dapat menghasilkan gelatin.

Melalui situs resminya, perusahaan yang memproduksi permen Yupi, PT Yupi Indo Jelly Gum, mengklaim gelatin yang mereka gunakan berasal dari sapi.

“Gelatin sapi ini membuat teksturnya jauh lebih lembut dibandingkan permen lainnya sehingga produk lebih mudah dibentuk,” dikutip dari Yupindo.com.

Hingga saat ini gummy jelly tersedia dalam berbagai macam bentuk buah-buahan, hewan, dan lain-lain. Yang paling terkenal adalah gummy bear.

PT Yupi Indo Jelly Gum menyatakan bahwa produk Gummy yang diproduksinya telah berstandar international dan memiliki standar kualitas ISO 22000.

"PT Yupi Indo Jelly Gum telah memiliki Halal yang dari MUI dan telah memiliki nomor registrasi BPOM RI pada setiap produk yang diedarkan. Produk Gummy yang diproduksi oleh PT Yupi Indo Jelly Gum juga telah berstandar international dan memiliki standar kualitas ISO 22000," ujar Marketing Manager PT Yupi Indo Jelly Gum, Amerlina H Lumintang dalam rilisnya yang dikutip dari Merdeka.com, Kamis (19/4).

Menurut Amerlina H Lumintang, produk yang dihasilkan oleh PT Yupi Indo Jelly Gum telah memenuhi keamanan pangan dan kesehatan. Tak cuma itu, perusahaan juga telah menerapkan sistem Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) dan telah mengikuti standar Internasional Good Manufacturing Practices (GMP) sebagai penunjang penerapan sistem HACCP tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video yang diklaim sebagai pembuatan permen Yupi dari kulit babi, keliru. Film pendek yang dibuat Alina Kneepkens tersebut memperlihatkan bagaimana secara umum proses pembuatan permen kenyal berbahan gelatin yang diambil dari kulit babi. Namun, film pendek tersebut tidak menyebut secara spesifik salah satu merek permen, termasuk merek Yupi.

Umumnya permen jenis gummy bear memang mengandung gelatin. Gelatin sendiri dapat diambil dari kulit babi atau tulang sapi atau hewan lainnya. PT Yupi Indo Jelly Gum menyatakan bahwa gelatin yang terkandung dalam produk Gummy yang diproduksinya berasal dari sapi dan telah mendapat sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

TIM CEK FAKTA TEMPO